one

3.6K 25 2
                                    

Samuel Putra Pradipta, sebagai anak kuliah tentu memiliki hari hari yang melelahkan seperti pelajar pada umumnya.

Namun, berbeda dengan yang lain. Samuel bahkan tidak punya siapa siapa untuk dijadikan tempat untuk bercerita tentang semua masalahnya.

Dia pulang ke rumah, langsung masuk ke kamarnya dan berbaring di atas kasur. Hidupnya begitu membosankan. Diraihnya ponsel dan membuka sebuah aplikasi.

Setelah satu jam melakukan negosiasi di depan layar ponselnya. Samuel segera mandi, memakai pakaian yang rapih, lalu pergi menggunakan mobil pribadinya menuju sebuah tempat.

🥂—⚠️🔞

Samuel meraih gagang pintu kaca sebuah gedung, membukanya lalu menutupnya kembali. Begitu masuk, aroma alkohol menguar ke dalam indera penciuman Samuel.

Desain aulanya sangat mewah, hanya diisi lampu remang-remang, dialuni musik klasik, meja nya disusun dengan rapi dan berbatasan.

Samuel melangkah menuju meja bartender dan memesan sebotol everclear juga sebotol whiskey diantarkan ke ruangan VIP.

Setelah memesan, Samuel berjalan ke tangga menuju lantai dua, melangkah dengan santai hingga berhenti di depan pintu ruangan nomor 023.

Sebelum masuk, Samuel menghembuskan nafas beratnya, kemudian masuk. Ruangan sangat gelap, hanya ada cahaya dari luar jendela dimana bulan bersinar begitu terang.

Dia membuka dasinya, meletakkannya di atas kasur, dua kancing atasnya juga dia buka. Sekarang dia duduk diatas kasur, dengan punggung bersandar di papan sandaran kasur.

Selang beberapa menit, ada yang mengetuk pintu. Samuel izinkan masuk. Samuel kira itu adalah orang yang dia tunggu, ternyata seorang bartender yang meletakkan dua botol bir diatas meja lalu pergi.

Jantungnya terus berdegup kencang, karena ini kali pertamanya menunggu seseorang di ruangan VIP sebuah club.

Karena orang itu juga yang tidak kunjung datang, Samuel minum everclear nya hingga habis setengah botol. Kadar alkoholnya 75% membuat Samuel cepat mabuk.

Tapi, tenang, Samuel tahan pada alkohol. Untuk saat ini dia masih bisa membedakan mana kaki dan mana tangan.

Samuel duduk di pinggir kasur, melamun menunggu orang itu. Sampai dia tidak sadar menangis. Dengan cepat Samuel hapus air matanya ketika pintu ruangan terbuka.

"Siapa?"

"Azura..." ucap orang itu pelan dengan nada bergetar.

Samuel berdiri dan membalikkan badannya melihat orang itu. Tapi, baru menatap matanya Samuel terkejut.

"Derina Putri Batrania?" Samuel samar-samar melihat raut wajah perempuan itu sudah ketakutan.

Derina hendak pergi lagi dari ruangan, tapi Samuel mencegatnya. Tatapan Samuel berubah memburam, pikirannya tidak dia lagi yang mengendalikan. Samuel mabuk total.

"Kenapa berbohong soal nama? Azura? Bukannya lebih bagus Derina? Der..... ina...."

Samuel mengunci pintu, menggendong Derina ala bridal style, menjatuhkan tubuh Derina berbaring di kasur sementara Samuel diatasnya.

UNHOLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang