4 Bulan Yang Lalu

375 25 2
                                    

Di ruang tengah, dengan raut marahnya Rion mulai mengintrogasi satu persatu anggota keluarganya.

"Selain Caine, ada lagi yang masih berhubungan dengan anjing anjing kepolisian itu?" tanya Rion dengan suara rendah.

"Echi?"

"Enggak pi, Echi juga lagi jaga jarak sama pak Jakar"

"See? Cuma lu Caine! Maksudlu jalin aliansi sama Makomi apa? Lu tolol ato goblok? Kita mafia Caine" ucap Rion dengan raut muka setengah putus asa, demi apapun, ia hanya ingin melindungi keluarganya saja.

Setelah melihat Caine dengan mata kepalanya sendiri tengah membuat kesepakatan dengan Makomi, Rion marah besar. Beberapa kali ia sempat memukul dan melempar tubuh Caine hingga terbentur tembok.

"Yon, hanya dengan beraliansi sama polisi agar kita bisa naklukin Cosa Nostra, lagipula berkas yang gw ajukan ke Makomi sama sekali tidak bersangkutan dengan TNF. Senjata juga kepolisian yang nyediain" ucap Caine mencoba menjelaskan.

"Sekarang lu pilih, lu keluar sendiri dari rumah ini ato gw seret lu keluar?" putus Rion final meski telah mendengar penjelasan Caine.

"Yon" cegah Gin, bagaimanapun juga Caine adalah salah satu dari pendiri TNF.

"Papi, jangan usir mami" tangis Echi mulai terdengar di ikuti dengan tangis Selia, Key, Souta dan yang lain.

"Keputusan gw udah bulat. Masih bersyukur kalian, gw gak tembak kepala Caine saat ini juga"

"Maksudlu apa si Yon?! Caine juga pendiri TNF bangsat!" marah Gin yang mulai terpancing dengan ucapan Rion. Entah itu Gin mupun Riji kini beberapa kali memukul Rion, begitupula Rion yang juga memukul dua anak itu.

"Jangan bertengkar, Gin Riji papi" tangis Echi semakin deras melihat dengan lemas keluarganya saling memukul. Itsmo dan pak Sui mencoba melerai tapi tak sanggup.

"KALIAN BERHENTI!! SAYA AKAN KELUAR, JADI TOLONG jangan saling memukul" teriak Caine yang berhasil melerai Rion Riji dan Gin meski dengan suara pelan Di akhir.

Dengan dengusan kasar, Rion pergi dari ruangan.

"Gw kecewa ma lu Caine, tapi gw lebih kecewa sama keputusan sepihak lu Yon" ucap Gin sebelum ikut pergi dari ruangan.

"Mami jangan pergi mi, kalo mami pergi Echi sama siapa? Echi gak mau kehilangan sosok mama lagi"
"Mia juga mi, jangan pergi" tangis Echi sembari memeluk erat tubuh Caine. Selia, Key, Souta, Mia, Garin dan Jaki juga melakukan hal yang sama.

Krow? Ia ingin memeluk maminya juga, tapi kakek Itsmo dan pak Sui menyuruhnya untuk menyusul Gin. Karena jika Gin sudah mengamuk, ia tidak akan melihat tempat untuk melampiaskan amarahnya. Akan sangat berbahaya jika Gin sampai melukai warga lokal.

Tangis Echi, Selia, dan yang lain semakin terdengar saat Caine melangkah membawa beberapa tas nya keluar dari rumah. Dengan senyum, Caine masih mencoba menenangkan anak anak yang sudah menjadi keluarganya beberapa tahun ini.

Di sisi lain, Rion menatap Caine pergi dari rooftop lantai dua dengan sorot mata yang sulit di artikan.

"Apa kita terlau egois Caine? Saya gak tega liat anak anak nangisin kamu kayak gini"

Dari dalam mobil, netra emas Caine juga berkilat menatap Rion mencoba berbicara lewat sorot matanya yang tenang sebelum pergi menghilang bersama mobilnya.

/Kita harus berhasil Yon, apapun yang terjadi/

Untuk beberapa saat, Rion tetap di sana, mengalihkan pandangan dari jalan raya ke arah langit. Menatap taburan bintang yang terlihat sedikit pucat karena awan.

Take Me Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang