Bunyi denting sendok dan garpu beradu dengan piring begitu nyaring terdengar dari ruang makan, tempat Atmaja Sister tengah sarapan. Winter mendorong piringnya yang telah kosong, lalu meraih gelas berisi air putih yang langsung dia teguk hingga habis tak tersisa. Karina tersenyum melihatnya."Dek? Tadi kamu bilang soal Keluarga Raharja??" tanya Karina memecah keheningan. Winter mengangguk.
"Mbak tau soal keluarga itu??" Winter melipat kedua tangannya di atas meja makan.
"Mbak pernah denger itu dari ibu, waktu itu Ibu bilang kalau dia mau melayat ke koleganya di daerah Gunungkidul, ibu bilang salah satu Keluarga Raharja meninggal. Waktu itu ibu juga pergi bersama eyang." jelas Karina sambil mengingat kejadian saat dia duduk di bangku kelas 7 SMP.
Winter mengangguk-angguk.
"Apa kita tanya ibu aja??" tiba-tiba Karina mengusulkan idenya, namun malah mendapat gelengan dari Winter.
"Jangan mbak.. sebaiknya ibu nggak usah tau, lagian ibu kan juga lagi repot ngurusin usahanya. Aku yakin pasti eyang ninggalin petunjuk di perpustakaan rumah. Aku bakal cari." ucap Winter.
"Kita bakal cari. Mbak gak akan biarin kamu ngadepin ini sendirian." Karina berkata tegas, yang artinya tidak ada penolakan. Winter tersenyum, lalu mengangguk.
"Koco Medi, koco itu artinya kaca atau cermin, medi berarti memedi atau lelembut. Cermin berhantu?" Winter bermonolog, tapi mendapat senyuman dari Karina.
"Mbak rasa itu emang artinya. Berarti benda yang harus kita cari keberadaannya adalah cermin itu. Kamu bilang waktu kamu flashback tadi malam kamu lihat cermin di ruangan perpustakaan rumah, tapi sekarang cermin itu nggak ada, ada dua kemungkinan, pertama cermin itu udah di buang ke Parangkusumo, kedua cermin itu di ambil oleh seseorang, yang sampai sekarang masih di simpan, tapi mbak sih lebih masuk akal sama opsi kedua, pasti eyang pengen kamu nemuin cermin itu buat di hancurkan." jelas Karina.
Winter langsung menatap ke dalam mata Karina, tatapan yang hanya dapat Karina mengerti artinya, yang langsung mendapat anggukan dari gadis ayu bertahi lalat dibawah bibir itu.
"Tapi dimana kita bisa mencarinya mbak?"
"Keluarga Raharja, mbak yakin ini semua ada sangkut pautnya sama keluarga itu. Bisa aja kan kalau cermin itu masih di simpan oleh keluarga Raharja. Mbak pernah denger sesuatu dari eyang, kalau manusia sudah bersekutu dengan iblis atau lelembut, maka nggak akan mudah untuk memutuskannya. Iblis itu sejatinya lebih cerdik, mempunyai 1001 cara untuk menyesatkan manusia." Karina menuangkan air putih ke dalam gelas, lalu meneguknya.
"Dan anak kecil yang selalu dateng di mimpi aku, bahkan dia juga ada di Dunia Furter. Aku yakin ini semua juga ada hubungannya sama dia. Dan Ning⎯"
"Ning?? Kamu curiga sama dia dek?" Karina memotong perkataan Winter.
"Entahlah mbak, semenjak kejadian kecelakaan itu dan aku lihat dia ada disana, rasanya ganjil aja. Apa lagi kalau dia senyum sambil pegang rambut panjangnya, ngingetin aku sama Surti." ucap Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
WENGI [Winrina] ✔
FanfictionWintara Rinjani Atmaja, atau akrab di panggil Winter, gadis keturunan jawa yang di anugrahi kemampuan melihat dan berkomunikasi dengan bangsa lelembut. Pertemuannya dengan seorang gadis pindahan membuat kehidupannya yang sudah menakutkan, berubah me...