malam harinya
saat makan malam kami tidak bisa berhenti ngomongin soal mereka
"e-ehh eva kamu yakin pake itu di sekolah?" ucap vania
"iyyaa.. kan katanya dia jangan dilepas.." ucap eva
"ekhem nurut aja kak.." ucap sania
"apa kakak sama kevin pacaran?" ucap nasya
"enggak kok.. kami hanya teman.." ucap eva
"ahh yang bener.. perasaan kalian kek orang pacaran deh.." ucap tasya
"e-ehh mana ada.." ucap eva
/tiba-tiba eva mendapat panggilan telepon
"e-ehh eva hapemu bunyi tuh.." ucap vania
"a-ahh iyyaa.. sebentar ya.." ucap eva
/menerima telepon tersebut (eva)
"ekhem ciee yang diajak berkencan.." ucap sania
"iyyaa nih.. enak yaa pasti pas kencan ditembak.." ucap vania
"ditembak mati dong kak tasya.." ucap nasya
"wkwkwk bukan gitu konsepnya nasya.." ucap tasya
/semuanya tertawa
sementara itu..
eva mendapat panggilan dari dokternya
"maaf mengganggu waktunya malam-malam begini saya ingin memberitahu anda harus memastikan kondisi tubuh anda besok " ucap dokter
"tapi dok saya tidak bisa besok.. karena saya besok sekolah.." ucapku
"kalau begitu pulang sekolah.. saya tunggu dirumah sakit, saya juga akan mengganti sift dengan dokter lain.." ucap dokter
*btw emang dokternya adalah dokter pribadi tapi prefesional.. (yang bayar dengan duit eva sendiri)
"baik dok.. saya akan kesana secepatnya.." ucapku
"yaudah kalau begitu saya akhiri ya, maaf telah mengganggu waktunya malam" ucap dokter
/lalu mengakhiri telepon
tiba-tiba kepalanya eva sakit banget
"arghh.." ucap eva yang kesakitan
"e-ehh eva.. kamu gapapa??" ucap tasya
"i-iyya gapapa kok.." ucap eva
"yakin eva?" ucap vania
"i-iyya aku istirahat dulu ya dikamar.." ucap eva
"iyyaa eva.." ucap tasya
lalu eva meninggalkan saudaranya dan bergegas pergi ke kamar
Di kamar
"arghh ini kenapa jadi makin parah.." ucap eva yang bertanya-tanya
/mencoba meminum obatnya lagi dan itu tidak membuatnya mendingan malah makin parah...
tiba-tiba hiasan dari kevin itu bersinar dan membuat kevin ke tempat kamarnya eva
"eva... kamu kenapa??" ucap kevin yang khawatir
"k-kok kamu bisa ada disini??" ucap eva yang sedang kesakitan
"kristal itu memberitahuku.." ucap kevin
kevin melihat eva mimisan langsung gercep mengambilkan serbet miliknya
/mengelap hidung eva
"maaf yaa eva.." ucap kevin yang masih fokus mengelap darah yang ada dibawah hidungnya eva
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic power
Fantasia"apakah kamu mempercayai sihir itu beneran ada?" "apakah hanya sebuah dongeng belaka?" "Disini lah mengungkapkan bahwa sihir itu nyata di dunia ini "