chapter 4. kuat bukan segalanya

87 16 0
                                    

Menari lah bersama kupu-kupu yang indah itu. Tapi, jangan ikut pergi seakan-akan kau memiliki kehidupan yang singkat di dunia ini.

 Tapi, jangan ikut pergi seakan-akan kau memiliki kehidupan yang singkat di dunia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayato selalu berpikir bahwa dunia ini terlalu kejam untuknya. Bagaimana tidak, dia yang telah kehilangan orangtuanya. Justru bertahan hidup di dunia yang seperti ini, penuh rasa sakit bahkan penderitaan. Entahlah Hayato juga tidak bisa menjelaskan, kenapa dunia kejam menurutnya.

Padahal semesta tidak mempercandakannya. Yang terjadi merupakan kenyataan yang ada. Hidup ini penuh dengan tanda tanya. Bahagia atau tidaknya, kita juga tak akan mengetahuinya. Yang perlu dilakukan, hanyalah bertahan hidup sampai Tuhan menyatakan kepulanganmu.

Namun, Hayato tidak mau seperti itu. Dia berkali-kali memutuskan untuk mati. Hanya saja selalu gagal, karena orang-orang terdekatnya menjadi alasan kenapa Hayato penasaran dengan kehidupan selanjutnya. Barangkali Tuhan memberikan kejutan untuknya, maka dari itu. Tidak ada salahnya jika dia bertahan sebentar saja.

"Kemarin kau ke mana?" Tanya Nirei yang memberikan telur gulung miliknya itu pada Hayato.

"Aku gak kemana-mana, biasa cuma di rumah sama kakekku."

Jawaban itu bukanlah sebuah kenyataan yang ada, Hayato sedang berbohong. Nirei tidak sengaja melihatnya, tapi dia tidak sempat untuk mengikutinya. Karena ibunya memintanya untuk cepat-cepat pulang. Nirei mencoba memastikan, jika Hayato tidak kenapa-kenapa.

Kemarin saja yang dilihatnya, Hayato terlihat mengendap-endap. Dia memang seperti seseorang yang sedang kabur dari rumah. Ya bagaimana tidak, dia pergi  sekitar pukul 23:03 dini hari. Nirei benar-benar tidak sempat untuk mengikutinya kala itu.

Dan sekarang dia justru menyesal, dia takut sekali Hayato menyembunyikan lukanya. Karena dasarnya Hayato suka bertindak baik-baik saja. Sekalipun dia sedang terluka.

"Kau bohong kan?" Sahut Hayato sambil melahap makanannya itu.

Hayato tersentak, perkataan santai Sakura entah kenapa terdengar lebih mencekam. Lagian teman-temannya itu mudah sekali menilai keadaan. Sampai-sampai Hayato tidak bisa berbohong pada mereka.

"Kemarin tuh beneran gak ngapa-ngapain kok, aku cuma jalan-jalan doang. Gak ada musuh, percayalah padaku," jawab Hayato tersenyum lebar.

Lagi-lagi senyuman itulah yang dijadikannya sebagai senjata. Sekalipun dia benar-benar terluka, Hayato tidak bisa menghilangkan senyumannya. Dia akan terus tersenyum manis, seolah-olah dia paling baik-baik saja di dunia ini.

Hayato tidak tahu betapa khawatirnya Nirei dan Sakura padanya. Meskipun terdengar seperti bukan kebohongan, tetap saja mereka mengkhawatirkannya.

𝘋𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘮 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang