"Ehhh ponakan Tante udah gede, padahal dulu sering Tante gendong ke pasar."
-Nah lohhh, digendong ke pasar, ponakan tercinta mulai memamerkan pertumbuhannya nih pasti sekarang.
***
"Besok kan pada ke rumah nenek tuh, kumpul semua, kita ke Bromo kayaknya seru nggak di mah?" Tanya Ayah sama sekali tidak di pedulikan. "Gimana kak? setuju nggak?"
"Males, tahun kemarin aja bilang ke pantai malah ujung-ujungnya wisata petik jeruk, for what gitu loh Yah, ga pernah yang namanya sesuai ekspektasi," oceh Kakak.
"Ya siapa tau tahun ini beneran kan."
"Wacana aja terusss, makan deh kalian tuh Mamah udah siapin di meja."
"okeylaa." Ayah langsung bergegas ke meja makan. "Oh iya besok kita ke rumah Ibu ya Mah, mbak Dini sama mas Hendra sekarang udah otw malah."
"Ya mereka jauh, kita paling perjalanan cuma 3 jam, besok sampe itu," sahut mama.
"Duhhh Kakak ga ikut ah, ajak Loly aja tuh, musuhan banget kakak sama Tante Dini tuh, enek tauga."
Mamah tertawa. "Ehhh Andrian udah gede, padahal dulu suka pup di celana sampe Tante loh yang bersihin." Sontak mereka semua tertawa.
"Pengen Kakak Jambak rasanya, uenek polll." Andrian mendengus kesal. "Pokoknya gamau ikut besok!"
"No ikut, no THR, biarin makin bokek," ejek ayah.
"Ishhhh yaudah!!!" Pasrah Andrian.
Keesokan harinya mereka semua bersiap berangkat, membawa barang bawaan yang tidak sedikit. Terutama kaum wanita yang sibuk dengan masakan dan pakaiannya.
Andrian menarik napas. "Bismillah gak kemusuhan lagi sama Dini sialan itu."
"HEH!" Seru mereka semua.
Tiga jam perjalanan menjadi kenangan baru bagi keluarga Andrian, lika-liku kendala yang mereka lalui sangatlah unik. Mulai dari ponsel mama yang tertinggal, bantal kesayangan Lolly yang terjatuh di halaman rumah.
"Sampee, bangun kalian heh Andrian, Loly bangun nak," tegur ayah.
"Udah rame ternyata, hadeuhhh." Andrian menggendong Loly yang masih tertidur, "imut banget si adek gue ni, jangan cepet gede dulu yaa." Refleks Andrian mengecup pipinya.
"Dih enek si kak, tumben banget," mama mendelik geli melihat tingkah Andrian yang tidak umum itu.
Keluarga yang lain sudah tiba lebih dulu ternyata, bahkan sudah beberapa jam yang lalu. Mereka bahkan saat ini sangat berantusias menyambut keluarga Andrian, para Tante sudah mulai gemas melihat keimutan Loly. Terutama musuh terbesar Andrian.
"Loly lucu bangett sii, aku gendong sini biar aku bawa ke kamar," pinta mbak Lia, istri dari mas Hendra.
Tanpa menghiraukan yang lainnya, Andrian langsung masuk dan beristirahat, ia benar-benar anti berbincang-bincang seperti mereka di luar sana. Andrian merebahkan tubuhnya di sebelah Loly dan ikut tidur bersamanya.
***
"Jadi enaknya besok kita kemana nih mas? Tanya Hendra. "Katanya mau ke Bromo ya? gas nggak si?"
"Bromo lagi macet banget bang, bisa-bisa sehari full kita di jalan," sahut mbak Dini.
"Halahh hoax itu di internet, cuma sensasi aja, sepi kok," terobos Ayah Adrian langsung memotong pembicaraan.
"Yaudah lah ngikut aja, Bromo besok berangkat pagi ya?"
"Iya dong, yakali siang, ikut semua ya?" tanya Hendra. "Loly sama Andrian pasti ikut dong, yakali engga, ya kan mas?"
"Iyo," jawab Ayah Andrian.
Wajah segar Andrian mulai muncul di tengah-tengah keluarga saat ia usai mandi dan menyisir rambutnya. Aroma parfumnya benar-benar menusuk dan segar.
"Ehhhh ponakan kesayangan Tante, makin ganteng ajaa, kalo aku belum nikah mah aku nikahin kamu," seru Dini yang sangat brutal.
"Heh cangkem mu kui Lo, ponakan ku iku Din," Sewot Ayah Andrian.
"Ganteng kok, masih jomblo ya? masa kamu nggak laku si? ngenes banget ya? muka doang ganteng, tapi cew egada yang doyan," cibir Dini menohok.
"Wanita jahanam, anjing banget mulutnya itu," batin Andrian.
"Hehehehe justru karena saya ganteng itu saya pilih-pilih Te," balas Andrian nyelkit.
"Halah sok iya." Dini melirik sinis. "Eh besok kamu ikut ke Bromo loh ya, jangan engga."
"Iya."
Pagi itu semua bersiap untuk berangkat, antusiasnya benar-benar besar kali ini, berharap tidak pindah destinasi secara dadakan seperti tahun kemarin saja.
"Semoga ga belok ke wisata lain dahh," kesal Andrian.
Keluarganya memang sedikit unik, mereka selalu menghalalkan segala cara agar rencananya tidak gagal dan pulang dengan sia-sia, walaupun rencana awal tidak terwujud, tetapi bagaimanapun caranya mereka harus tetap berlibur.
Beberapa jam silam mereka di perjalanan dan sudah mulai memasuki kawasan.
"Permisi pak, kok ini rame ya?"
"Oh iya di atas sangat macet Pak, soalnya memang inikan musim liburan, jadi daripada Bapak nanti menyesal, mending balik pak. Tapi terserah si kalo mau nunggu, agak lama tapi," jelas salah satu warga.
"Gimana?"
"Kalo lama otomatis kita kemakan waktu mas, balik aja ngga si?" Tanggap Hendra.
"Ngeyelll!!! dibilangin dari kemarin, sekarang mau kemana coba?" tanya Dini emosi.
"Balik aja mas, nanti jalannya gampang itu urusan saya," ujar Hendra.
"Aku tau ide mu Ndra."
Setalah rumitnya perencanaan dan negosiasi kemarin, berharap semuanya berjalan lancar, ternyata yang mereka dapatkan saat ini adalah kolam renang. Hendra dan ayah Andrian benar-benar di luar nalar, mereka langsung membelokkan rencana ini ke dalam kolam renang.
"Okee gapapa ya, yang penting kita liburan," ujar Mama Andrian mencoba menenangkan suasana. "Loly mau berenang nak? sini ganti sama mama ya."
Dini mendengus. "Langganan, tapi aku gapapa kok, yang penting liburan. Keluarga ku unik, full wacana!!!" Seru Dini sembari menuju ruang ganti.
"Emang salah ekspektasi ke kalian tuh, ga heran jadinya, mau gamau harus Nerima ke wacanaan ini," gerutu Andrian. "Masyallah tabarakallah yaaa kali ini kita wacana lagiii, tahun depan kita ke waduk wellllllll," seru Andrian menyindir.
-
ikut nyesek flizzz
kek gabisa ber word word tuh
next ngga si?
KAMU SEDANG MEMBACA
WACANA (One shoot)
Humor"Emang kita janjian jam berapa?" bertanya dengan memasang muka polosnya. "Jam 8 dan Lo sampe sini jam setengah 10, itupun lo sendiri yang nentuin jam, anjing banget lo!" yahhh gimana?? Janji itu emang wajib ditepati, tapi ngga semua manusia paham it...