Pak Jakar

355 32 1
                                    

"Gw bilang pergi ya pergi! Pergi Krow! Gw mohon pergi Krow, gw takut, mami papi, takut"

Suara keras dari pria lembut itu terdengar jelas dari kamar Echi. Echi yang beberapa hari ini tak nafsu makan hanya semakin mringkukan tubuhnya di atas ranjang. Menenggelamkan wajah manisnya dalam bantal berharap keluarganya segera membaik.

Dering ponsel menggema mencoba mengambil atensi Echi dengan lembut.

"Pak Jakar?"

"Halo"

/Teh Echi, suaranya kok serak? Abis nangis ya?/

"Enggak kok pak Jakar, Echi cuma flu aja beberapa hari ini" elak Echi.

/Teh Echi, saya memang tidak tau teh Echi ada masalah apa, tapi nangis itu hal yang wajar teh Echi, jadi jangan di tahan biar dadanya agak lega/

Sebuah kalimat sederhana yang berhasil meloloskan airmata Echi lagi.

"Pak Jakaar"

/Gapapa nangis aja. Besok mau ketemu? Ada sesuatu yang mau saya sampe in/

"Apa? Kenapa gak bilang sekarang aja? Echi keluar ya, kita ketemu di deket Uwu cafe" tanya Echi di sela tangisannya.

/Aduh teh Echi tapi ini udah lumayan malem loh, besok pagi aja teh/ ucap Zakaria dari sebrang.

"Enggak, sekarang aja, lagian aku juga mau puasin nangis di luar. Echi capek di rumah. Persetan dengan si tua itu"

Tanpa menunggu persetujuan dari laki laki di sebrang telefon, Echi menutup panggilan dan bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Di lantai bawah, Key yang tak sengaja melihat Echi tengah memakai jaket dan bersiap pergi menggunakan motor Krow pun mencoba manggil.

"Echi ini udah jam sembilan malem, mau kemana?" tanya Key khawatir, pasalanya setelah kepergian Caine, Echi bahkan jarang keluar kamar jika Aenon atau Selia tidak membujuknya untuk makan.

"Ke Uwu Cafe bun, cari kopi"

"Beneran cuma ke Uwu Cafe?"

"Iya"

"Ya udah hati hati, itu motor udah izin kan?"

"Udah, aku berangkat dulu" pamit Echi.

"Hati hati" teriak Key.

"Heh anjir motor gw mau dibawa kemana itu" teriak Krow dari roftop lantai dua saat indra pendengarannya mendengar suara motor nya di bawa pergi.

"Loh Krow? Katanya Echi udah izin tadi" tanya Key yang terkejut dengan teriakan Krow dari lantai dua.

"Mana ada. Mau kemana si tu anak malem malem?"

"Katanya ke Uwu cari kopi. Udah biarin, biar dia nyari udara segar dulu"

Di jalan, Echi kembali menitikan air mata. Bukan soal pak Jakar yang menyuruhnya menangis, tapi saat mendengar teriakan Jaki.
Ia memang tak begitu dekat dengan kakak pink nya itu, tapi dari awal ia masuk tnf hingga detik ini, mendengar teriakan putus asa Jaki tadi adalah kali pertama ia dengar.
Echi juga pernah mendengar darI Krow kalau latar belakang kakaknya itu lumayan rumit juga, tapi ia sama sekali tak menyangka ternyata bukan hanya dia yang menganggap mafia Tokyo Noir Familia adalah sebuah rumah.

Selang beberapa waktu, Echi tiba di parkiran Uwu Cafe. Netranya langsung tertuju pada sosok pria bersurai putih lumayan panjang tengah duduk menunggunya.

"Pak Jakar"

"Teh Echi? Pakai motor? Motornya ditinggal aja, ikut saya pakai mobil aja, kita ngobrolnya jangan di sini" ajak Zakaria yang hanya di iyakan oleh Echi.

Take Me Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang