Lautan Cermin Bintang

312 25 6
                                    

Seluruh anggota TNF kini sudah bersiap dan pergi menggendarai mobil 8 jam setelah membaca buku kecil Caine. Mengenakan jaket keluarga mereka dan tentunya juga dengan perlengkapan lengkap untuk berjaga jika di hadang di tengah jalan.
Ya, semuanya kecuali Echi yang masih terlelap dalam tidur panjangnya dan Gin Juga Jaki yang pergi lebih dulu.

"Sat! Kenapa lokasinya jauh banget cok" marah Souta dengan beberapa kali memukul setir.

"Malam nanti kalian tidur, saya, Itsmo dan yang lain di masing masing mobil akan gantikan mengemudi" ucap pak Sui agar mereka tetap dalam perjalanan.

Di mobil Krow, Selia masih mencoba menghubungi Riji yang tiba tiba tidak aktif.

"Sel ada awpa?" tannya Garin mulai khawatir dengan gadis yang duduk di sampingnya.

"Riji gak bisa di hubungi, papi juga. Hp mereka gak aktif, gw takut" panik Selia yang kali ini tak dapat lagi ia pendam.

"Fuck, Sel tenang dulu mungkin mereka lagi transaksi. Nanti coba call lagi" ucap Krow mencoba menenangkan Selia sembari menginjak pedal gas lebih kuat.

/Anjing Krow gw tau kita lagi buru buru, tapi bukan berarti lu boleh kebut kebutan anjing, bahaya!/ teriak Mako dari radio tepat saat mobil Krow menyalipnya dengan kecepatan jauh diatas batas aman.

"Rin, lu coba hubungin Gin ato Jaki, mereka kan berangkat lebih dulu" ucap Krow tanpa memperdulikan teriakan Mako.

"Owke, Keow fokus menyetir, hati hati"

"Sel tenang, mereka pasti baik baik aja" tenang Krow sekali lagi.

Di sisi lain, setelah transaksi selesai, Riji dan Rion kini bersyukur setelah melihat sebuah pom bensin.
Ya, hp mereka kehabisan baterai, begitupun dengan mobil mereka yang kehabisan bensin saat Riji tledor dan lupa untuk mengisi bensinnya.

"Wah gilak capek pi, hp mati, keabisan bensin, kita dorong mobil tiga kilo anjir" teriak Riji yang kini sudah terkapar penuh keringat di lokasi peristirahatan pom.

"Hah apes Ji, coba cek hp kalau sudah terisi"

"Iya Yon, kita istirahat disini dulu aja yok sumpah capeknya kek mo mati Yon. Baru kali ini gw dorong mobil tiga kilo meter anjir"

"Iya" jawab Rion dengan senyum teduhnya sebelum berlalu untuk mengisi mobil mereka.

Puluhan notifikasi masuk ke hp Riji saat hp nya ia aktifkan setelah daya baterai menampilkan angka 57%.

"Anjing, ada apa ini? Banyak banget cok notifnya. Pi, coba idupin hp"

"Masih di isi Riji" jawab Rion malas karena memang ia tengah tiduran, lelah.

"Eh bentar Selia telfon"

"Halo sayang ada ap- eh loh kok nangis? Kamu kenapa? Sel?"

/Riji lu goblok anjing kek tai lu bangsat tolol/ marah Krow mengambil alih hp Selia.

"Lah anjing, gw baru buka hp sat, ada apa si? Selia tadi nangis kenapa?" marah Riji yang berhasil membuat Rion bangkit dari posisi tidurnya saat mendengar ucapan Riji tentang Selia yang menangis.

/Rion ada sama lu?/

"Iya ada, tapi jawab gw dulu anjing jangan buat gw khawatir" tanya Riji tak sabaran.

/Bentar gw pinggirin dulu mobilnya. Nih Sel udah jangan nangis, mereka gapapa/

"Riji ada apa?"

"Gak tau pi, tapi mereka kayak panik gitu, ini Krow lagi minggirin mobil katanya"

Selang beberapa waktu, dering panggilan kembali terdengar dari ponsel Riji.

"Ya halo?"

/Syukurlah, syukurlah kalian bisa dihubungi lagi. Kamu tau Ji? Kita khawatir, kami khawatir. Dan soal obat-/ ucap panjang Selia yang bercampur dengan tangisanpun terhenti saat suara seorang laki-laki terdengar dari sebrang.

Take Me Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang