finally

253 11 0
                                    

“thank you for taking me home guys, I'm gladi to meet u.” aku tersenyum setelah keluar dari mobil mereka.

“my pleasure Via, now go inside and take a bath unless you are going to sick hh, look at your pretty little nose, it is read right now.” Nathan tetap dengan senyuman teduhnya.

“hahaha you right Nath, you look cute with that nose Via.” Ujar Justin dengan tampang yang menyebalkan.


aku mendengus kesal mendengar perkataan mereka, namun hati ku menghangat karena terdapat perhatian didalam kata kata mereka. oh tuhan how lucky I am bisa dipertemukan orang-orang baik, terima kasih tuhan.

“ish enak aja mana ada lucu, aku sudah terlihat seperti kepiting rebus saat ini.”

“no your not Via, kamu cantik.” Nathan menatap dalam kedua mata ku, membuatku sedikit gugup ditambah dia menggunakan bahasa Indonesia?.

Ey ey where in the world you know that words Nath? did you learn Bahasa before?.” Justin pun tampak kaget mendengar perkataan Nathan barusan.

“Of course I am, we should be learning Justin, as a Indonesia international team bruh.”

aku hanya terkekeh melihat tingkah mereka, tidak ada hari tanpa beradu mereka ini sepertinya.

“oh let me give you this for next week Via, I gave you two because you have two tickets.” Dia memberikan aku dua Jersey.

Ah and you should wear my Jersey okay, and the other is Justin jersey can be wear with your friend or family that will came with you.” lanjutnya seraya menunjuk Jersey nya yang ada ditangannku.

“Big No! you should wear my Jersey, with my name on it.” Potong Justin.

“what the hell nah! i gave it to her so she should wear my Jersey.”

“aight aight guys, enough okay, I will wear them but in the different match okay.” Kata ku melerai mereka.

“okay, but you should wear my Jersey first for the next week yaa.” Nathan membuat ekspresi lucu, siapapun yang melihatnya pasti merasa gemas.

“hahaa okay.”










setelah mereka hilang dari pandangan ku, kaki ku melangkah masuk kedalam rumah. menaruh kedua Jersey dan tiket di atas kasur. ku putuskan untuk langsung mandi karena aku sudah merasakan dingin sedari tadi, ku fikir air hangat akan menenangkan.













“Kak, ada Gabi dibawah, temuin dulu kak.” apa aku tidak salah dengar? Gabi? mau apa lagi dia datang kesini.

“Kak dengar nama tidak sih, itu ada Gabi dibawah.” Kulihat mama didepan pintu kamar ku. karena tidak ingin mama tahu apa yang telah terjadi aku pun turun kebawah menemui Gabi di luar pagar.



“Via, ini maksud nya apa?.” ia menunjukan layar hp dimana aku mengirim kan voice note tadi sore setelah dia meninggalkanku sendiri.

“ku yakin kau tau maksud ku Gab, kau sudah dewasa begitupun aku. aku sudah tidak bisa to continue our relationship Gab. just choose her, please don't comeback to me, never.” aku masih berusaha menahan tangisan ku, dadaku begitu sakit melihatnya lagi.

“Sisi? dia teman SD ku, dan aku memilih mu Via, kau selalu menjadi yang pertama.”

aku tertawa miris. “Sejak kau memutuskan untuk meninggalkan ku di cafe sore tadi, aku tahu bahwa kau telah memilih perempuan itu, stop denial Gabi, I hate you.” Air mata telah deras menuruni pipiku kali ini, oh tuhan ternyata aku tidak cukup kuat untuk menahannya, sialan aku menangis di depannya lagi.

dia mendekatkan tubuhnya kearah ku, berusaha menggenggam tangan ku, namun ku tepis halus.

“aku tak apa, pergilah. gapai kebahagiaan mu, aku tahu kau bahagia bersamanya, senyum mu yang jarang terlihat ketika kau sedang bersama ku bertebaran dengan mudah when you with her.” ku ulurkan tangan ku di kepala nya, lalu ku usap perlahan.

“terima kasih Gabi, terima kasih telah menjadi bintang bintang bersinar kala itu, cari lah kebahagian mu, maka aku pun akan lakukan yang sama seperti kata ku sebelumnya. aku memang mencintai mu, namun sepertinya kata itu berubah menjadi I Loved you. ya kita hanya ada di past, namun tidak akan ada di present and future. namun aku tetap bersyukur telah bertemu dan pernah dicintai oleh orang seperti mu, setidak nya dalam jangka waktu yang singkat.”

dia terpaku tidak berbicara apa apa, namun aneh nya di pancaran mata nya aku juga melihat luka dan rasa sakit yang dia rasakan. tapi menurutku hal itu wajar untuk saat ini, I think if he met Sisi he will be get better.

“pulang lah Mon Cherie ku, I Loved you.” ku langkahkan kaki ku kedalam rumah namun sebuah tangan menahan ku, dia memeluk ku erat. tidak lagi ku ingat kapan terakhir kali aku merasakan pelukan ini, aku tersadar dan berusaha untuk keluar dari pelukannya.

“ku mohon, hanya sebentar Via, biarkan aku memeluk mu hanya sebentar, berikan aku kesempatan terakhir kalinya untuk memeluk mu. ku akui aku salah, ku akui bahwa aku sudah membuat mu terluka.” Gabi mengulurkan tanganya mengusap rambut Via. suaranya terdengar terisak, ya lelaki ini menangis, dia menyesali perbuatannya. namun apa boleh buat nasi telah menjadi bubur tidak akan bisa di kembalikan ke bentuk semula.

ku balas pelukannya, aku tidak egois bahwa aku memang membutuhkan pelukan seseorang saat ini, namun aku tidak menyangka bahwa pelukan yang ku dapat adalah pelukan dari orang yang menyakiti ku dan untuk terakhir kali pelukan ini akan kurasakan.

“aku memang brengsek, namun aku tidak akan bisa melupakan mu Via, kau yang pertama bagi ku, aku dan Sisi memang dekat namun aku sendiri juga bingung dengan keadaan saat ini, aku tidak ingin melepaskan mu, namun melihat mu saat ini aku tersadar betapa menderitanya kau bersama diriku. maafkan aku Via. I love you, and I will always be.”

“No you can't say that, u can't love me Gabi. please after this u have to erase that feeling and stop denial that u didn't love Sisi, I'm also just girl Gabi, please u have to treat her in a good way. it is funny isn't ? that I am just a girl, standing in front of a boy, and asking him to love somebody else hahaha. but I don't want to be selfish Gabi, I know you love her, that's way I let you go. and you please don't be selfish, I'm also want to be happy, please let me go ya.”

setelah ku lepaskan pelukan nya, aku meminta dia untuk pulang dengan hati hati, dan beranjak masuk kedalam rumah. ku rebahkan diriku di sofa.

“huft it is hurt me, but it feels lega sekarang. aku harap ini adalah pilihan yang terbaik. untuk ku dan untuknya tentu saja.” ku hapus sisa air mata yang menggenang di mata ku.









complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang