inimicus (3)

256 51 7
                                    


_________________

Kaki itu berjalan begitu gontai, jemari kanan nya menenteng bag plastik putih berisikan dua Jajangmyeon instan tadi.

Ia memutuskan kembali ke rumah. Menurutnya Lebih baik menggunakan waktu luang nya untuk istirahat dari pada berjalan-jalan dengan wajah seperti ini. Pun, punggung nya terasa sangat sakit. Mungkin karena efek tendangan dari beberapa siswa kemarin.

Jungkook melewati jalan yang biasa dilewati sebuah bus menuju daerah rumah nya. Sebuah jalan penghubung yang di penuhi oleh pepohonan namun terlihat begitu Sepi. Ia tidak takut selagi cahaya mata hari masih bersama nya.

Tapi keberanian itu tak lagi ada tatkala beberapa motor mendadak muncul dari ujung jalan menuju ke arahnya.

Jantung nya berdetak begitu cepat, seluruh jemari nya mengepal membuat kuku panjang itu memaksa menancap melampiaskan ketakutan.

Ia sudah berada di antara motor yang memutari dirinya.

Jungkook terkejut saat bag plastik itu di rampas begitu saja. Rasanya ia ingin marah saat mereka membuang makanan instan itu dan melindas nya hingga tak berbentuk.

"Apa? Apa masalah kalian?! Kenapa terus mengangguku!" Ia berteriak ditengah bisingnya suara motor yang sengaja diperdengarkan untuknya.

"Kalian pikir aku akan takut? Tidak! Tidak akan pernah!"

Jungkook terus berteriak dengan mata nya yang memerah. Ia tidak pernah merasa membuat masalah dengan siapapun, terutama Taehyung.

Sesaat setelahnya, putaran motor itu berhenti. Jungkook menunggu wajah-wajah yang akan menghampiri nya dengan penuh ancaman.

"Pengecut!! Cuih!" Jungkook meludah,  menatap remeh pada lima orang yang menghampiri nya.

Dan lagi, Jungkook tersungkur saat salah satu di antara nya menampar wajahnya begitu kuat bersamaan dengan tiga tendangan yang mengenai diri nya.

Ia tetap pada posisi, meringkuk melindungi kepala sampai tendanan tak lagi ia rasakan dan suara dari mereka tak terdengar lagi. Motor-motor itu berlalu pergi, kembali meninggalkan nya seorang diri.

Jungkook mendudukkan dirinya perlahan. Seluruh tubuhnya terasa sakit, batin nya tertekan dan Jungkook tak tau harus menceritakan kejadian menyedihkan ini kepada siapa. Ia tak mau menbuat semua orang khawatir, namun ia tak mau terus-menerus bertahan seorang diri.
Jungkook menangis, Pertahanan nya runtuh disini .

"E-eomma hiks eomma, eomma"  Ia terus menangis dengan terus memanggil eomma nya.


Tubuhnya perlahan bangkit dengan kedua tangan yang menutupi wajah, berjalan perlahan dengan tangis yang terus terdengar. Begitu menyedihkan.





"Bodoh! Aku hanya memberikan kalian perintah untuk memberikan lembar foto ini padanya. Namun kalian hanya menghajar nya dan melupakan tugas utama kalian?!"

Taehyung menatap beberapa siswa yang kini berjejer menunduk meminta maaf. Siswa-siswa ini adalah pengikut bayaran nya saat di sekolah.
Dan Taehyung memberikan perintah untuk mereka dengan memberikan foto-foto mendiang adiknya pada Jungkook. Namun yang di dapati hanya laporan kegagalan yang mana membuat Taehyung naik darah.

Ia sedikit memiliki keraguan saat di rumah sakit tadi, maka dari itu Taehyung ingin membuktikan sesuatu melawati sebuah foto yang mungkin bisa saja menjadi petunjuk bahwa keraguan pada dirinya memang lah salah.

Jimin yang menyaksikan itu hanya menghela napas nya. Ia enggan terlibat karena Jimin takut kasihan pada si pemuda Jeon.

Taehyung mengambil kunci mobilnya, meminjam sebuah hoodie coklat milik Jimin dan pergi begitu saja dari sana.

Palette « taekook »Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang