Yang katanya Bestie

16 14 0
                                    

se bestie-bestie nya bestie, kalo baru bestian, harus berhati-hati, minim 2-3tahun temenan lah
but sorry, part ini agak sad:)
--

Happy birthday to you.... happy birthday happy birthday happy birthday to you......

"Yeayyy Alina udah sweet seventen nihh, tambah dewasa yah anak papah." Laki-laki itu mengecup pipi Alina yang saat ini tengah memeluk foto Ibunya. "Anak kita sudah besar Mah, bentar lagi punya pacar iniii," ejeknya mengucak kepala Alina.

"Pacaran sama Lee min ho, ahhhh oppaaaa," seru Alina bahagia.

Malam itu kebahagian Alina benar-benar nyata, tawa mereka berdua sangat berarti baginya. Namun sayang, sosok bidadari Alina tak bisa menemaninya, Alina hanya bisa memeluk figura kecil dan meletakkannya di samping kue ulang tahunnya.

Thebestyyyy

Alina|
Kebetulan aku ultah, besok kita makan-makan mau nggak ya?

Kayla|
ehhh mauu lahhh yakali engga, tentukan tempat, langsung kasih share lock

Alina|
Yang lain gimana?

Diana|
ngikut, share lock aja beb

Ada 7 peserta sebenarnya di dalam grup tersebut, tapi hanya dua diantara mereka yang menjawab dan berantusias. Alina berpikir bahwa Diana dan Kayla mewakili mereka semua, alhasil ia memesan tempat untuk 7 orang di lokasi yang mereka sepakati.

Natasha|
Telat dikit gapapa ya, nyokap lagi butuh bantuan, yg lain udah gue chat dan ready kok

Alina|
Thanks Nat

Hening memang, tapi otulan dunia yang Alina anggap sebagai kebahagiaan. Ia menganggap peserta yang ada di grup ini adalah keluarganya, teman terdekatnya yang berhak merasakan apa yang ia rasakan.

Baginya, menjadi peserta disuatu grup yang tadinya sekedar grup kelompok dan kini menjadi grup pertemanan adalah suatu yang berharga. Iya, Alina saat ini memiliki teman. Gadis cantik dan polos itu.

"Papah Alina naik ojol aja ya, nanti Papah takut telat meeting nya loh," ucap Alina di telfon.

"Yaudah take care ya nak, muachhh."

"Dadah papahhh."

Tidak cukup makanan yang ia pesan di restoran, Alina masih membawa paper bag berisi kotak puding yang ia buat sendiri.
Meja panjang dengan beberapa menu yang sudah tersedia di meja menyambut kehadiran Alina, ia juga mengeluarkan pudingnya.

"Bentar lagi mereka pasti datang."

Setelah 30 menit lamanya, makanan yang ia pesan sudah lengkap. Tapi tak ada satupun yang datang, bahkan es jeruk yang full dengan es batu kini sudah menjadi jeruk dingin tanpa es batu, bagian atasnya sudah pudar menjadi lelehan es.

"Sorry ya Lin, gue tadi telat banget, rebutan kamar mandi sama adik gue, sorry yaaa," ujar Diana dengan nafasnya yang tidak teratur, "eh btw nih gue bawa hadiah buat loh, happy birthday yaa, semoga apa yang diinginkan bisa menjadi kenyataan."

"Makasih yaa," ucap Alina tersenyum, namun matanya terlihat berkaca-kaca.

Diana memutar bola matanya melihat banyaknya makanan yang ada. "Ini yang datang baru gue aja ya Lin?" tanyanya langsung diangguki Alina.

"Hallow Alina ku, sweetseventeen ya sayang, ini Kayla bawain kado buat kamu Lin," ucap Kayla manis. Kayla melirik, "serius belum pada datang Na?" tanyanya pada Diana.

"Mangkannya itu njir, gila banget anak-anak ni."

"Kita tunggu mereka bentar lagi ya Lin."

Alina tersenyum mengusap matanya. "Oh iya gapapa kok, kita tunggu ya."

Cukup lama mereka menunggu, Diana mulai bosan bermain ponsel dan kejenuhan ini semakin menjadi-jadi.

"Ehh puding kesukaan gue, kayaknya enak nih, boleh coba nggak?" tanyanya pada Alina.

"Iya boleh, makan gih."

Disisi lain Kayla sibuk memotong ekor ikan yang crispy dan mengambil es batu yang tersisa di tiap minuman menggunakan sedotan.

"Sayang kalo cair, mending gue cemilin es batunya," ujar Kayla.

Diana menghela," satu jam Al, kita mulai sendiri aja gimana? m-mereka mungkin sibuk."

Refleks Alina menangis di paha Diana. "Gue udah nunggu 30 menit dan sekarang nunggu lagi, sebenarnya mereka mau nggak si datang ke acara ku?"

"Ehh hushh gaboleh ngomong gitu." Diana mengusap mata Alina.

"Ya gimana, mereka kan emang ga excited banget sama lo, lagian mereka nganggep Lo itu just friend, asing, ga deket la yaa," celetuk Kayla keceplosan. "Ehhhh anjirrr."

"TOLOL," ucap Diana tak bersuara. "tuolol abissss."

Alina langsung mengusap matanya, tersenyum dan langsung meminta mereka berdua memakan hidangan yang sudah di pesan. mendengar ucapan Kayla tadi sudah cukup membuktikan bahwa selama ini ia salah berharap.

"Kita rayain sama-sama ya, jangan nangis, wacana itu kadang emang gak berjalan mulus, jadi yaa ada aja minusnya, tapi tenang Lin. kan ada kita," jelas Diana lembut mencoba menenangkan keadaan.

"Iyaaaa, dulu gue juga pernah kok diginiin, bedanya gue pas bukber aja si, pas udah siap semua ehh tiba-tiba ada yang gamau ikut dan mereka semua ikutan gak ikut. yaaa akhirnya wacana," sambung Kayla.

"Wacana yang merugikan."

"That's right, wacana bukan sembarang wacana. Monyet emang orang-orang kayak gitu, halal buat disantet gak si," ucap Diana yang sontak membuat Alina tertawa.

"Loh heh, putri sweet seventen kita senyum, cantik banget siiiii." gemas Kayla mencubit pipi Alina. "Biar makin cantik mending mam dulu, nangis itu butuh tenaga, nihh mam." Kayla menyuapi Alina dengan nasi yang ia campurkan sambal.

"Ihh pedes."

"Gapapaaa biar enak nangisnyaaa, ada ingus-ingusnya gituu."

Kini mereka bisa tertawa bahagia, walaupun terlihat serakah saat dilihat, tapi mereka mampu menghabiskan banyaknya hidangan itu. Dan Alina, kini ia menyadari bahwa tidak semua yang ia anggap baik itu sebenarnya memang baik. Bagaimanapun kita harus pandai membedakan dan memilih, menilai keadaan serta menilai tempat seseorang.

--

terhura akutu jadinya
kalian gaboleh gitu ya guys
kita harus saling welcome
ke siapapun itu
--
Dahal makan gratis
tapi ditolak
bego bgt

WACANA (One shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang