Jum'at siang ini kelas Karina sedang ada pelajaran olahraga, beberapa siswa perempuan tengah bergerombol sambil mengobrol, sedangkan siswa laki-laki sedang bermain basket. Karina yang terlihat malas duduk di tepian lapangan basket. Pak Mario guru olahraga berhalangan hadir karena ada rapat di kantor dinas. Dari arah laboratorium, Gian berjalan sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana, pemuda itu tersenyum dan menghampiri Karina."Cah ayu?" sapaan itu terdengar, dan Karina tak perlu bertanya-tanya siapa yang memanggilnya. Memangnya siapa lagi yang memanggilnya 'cah ayu' selain Gian?
Karina menoleh ke sampingnya, dimana Gian sudah duduk manis sambil menatap ke depan, ke arah siswa laki-laki yang tengah bermain basket.
"Nglamun aja. Nanti kesurupan loh.." gurau Gian di sertai senyumnya yang khas.
"Paling juga kalau aku kesurupan kamu lari duluan, kamu kan penakut." jawab Karina di sertai smirknya yang terlihat menyebalkan.
"Apa sih.. aku tuh nggak penakut, cuman males aja sama hantu-hantuan gitu." bela Gian, lalu menyenggol bahu Karina dengan sengaja.
"Alibi terus. Nggak usah mengelak gitu lah.. hihihi." Karina balas menyenggol bahu Gian, di sertai tawanya yang jelas sekali tengah mengejek.
"Kalau demi kamu, aku nggak akan takut apapun.." Gian tersenyum, Karina hanya terdiam, sedikit melirik ke arah Gian yang masih betah menatap ke arah depan. Karina baper? Tentu saja tidak, dia hanya bingung apa yang harus di lakukannya ketika tau jika Gian sebenarnya menyukainya. Karina pun sebenarnya juga menyukai Gian, namun sebatas menyukainya sebagai teman. Tidak lebih.
Suasana mendadak canggung, dan Karina hanya bisa diam sambil terus menatap teman-temannya yang tengah bermain basket.
"Rin??" panggil Gian, memecah keheningan yang berlangsung beberapa menit.
"Ya?? Kenapa??" Karina menoleh ke arah Gian, dimana pemuda itu tengah tersenyum hangat.
"Aku ⎯"
"Karina Janitra Atmaja?" panggilan dari Bu Sonya memotong ucapan Gian, atensi Karina langsung mengarah pada salah satu guru killer itu, dia langsung berdiri dan membungkuk hormat pada Bu Sonya.
"Iya bu? Ada apa??"
"Kamu sedang tidak sibuk kan? Bisa bantu saya untuk menaruh buku-buku ini ke meja kantor? Saya harus buru-buru ke ruangan kepala sekolah." ucap Bu Sonya, yang langsung mendapat anggukan dari Karina.
"Baik bu, biar saya yang bawakan.." Karina mengambil alih buku-buku yang berada di tangan Bu Sonya, setelah itu perempuan berusia 37 tahun itu lantas pergi meninggalkannya setelah mengucapkan terima kasih.
"Rin, biar aku bawain.." tawar Gian yang ingin membantu Karina, namun belum sempat membantu lonceng pergantian jam pelajaran berbunyi, mau tidak mau Gian harus masuk kedalam kelasnya, menyisakan Karina yang kini berjalan santai ke ruangan guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
WENGI [Winrina] ✔
FanfictionWintara Rinjani Atmaja, atau akrab di panggil Winter, gadis keturunan jawa yang di anugrahi kemampuan melihat dan berkomunikasi dengan bangsa lelembut. Pertemuannya dengan seorang gadis pindahan membuat kehidupannya yang sudah menakutkan, berubah me...