_______________
Jungkook berjalan pelan menuju rumahnya. Berjalan tertatih dengan sedikit ringisan saat beberapa bagian tubuhnya terasa nyeri.
Disetiap langkah ia mengumpat, menyumpai seorang Taehyung yang membuat dirinya merana dengan penuh tanya.
"Kenapa tidak jujur saja. Jika begitu kan aku bisa minta maaf kalau punya salah"
Dan ia terus berjalan meskipun malam semakin petang dan jalan ke rumah nya masih sangat jauh begitu sepi.
Beruntung besok ia libur selama dua hari. Ia bisa istirahat penuh dan memulihkan tenaga nya kembali.
"Tubuh sialan. Kenapa tadi pingsan sih? Memalukan sekali"
Dan langkah kaki nya terhenti saat melihat sebuah kedai tteokbokki yang masih buka.
Jungkook berpikir sejenak, namun setelahnya ia memutuskan untuk mampir karena yang dia ingat, untuk hari ini ia hanya memakan Ramen saat sarapan, dan dua gulung kimbab saat istirahat tadi.
"Astaga nak, Kau bertengkar?"
Jungkook meringis, ia tidak menjawab. Memilih mengambil odeng sebanyak lima tusuk di tangan kiri, lalu di tangan kanan nya ia mengambil tiga tteokboki dan juga dua sosis yang telah dilumuri dengan kuah merah.
"Kau bersekolah dimana?"
Jungkook menatap nenek tua penjual tteokboki dengan kedua pipi yang menggembung,
"Cheongsan" Jawabnya di iringi dengan senyuman.
"Entah apa yang terjadi padamu, tapi bertengkar itu tidak baik"
Jungkook mengangguk saja, melanjutkan acara makan berdiri nya hingga ia sampai pada tusuk ke sepuluh.
"Nenek tidak berniat memberiku bonus? Hehe hanya satu tusuk saja aku sudah sangat senang"
Nenek penjual itu menggeleng tidak habis pikir. Bagaimana seorang pemuda dengan penampilan sebegini parah tetap tersenyum dan ceria seolah tidak terjadi apa-apa.
"Ambilah ambilah, ambil apapun yang kau mau"
Jungkook tersenyum senang. Ia membungkuk berkali-kali laku mengambil satu tusuk Sosis.
"Hanya satu nek?ㅡ"
"Kau berniat membuat ku bangkrut anak muda?"
Dan Jungkook kembali membungkuk, ia mengucapkan terimakasih sekali lagi lalu beranjak pergi.
Sekalipun dia adalah anak seorang yang berada, tapi siapa memang yang tidak senang dengan makanan gratisan?
Setelah jauh berjalan, langkah kaki Jungkook terhenti saat melihat ramai motor yang tampaknya tengah menyiapkan suatu pertandingan.
Jantung nya berdetak kencang. Ia mendadak merasa takut karena alasan yang bahkan Jungkook sendiri tak paham.
Langkah kaki nya memilih mundur dan berputar. Lebih baik mencari jalan lain, meskipun lebih jauhㅡ setidaknya itu membuat nya merasa lebih tenang.
"Kau tidak kasihan pada nya?"
Sebuah pertanyaan yang membuat seorang Kim Taehyung tertawa.
"Kasihan soal apa? Perundungan?"
"Dua tahunㅡ"
"Jim, kau tau sendiri, bagaimana kematian Yeonjun saat itu"
Taehyung membuang batang rokoknya. Pria berusia 21 tahun itu menatap Jimin dengan kedua alis yang bertaut marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Palette « taekook »
FanfictionUnder the underline drawn with the pencil i loved. On the shoelaces that were tied with careless worries. In the spring song I liked and the falling snowflakes. I stay with you more than anywhere else. I stay here, don't you cry ©pythagoras_ss [one...