Dunia tidak kejam, dunia juga sedang mengasihani mu.
Berdamai dengan keadaan saja sulit. Tapi, diharuskan berdamai dengan takdir pula. Dengan sebuah takdir yang menyakitkan, dan tidak bisa membiasakan diri.
Akan perihal itu, Hayato merasa hidupnya sudah tidak adil. Dunianya juga ikut kejam padanya. Sebelum dia melampiaskan kemarahannya pada teman-temannya, hidup Hayato memang sudah sangat mengerikan baginya.
Dia telah kehilangan ibunya terlebih dulu, dan belum lama setelah itu. Ayahnya juga meninggalkannya. Hayato berputus asa, dia dilahirkan untuk merasa bahagia. Tapi, jika dia telah kehilangan kedua orang yang menghadirkannya ke dunia ini. Maka Hayato tidak memiliki alasan untuk bertemu hidup.
Hingga akhirnya dia tersadar, bahwa ada seseorang yang terus menatapnya. Berharap dirinya masih hidup lebih lama, dan bertahan pada lukanya sendiri. Dia adalah—kakeknya.
Karena kakeknya pula Hayato berusaha untuk tidak mati. Dia tidak apa-apa jika harus menderita, selagi kakeknya masih bisa melihatnya hidup. Walaupun berkali-kali Hayato telah berputus asa, dan berkeinginan untuk mati.
"Makan yang banyak, jangan kau pikirkan lagi akan dunia yang kejam nanti kau juga paham. Kenapa kau mengatakan hal seperti itu," ucap kakeknya yang menuangkan air putih ke dalam gelas milik Hayato.
Hayato tidak menjawab sepatah katapun, dia diam saja. Dan menikmati makanan yang di masak oleh kakeknya. Sebanyak apapun sang kakak mengatakan padanya, untuk tidak memikirkan tentang dunianya yang kejam itu. Hayato tidak pernah memahaminya. Dia hanya tahu, bahwa dunia itu memang kejam.
Sementara bagi kakeknya sendiri, Hayato lah yang tidak memahaminya. Dia hanya mengatakan perihal keegoisannya, dan menyalahkan satu belah pihak saja.
"Hari ini kau boleh bermain, kakek tidak apa-apa sendiri. Kakek juga mau bermain dengan teman-teman kakek. Hal itu justru membuat kakek rindu dengan nenekmu," kata kakeknya yang bersiap-siap untuk per.
Hayato sekedar mengangguk-anggukan kepalanya. Dia tidak berkeinginan bermain sama sekali. Setelah bertemu dengan Kurita, Hayato hanya berpikiran tentang luka yang diberikannya.
Kenapa Kurita masih bisa bertahan hidup, dan menjalani kehidupannya dengan baik-baik saja. Padahal dunianya sudah kejam, pastinya dia akan selalu mengumpatui banyak hal dalam kehidupannya sendiri pula.
Namun, yang dilakukan olehnya justru sebaliknya. Kurita mati-matian mencari alasan untuk hidup di dunia ini. Sementara Hayato, terus mencari cara untuk mengakhiri kehidupannya. Tanpa perlu membuat kakeknya bersedih.
Pemikiran dan niat yang bodoh, Hayato memang telah berputus asa. Pada hidupnya yang di anggapnya kejam itu.
Beberapa saat setelah kakeknya pergi, ketukan pintu terdengar. Hayato yang membersihkan meja makan pun segera menoleh ke arah sumber suara. Dia tidak langsung bergegas pergi untuk membukakannya, dia melanjutkan untuk membersihkan meja makan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘋𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘮
Fanfiction𝐾𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑚. 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠, 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑘𝑎. ✻ʜɪɢʜᴇsᴛ ʀᴀɴᴋɪɴɢ✻ ✐2suohayato ✐3nirei ✐4tidakadil ✐7menyakitkan Start-12-Mei-2024 Minggu Finis......