Bahagia

357 35 4
                                    

Bahagia?

Apa itu bahagia?

Ketika mimpi indah telah usai, kau bangun dari tidur panjang tepat sehari setelah dua pilar keluarga rubuh, belum lagi sosok kakak yang juga ikut tiada.
Apa setelah mengetahui hal itu, 'bahagia' masih ada?

"Echi? Kok nangis gitu? Kangen mereka ya? Habis ini, kita ke sana ya? Kita kirim doa" ucap lembut laki-laki bersurai putih yang mulai memeluknya. Dekapan hangat yang kapanpun akan ia berikan pada gadisnya.

"Pak Jakar, harusnya hari ini, papi sama mami yang pegang tangan Echi ke pelaminan" tangis gadis bersurai ungu semakin terisak sembari memegang erat gelang jam dan cincin berlambangkan naga di tangannya.

"Echi tau? Kenapa kepala keluarga TNF di wariskan ke Echi? Itu karena pak Rion dan pak Caine tau, Echi anak paling kuat. Mereka tau, mereka selalu ada di sini, di hati kita" ucap laki laki bersurai putih itu tulus yang berhasil mengembalikan senyum di wajah ayu Echi.

Ya, hari ini adalah hari pernikahan Echi dengan Zakaria, sekaligus perayaan atas keberhasilan perusahaan Riji dan Gin yang bergerak di bidang kesehatan dan pertambangan.

Hari bahagia setelah dua tahun kehilangan sosok yang paling mereka rindukan.

#
#
#

Saat itu, se hari setelah pemakaman Rion, Echi mulai menjukkan tanda tanda akan sadar.
Untuk kondisi Jaki, ia masih terbaring di ruangan yang sama dengan Echi.
Jaki, benar benar selamat setelah melewati beberapa kali tindakan oprasi darurat untuk mempertahankan nyawanya.

"Kak Mako kak Echi kak, jari kak Echi gerak kak" teriak Mia memanggil Mako yang ada di depan ruangan Echi dan Jaki.

Ya, mereka menempatkan Jaki di ruangan yang sama dengan Echi, agar lebih mudah bagi mereka menjaga dan mengawasi dua orang yang tengah terbaring lemah di sana.

"Gin Echi Gin, panggil dokter!"

Tak lama kemudian setelah beberapa saat dokter memeriksa keadaan Echi, perlahan netra ungu itu terbuka dengan lemah. Pupilnya mencoba menyesuaikan cahaya sebelum mencoba mencari dua wajah yang sudah lama menemaninya dalam tidur panjang.
Namun bibirnya terlalu lemah untuk menanyakan keberadaan dua orang yang ia cari.

"Echi? Ada apa? Pelan pelan jangan di paksa dulu, tenggorokanmu pasti sakit, kering kan" ucap Key mencoba menenangkan Echi yang gelisah.

"Chi, makasi udah bangun ya? Kita khawatir Chi, terutama pak Zila. Kau tau? Selama kau tidur, pak Zila yang jaga kamu siang malam Chi" ucap Gin lembut namun mereka semua tau, Gin mencoba mengalihkan pikiran Echi.

Echi hanya menatap lemah wajah Gin yang entah bagaimana terlihat sangat lelah. Ia sedikit terharu sekaligus terkejut mengetahui kalau pak Zila atau yang sering ia panggil pak Jakar itu yang menemaninya.

Netra lemahnya masih mencoba mengedarkan pandangan mencari anak laki-laki bersurai pink yang entah bagaimana juga sempat masuk dalam mimpinya.

"Echi, kau butuh istirahat. Jangan berfikir apa apa dulu. Istirahatlah" ujar pak Sui dengan usapan lembut pada surai ungu Echi yang terasa kusut.
Echi hanya mampu menatap pak Sui dengan tatapan yang meng-iya kan perintah pak Sui.

Jika kalian tanya apa Echi tak melihat Jaki di kamarnya? Itu karena Riji memasang penghalang di kamar itu.
Bagaimanapun juga, ia telah memikirkan konsekuesi jika salah Echi yang baru saja koma berbulan bulan bangun dengan pemandangan pertama adalah tubuh kakaknya yang juga terbaring lemah di ruangan yang sama.

"Ji, gw-"

"Gapapa Krow, kita semua di sini, Jaki di sebelah gak ada yang jaga, lu pergi aja. Lagipula Echi juga lagi tidur" jawab Riji menanggapi panggilan dari Krow di belakangnya.

Take Me Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang