bertemu kembali?

152 13 0
                                    

Sudah dua hari ini Nathan dan Via saling memberi pesan dan kabar, hal ini membuat Via yakin bahwa dirinya telah membuka kembali pintu hatinya, ya pintu hatinya telah berhasil di buka oleh pria asal Belanda ini. Hanya saja belum mencapai level mencintai, namun Via merasa nyaman dengan ada nya sosok Nathan.


mereka membuat janji untuk bertemu beberapa waktu lalu, janji itu membuat Nathan menemui Via di kediaman nya pukul 2 siang.

Nathan berdiri didepan kediaman rumah Via, seraya menatap kearah dalam rumah ia segera mengambil ponsel nya, membuka room chat-nya dengan Via, ia mengabari wanita itu bahwasannya dia sudah berada di depan. Telinga nya mendengar suara pintu terbuka, ia bergegas untuk turun dari mobil, terlihat sosok laki-laki paruh baya muncul dari pintu yang terbuka. Pada saat itu juga Nathan tersadar bahwa pria tersebut adalah ayah dari Via, melihat mereka memiliki banyak kemiripan.

Entah mengapa Nathan saat ini merasakan bahwa degupan jantung nya berdetak cepat, apakah ia grogi? atau terdapat rasa takut bertemu ayah dari seorang wanita. tentu saja hal ini bukan yang pertama bagi Nathan, karena ya sebelum nya di Belanda ia pasti pernah bertemu ayah dari wanita yang dekat dengannya. namun budaya di tempat nya dilahirkan berbeda dengan budaya yang ada di Indonesia, sosok ayah yang berada di Belanda menurutnya lebih membebaskan anak-anak nya, sedangkan bentuk kasih sayang sosok ayah yang ada di Indonesia yang ia ketahui lebih sedikit strict terhadap anak perempuannya.

entah apa perasaan yang ia rasa saat ini, dia berusaha untuk menyampingkan semua perasaan negatif yang ia rasakan. ia tidak memiliki niat buruk kepada siapa pun. Pancaran mata hunter nya memancarkan tatapan teduh dan sopan, tatapannya diterima oleh tatapan yang sedikit sayu namun tetap terpancar aura tegas yang dimiliki ayah Via.

“Assalamualaikum Good afternoon Sir, lemme introduce my self, I'm a friend of Via, my name is Nathan. I came here for taking your daughter sir, may I taking her? we had a promise before.”


Pria paruh baya itu menganggukkan kepala nya, lalu mengangkat tangannya memberikan simbol untuk menyuruh Nathan memasukan mobil nya terlebih dahulu. Nathan menangkap maksud yang diberikan Ayah Via, ia menganggukkan kepala nya, yap juga disertai senyuman khas nya itu.

Nathan belajar dari rekan se-tim nya dia sering kali melihat teman-temannya yang berasal dari Indonesia tentang bagaimana melakukan salaman atau pemberian hormat kepada seseorang yang lebih tua. Seturunya dari mobil dia mendekati Ayah Via dan mengulurkan tangannya secara sopan untuk mengambil tangan nya ayah Via untuk Salim.

melihat hal ini ayah Via terkejut namun berhasil ia sembunyikan, tatapan nya masih sama seperti sebelumnya, tetap memancarkan aura tegas nya. Terkesima dengan apa yang dilihat nya saat ini, ayah Via menilai bahwa pria muda di depan nya ini memiliki kepribadian yang baik. Teringat salam yang sebelumnya Nathan ucapkan meskipun ia melihat kalung yang anak muda didepan nya ini kenakan, ayah Via tersenyum kagum.

“just call me Mr.Wijaya son, kalian akan pergi kemana?.”

Mendengar ayah Via menggunakan bahasa Indonesia, ia bertekad lebih bersemangat untuk belajar bahasa Indonesia. Ada rasa ingin yang memuncak untuk bisa berbicara dan mengobrol banyak dengan pria paruh baya yang ada didepan nya, ia merasakan ingin dekat dengan Ayah Via sama dekatnya seperti ketika ia sedang bersama ayah kandung nya.

“We are going to Jakarta Mr.Wijaya, we try to find a quiet place that where there are not many people.”

hahaha it's a lil bit hard for being famous person in Indonesia right?.”

“ah I'm not a famous person sir.”

“I know you son, all of Indonesian people know you.”

“do you know me Mr.Wijaya?.”

“of course I do, I watch your match with Indonesia nasional team against Vietnam that day.”

Nathan merasa senang, ia menjadi sedikit rileks disini, rasa gugup grogi nya hilang begitu saja, bahkan ia merasa tersanjung saat ini, pria didepan nya saat ini terlihat begitu antusias terhadap bola, hal ini membuat nya yakin bahwasanya ia akan mudah sekali dekat dengan Ayah Via.

“Kau bermain dengan bagus nak, I hope that I'll always see you in every match with Indonesia national team.”

“Thank you so much Mr, yeah it is an honor to play with the team.”

mereka berbincang banyak hal namun masih mengenai Persepak bolaan di ruang tamu. sampai suara perempuan yang di tunggu-tunggu ini terdengar, menatap kearah dimana suara itu berasal mata nya menangkap objek yang ia tunggu sedari tadi, perempuan bergigi kelinci yang ia rindukan berjalan menuruni tangga mengarah padanya. Tubuh nya secara tidak sadar  mendirikan badannya yang sebelumnya duduk.


“I'm so sorry for make you waiting Nei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“I'm so sorry for make you waiting Nei.” Ucap Via seraya melangkahkan kakinya menuju kedua laki-laki yang berada di ruang tamu.

“Wah cantik sekali anak Papaaa, Kamu nih lama banget sih teh, kasian teman mu ini.”

“hehehe biasalah perempuan,” Via menanggapi perkataan Papa nya, lalu melanjutkan dengan, “I'm sorry Nei ehe.”

“it is totally fine Via, we talked a lot and it's fun hh., so we go now?.”


Via mengangguk berjalan mendekati Papa nya untuk berpamitan, di ikuti oleh Nathan yang juga berpamitan dan izin kepada Papa Via untuk membawa anak perempuan nya. Nathan memutarkan tubuh nya menuju sisi lain dari mobil nya untuk membukakan pintu Via, Via tersenyum dan berterima kasih. Hal ini tentu saja di lihat oleh Papa Via. Pria itu hanya tersenyum, merasa tenang anak perempuan nya diperlakukan dengan begitu baik oleh anak muda asal Belanda itu.


complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang