chapter 7. menyalahkan takdir.

107 17 0
                                        

Adakalanya seseorang itu terpaksa untuk egois. Dia yang tidak ingin terus-terusan terluka, menyalahkan takdir yang tidak membiarkannya merasakan ketenangan.

 Dia yang tidak ingin terus-terusan terluka, menyalahkan takdir yang tidak membiarkannya merasakan ketenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehidupan memanglah sulit, tak selamanya keadaan bisa terus baik-baik saja. Tak selamanya pula hal-hal baik berpihak pada setiap orang. Maka dari itu, bersiaplah untuk menjadi lebih kuat. Agar perih sulit dalam hidup, masih mampu untuk di taklukkan seorang diri. Semuanya pasti akan berlalu.

Hanya saja, Hayato tidak bisa melakukan hal semacam itu. Perihal takdir yang sudah menyakitkan saja, membuat Hayato takut untuk menjalani kehidupannya. Di tambah lagi dengan kesalahannya di masa lalu, jika seandainya bukan kesalahan. Hayato ingin sekali menghilang, dia tidak suka hidupnya. Bahkan menyesali kesalahannya, yang tidak sepenuhnya bisa diperbaiki olehnya itu.

Takdir itu kembali menyapa berkali-kali dalam hidup setiap makhluk yang bernyawa di dunia ini. Namun, takdir tidak pernah bertanya mau menerimanya atau tidak. Sementara setelah takdir itu singgah, dunianya mulai berantakan dan tak terkendalikan.

Jujur saja, tidak ada yang ingin hidup seperti ini. Jika saja Hayato tahu, bahwa takdir ada sebagian yang bisa di ubah. Maka dia ingin menjadi orang yang baik dari awal. Bukannya menindas yang lemah, demi melampiaskan kekesalannya.

Hayato selalu berharap, bisa memiliki kesempatan untuk meminta maaf pada orang-orang yang pernah di sakitinya. Tapi, Hayato tidak bertemu dengan mereka lagi. Mereka memiliki tujuannya masing-masing, entah mereka sudah lupa atau tidaknya. Hayato hanya tahu, bahwa yang pernah terluka tidak akan lupa siapa yang melukainya.

Harapan itu tidak terwujudkan lagi, dan harapan itu tak sampai pada kenyataannya. Padahal selama ini sudah di nanti olehnya. Tapi berakhir di paksa untuk merelakan. Selanjutnya Hayato harus bagaimana? Dia telah menguburkan banyak hal dalam hidupnya. Hanya karena memikirkan kesalahannya di masa lalu, kesalahan yang tidak bisa membuatnya hidup dengan damai.

Rasanya memang tidak adil, jika dia masih merasakan ketenangan dari apa yang dilakukannya. Bahkan orang-orang di dekatnya memperlakukannya dengan sangat baik. Seolah-olah sedari awal Hayato itu seorang malaikat.

Hayato memang pandai mengontrol emosinya, dia tidak bisa marah pada orang-orang di sekitarnya. Bahkan jika mereka benar-benar membuatnya kesal. Hayato akan tersenyum dengan mudah, dia juga bisa memaafkan dengan mudahnya pula.

Tapi, tidak ada yang bertanya masa lalu Hayato itu seperti apa. Bagaimana dia menjalani kehidupannya sebelum bertemu mereka, dan apakah dia juga orang baik kala itu?

"Hayato-san, apa kau tidak mendengarkan ku?" Tanya Nirei yang menepuk lengan Hayato.

Cowok itu terkejut di buatnya, dan tersenyum hangat pada Nirei. Ya bagaimana lagi, akhir-akhir ini Hayato benar-benar merasa tidak nyaman. Dia merasa sangat bersalah, dan tidak bisa menjalani kehidupannya dengan keadaan yang normal.

𝘋𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘮 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang