CHAPTER 6- KAIN MERAH

20 12 0
                                    

.


.


.


Zergan dan kawan-kawannya terkejut saat mendengar pengumuman itu. Mereka mulai keluar dari goa tersebut dan berjalan ke menyusuri hutan tersebut dan berjalan kembali ke posisi awal mereka berpisah. Mereka melihat Arlea yang terduduk lemas di pinggir pohon dengan Pistol yang bergeletak di tanah.

Elodie langsung berjalan mendekatinya, berjongkok memeriksa keadaan sahabatnya itu"Lea, lo gapapa?" Tanya nya dengan nada khawair.

Zergan, Sergio dan Juana menyusulnya dan duduk di sebelah Arlea. Arlea mengangkat kepalanya perlahan dan menghela nafas dengan berat. "Gue bunuh orang," Kata Arlea dengan lirih.

Grizille, sahabat Luna juga melihat pemandangan itu dan matanya mulai berair dan angkat bicara "Di mana Luna, Le?"

Saat Grizille menanyakan itu, Thea yang ada di sampingnya langsung memberi sinyal kepada Grizille untuk jangan menanyakan apapun terlebih dahulu di saat kondisi lemah Arlea saat ini. 

Grizille menghela nafas panjang dan Reiga pun mulai menyeletuk pelan "Ayo kita tinggalin mereka sendirian sementara, kita cari Luna sendiri. Arlea pasti masih syok," Ucapnya.

Semua mengangguk setuju dan mulai berjalan menyusuri hutan, meninggalkan Arlea, Zergan, Juana, Sergio, dan Elodie di sana.

Sergio mengusap lembut pundak Arlea "Udah gapapa, ini demi kebaikan lo juga, gak ada jalan keluar lain kan?" 

Juana menghela nafas pelan dan mengangguk setuju "Salah dia sendiri sih, Kalau dia gak fitnah, kejadian kayak gini gak bakal terjadi."

"Di situasi kayak gini, yang penting nyawa kita dulu. Gak usah mikir buat ngorbanin diri," Ujar Zergan.

Arlea menatap kearah teman-temannya "Gimana kalau misalnya gue habis ini masuk penjara?" Terdengar nada Arlea tercampur oleh rasa khawatir dan takut.

Elodie berpikir sejenak "Emang lo mau mati? emangnya ada pilihan lain?" Ucapnya yang membuat Arlea mau tak mau setuju dengan ucapan Elodie.

Juana melihat kearah sekitar "Ini kita stay di sini? serem juga, mana gelap," Ujar Juana.

Wilayah disekitar sana sangat sepi dan tak telihat pemukiman warga. Cahaya yang mereka dapatkan hanya dari langit dan itu juga samar-samar. 

Sergio mengangguk setuju "Gimana caranya cari makanan ya?" 

Zergan menghela nafas "Kalau di sini ada hewan, kita bisa makan hewan nya." Mendengar ucapan itu, Elodie dan Juana menatapnya horror.

"Apaan sih? Serem lo tau gak?" Bentak Elodie yang malah merinding karena ucapan sahabatnya itu.

Zergan berdecak "Serius gue! dari pada kalian makan tumbuhan! emang lo pada mau jadi manusia herbivora dadakan!?"

Sergio terkekeh "Kayu kalau digesek juga bisa jadi api, kita bakar aja hewannya," Tukas Sergio.

Hal itu membuat Juana dan Elodie merinding sekali lagi "Bisa gak sih bahasa nya tuh sopan dikit? gak enak banget kalimat lo itu!" Ucap Juana.

Arlea menggelengkan kepalanya dengan heran "Mungkin maksud Zergan sama Sergio itu mereka mau nemuin hewan, secara di sini hutan dan bisa aja ada hewan. Kalau ada hewan, bisa kita habisin, terus kita masak," Jelas Arlea.

Elodie dan Juan mengangguk paham "Oh iya-iya," Ucap mereka bersamaan.

Setelah itu, mereka mulai berjalan menyusuri hutan untuk mencari hewan yang kemungkinan bisa mereka tangkap untuk makanan mereka sementara. Namun hasilnya nihil, tidak ada satupun hewan di sana bahkan seekor semutpun tidak ada. Alih-alih bertemu dengan hewan, mereka malah bertemu dengan Grizillie dan kawan-kawan beserta mayat Luna di dekat pohon.

HIDE AND KILL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang