Si paling tampil

17 15 0
                                    

Rajin itu bagus, tapi lihat dulu konteksnya.
ya? liat aja dulu
baca dulu intinya
--

"Besok kita latihan di sekolah jam 7 an aja nggak si? gue males pulang siang, fanass tau gak," keluh Niko sambil mengibaskan telapaknya.

"Besok sabtu please, gue mau weekend, mau molor gue Allahu."

"Gak dateng ga catet, terserah deh nasib nilai Lo gimana," sahut Sela dari bangku depan.

"Anjing, kalo cewe yang ngomong gue ga ikutan ya Vin, urusan lo sama cewe aja itu ma," bisik Niko ketakutan.

"Sumpah gue kalo sekelompok sama cewe tertekan banget anjir, kayak harga diri gue tuh gak ada."

Satu kelompok yang terdiri dari empat orang harus membuat rekaman cerita pendek yang mengandung edukasi bagi penontonnya. Pembelajaran yang bermanfaat dan tidak terlihat biasa.

Alvin salah satunya, salah satu siswa yang paling bermusuhan dengan guru karena sifat nakalnya. Namun laki-laki ini akan tunduk pada sosok bendahara kelas yang memiliki suara menggelegar dan lantang itu. Dia akan tunduk, ya, benar-benar tunduk.

"Inget ya Alvin, sampe Lo ga Dateng besok jam 7, gue Jambak Lo!" seru Sela dengan nada tinggi.

"Iyaa."

Talita dan Niko tertawa melihat Alvin yang kini memasang muka melas dan seketika nada bicaranya itu turun dan lemas.

"Jagoan sekolah kita melempem anjayyy." Niko tertawa keras. "Seorang buronan guru bisa melempem sama cewe kek gitu, anjirrr."

Alvin memalingkan wajahnya. "Aura dia tu beda, kek serem gimana gitu, itu pacarnya apa ga tertekan ya pacaran sama dia?"

"Ya namanya cinta mau gimana?" Sahut Talita.

Sepulang sekolah Alvin tak ingin berkumpul di warung langganannya bersama Niko. Ia harus menyiapkan barang-barang yang harus ia beli untuk keperluannya, sedangkan Niko sendiri sudah membelinya dari jauh-jauh hari.

"Yowes, semangat ya."

Alvin menyiapkan semuanya di meja belajar, ia berharap malam ini bisa tidur cepat.

"Besok weekend padahal, pengen banget gue tidur di atas jam 12 terus bangun jam 12 siang, wuhh nikmatnyoo," ucap Alvin.

"Al, kamu sakit ya?" Tanya Bunda dari luar kamar.

"Hah? engga kok Bund."

"Ini masih jam setengah delapan loh Al, tumben udah ngurung aja di kamar," ujarnya heran. "Gak mau martabak? ayah bawa martabak loh itu."

"Besok Alvin bangun pagi Bund, jadi Alvin mau tidur cepet, martabaknya sisain aja nanti Alvin makan besok," sahutnya dari dalam kamar. "Udah yaa Alvin mau tidur." Anak laki-laki itu menutupi wajahnya dengan selimut.

"Tumben, kenapa ya dia."

Jam setengah delapan, terlalu sore untuk tidur memang. Bahkan notifikasi grup sudah ia bisukan, entahlah percakapan apa yang nantinya mereka bicarakan, pada intinya Alvin harus menepati kesepakatannya.

krrriiiiingggggggg

Sontak Alvin bangun dan langsung melihat jam, saat ini menunjukkan pukul setengah enam dan ia kembali merebahkan tubuhnya.

WACANA (One shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang