5 | Where's D?

39 9 2
                                    

┈─
© 𝟮𝟬𝟮𝟰, 𝙖𝙧𝙡𝙤𝙟𝙞𝙙𝙞𝙥𝙪𝙩𝙖𝙧

Rumah, ah tidak, tempat tinggal Rachel masih di studio rekaman. Kini ia menatap kosong layar laptop di hadapannya, duduknya tak terasa nyaman, bahkan sudah hampir dua jam berlalu, namun ia tak kunjung dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya. Perasaan bosan dan hampa menyelimuti dirinya. Ia tak bisa berhenti memikirkan percakapannya dengan Daniel kemarin. Entah mengapa, ia merasa terlalu keras kepada pemuda itu.

< Livy Manager D.

Livy |
[14.35]

| Kenapa, Chel?
[14.40]

Aku bingung |
[14.43]

Menghela napas panjang, Rachel memutuskan untuk tidak menyia-nyiakan waktunya lebih lama lagi di sini. Dengan cepat, ia membereskan barang-barangnya dan bergegas keluar. Ia akan pergi menemui Daniel. Tanpa berpikir panjang, Rachel memesan taksi.

●●●

"Ke jalan Pantura ya, Pak!" ucap Rachel langsung dijawab dengan anggukkan mantap dari pak supir.

Pikiran Rachel melayang-layang, kembali ke kejadian kemarin bersama Daniel. Ia tak henti-hentinya memikirkan betapa kasarnya ia berkata pada pemuda itu. Rasa bersalah terus menggerogoti hatinya.

Jemarinya bergerak lincah di atas layar gawainya, membuka aplikasi media sosial. Tanpa sengaja, matanya menangkap berita-berita yang bergulir cepat. Nama Daniel Sebastian dan Producer-Rach muncul di sana-sini, disertai spekulasi dan rumor yang membuat kepalanya berdenyut.

Ia melihat foto-foto dirinya bersama Daniel saat itu, ia membuka kolom komentar membanjiri unggahan tersebut. Rachel menggigit bibir bawahnya, semakin sesak dadanya melihat comment hate.

Rasa cemas dan khawatir memenuhi diri Rachel. Ia harus segera menemui Daniel, meminta maaf dan memastikan keadaannya. Tak peduli apa yang terjadi, ia harus memastikan Daniel baik-baik saja. Dengan tekad yang bulat, Rachel menunggu taksi itu sampai hingga tujuan.

●●●

Sesampainya di depan apartemen Daniel, Rachel baru mengetahui kebodohannya. Belum mengabari tapi sudah bertemu.

"Lo dateng juga ya?"

Rachel terkejut mendapati seorang pemuda tiba-tiba berada di sampingnya.

"Sagam? Sejak kapan lo balik ke—"

Tiba-tiba saja Sagam menyerahkan sebuah kunci. "Kunci cadangan kamar Daniel," celetuk Sagam.

"Mak ... sudnya?"

Sagam enggan menatap perempuan itu, ia hanya berkata, "Buka aja pintunya."

"Jawab gue dulu, kenapa lo ada di sini?"

"Panjang."

"Kenapa gak ngabarin gue?!"

"Buka dulu pintunya, Ni!"

Gertakan Sagam menyadarkan Rachel, dalam keadaan pasrah ia harus menerima kunci itu dari tangan Sagam, dengan perasaan tak enak, Rachel menerima kunci itu dan mulai memasukkannya pada lubang kenop kamar apartemen Daniel. Ia membuka pintu dengan perlahan, namun betapa terkejutnya ia saat mendapati apartemen itu kosong, tak ada tanda-tanda keberadaan Daniel.

"Kok apart-nya bersih?"

Belum sempat melontarkan pertanyaan lagi, ponsel Rachel tiba-tiba bergetar di saku kanannya. Sebuah notifikasi pesan masuk dari seseorang, Livy, muncul di layar. Dengan rasa penasaran, ia membuka pesan tersebut dan melihat serangkaian kata yang tampaknya penting. Rachel menatap kembali ke arah Sagam yang langsung mengerlingkan bola matanya. Tatapan Rachel bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Sambil membaca pesan itu, Rachel menahan tangan Sagam yang hendak pergi.

< Livy Manager D.

| kamar apart sekarang jadi punya lo ya
| btw line gue lo blokir ya?
[19.26]

Rachel mengerutkan kening, semakin bingung dengan situasi ini. Kemana sebenarnya Daniel pergi? Dan mengapa Sagam tiba-tiba muncul dan memberikan kunci kamar ini padanya? Berbagai pertanyaan berkecamuk di benak Rachel, membuatnya semakin cemas akan keadaan Daniel.



Halo, aku kembali dengan menyajikan narasi terbaru 'Revolusi Rasa'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halo, aku kembali dengan menyajikan narasi terbaru 'Revolusi Rasa'.

Aku ucap terimakasih banyak buat kamu yang sudah menaruh afeksi, waktu luang, sisa-sisa hari kamu cuma untuk baca cerita singkat HAERYU alternative yang udah aku rancang separuh hati.

Sayangnya cerita 'Revolusi Rasa' dengan terpaksa aku tamatkan dengan narasi menggantung pada hari ini juga. Sebenarnya ada banyak narasi berkecamuk di kepalaku, tapi aku juga gak sanggup buat nerusin cerita ini. Di akhir-akhir tahun 2024 ini aku harus fokus sama pendidikanku dan aku bukan tipikal orang yang fleksibel sama suatu pekerjaan, deadline? Itu sudah pasti musuhku.

Jangan berkecil hati guys, aku masih ada 2 cerita garapan untuk kedepannya tapi jangan menunggu ya, capek nanti :P

- Nath, Agustus 2024.

- Nath, Agustus 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Revolusi Rasa, HaeryuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang