.
.
.
Bohong jika mereka tidak panik saat itu. Termasuk geng Zergan yang tentunya langsung berjalan kearah lain untuk mencari jalan keluar tapi hasilnya nihil, tidak ada jalan keluar di sana.
Juana memijat pelipisnya "Brengsek! Ini game apaan sih!? Ini semua gara-gara lo, Gan!" Ujarnya sambil menunjuk Sergio yang juga masih syok dengan keadaan itu.
Sergio mendongak dan ikut marah "Maksud lo apa? Gue dari awal cuma ngasih saran! Dan lo juga setuju kan, Jun!? Gak usah nyalahin gue!"
"Tapi kalau lo ga nyaranin kita buat ga main ini game sialan, kita ga bakal terjebak disini!!" Bentak Juana.
Arlea mengangguk setuju "Bener! Apalagi Zergan dari awal udah peringatin kita dan lo yang kekeh buat tetep main!"
Sergio mendengus "Kok jadi pada nyalahin gue sih!? Emang dari awal ada peringatan nya kalau jadi gini!? Gak ada kan!? Kalian liat sendiri iklan nya dan ga ada penjelasan apapun! Zergan emang gak setuju tapi kalian semua setuju, jadi gak usah nyalahin gue anjing!"
Elodie jalan dan berdiri di tengah-tengah mereka "Woi, udah-udah, gak usah saling nyalahin. Kita disini sama-sama salah karena udah setuju mau pergi dan ga dengerin apa kata Zergan di awal. Kita hadapin bareng, di situasi kayak gini ga boleh ada yang misah, oke?" Ucap Elodie dengan tenang, berusaha memisahkan mereka.
Arlea memutar bola mata malas "Gak usah sok bijak lo, Die, lo juga tau penyebab kita disini karena siapa."
Elodie menatap Arlea "Arlea! Lo apaan sih? Nyalahin temen lo sendiri. Kalau menurut lo dia salah, yaudah, terus kalian mau berantem di situasi kayak gini? Ga guna, Le," Tukas Elodie.
"Lo juga, Jun, jaga omongan lo. Kita ini temen, tapi lo ngatain temen lo sendiri kayak gitu. Lo juga yang paling setuju kok pas Sergio nyaranin buat main permainan ini. Zergan juga salah karena dia gak cukup buat ngeyakinin kita untuk ga pergi. Gue juga salah karena gue setuju buat pergi. Semua nya salah, kita tanggung bareng-bareng," Ujar Elodie lagi panjang lebar. Mencoba menenangkan teman-temannya yang sudah tak bisa berpikir panjang karena situasi ini.
Sementara Zergan hanya diam dan menunduk, dia tak punya tenaga lagi untuk melakukan apapun sampai akhirnya dia menyeletuk "Mayat Gareen gimana?" Ucapnya dengan nafas yang berat. Walaupun Gareen musuh mereka tapi Zergan juga tidak tega melihatnya seperti itu.
Sergio menghela nafas "Gak ada yang berani buat nyentuh mayatnya. Gue ngeliat aja gak berani."
Zergan menatap ke arah teman-temannya "Ayo kita cari lemari es disini, kita taruh disana mayatnya. Jangan dibiarin kayak gitu, kasihan," Kata Zergan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDE AND KILL!
Mystery / ThrillerZergan Dewantara, seorang lelaki introvert yang memiliki lingkup pertemanan nya sendiri. Diantaranya Sergio Zaferino, Juana Elkairo, Arlea Agina, Elodie antariksa. mereka sangat akrab dan hampir tidak pernah bertengkar. Sampai pada Akhirnya Sergio Z...