5

18 1 0
                                    

"ayah senang kalian berkumpul bersama lagi setelah sekian lama" kata ayah nya sembari tersenyum.

mereka hanya menanggapi dengan senyuman canggung, kecuali andra dan zalena mereka sangat bersemangat.

mereka pun mulai mengobrol ringan, sesekali ayahnya bertanya pada saudara nya naura.

naura hanya diam saja sembari memperhatikan gerak-gerik zalena yang seperti kalau cacing kegatelan tidak mau diam.

zalena terus mencoba mendapatkan perhatian khusus dari dama dan tian.

dama menanggapi zalena dengan senyuman manis seperti tidak terjadi apa-apa tetapi gerakan nya sudah terlihat bahwa dia tidak nyaman, sementara tian... dia menunjukkan nya terang-terangan bahwa dia membenci zalena apa lagi wajahnya seakan muak dengan mereka ya sikapnya membuat naura sedikit menyukai nya sihh tapi heran nya zalena tidak menyerah dia melakukan segala hal untuk menarik perhatian mereka.

misalnya bertingkah imutt, "ew" jijik naura.

"naura kamu gimana di luar sana, sehat?" tanya ayahnya pada naura yang melihat sedari tadi naura diam.

tidak ada jawaban, mereka semua menatap naura dengan tatapan heran dan bingung apa yang sebenarnya mengganggu pikirannya?.

"nau?" panggil nya lagi.

"h-ha ya apa?"

"kamu mikirin apa sih naura?"

"ga ada, apa tadi?"

naura mengalihkan pembicaraan itu dengan cepat, mereka yang masih penasaran harus dipendam karena sepertinya naura tidak ingin membahasnya.

dama menatap khawatir naura, setelah dia ingat-ingat dia tidak pernah memberi perhatian nya lagi kepada naura sejak kajadian dimasa lalu.

naura dulu selalu menghubungi dama tapi sayangnya dia tidak pernah menjawab lebih tepatnya mengabaikan, maupun itu di situasi yang genting.

begitupun tian, dia juga mengabaikan naura dengan alasan bermain dengan temannya. pernah suatu hari naura menghubungi tian meminta tolong menjemputnya disekolah, tapi dia malah mengatai naura.

pada akhirnya naura demam 3 hari gara-gara kehujanan karena tidak ada yang ingin menjemputnya.

[itu saat naura belum keluar dari rumah ayahnya]

begitu terus sampai akhirnya nya naura menyerah mengemis perhatian dari mereka, bahkan sampai sekarang mereka belum pernah berinteraksi karena tidak pernah bertemu semenjak naura keluar dari rumah.

mereka juga dengan cepat melupakan keberadaan naura, tapi akhirnya sekarang mereka melihat naura tumbuh besar menjadi seperti ibunya.

mereka menyesal mengabaikan adik kandung nya sendiri padahal mereka sudah berjanji untuk menjaga naura.

"kamu gimana diluar sana naura itu yang ayah tanya" dama dan tian tersadar dari lamunannya dan melihat kearah naura menunggu jawaban.

"biasa saja yah" jawab santai naura.

"ohh kamu kalau ada apa-apa minta sama ayah ya nak" ayah naura kembali tersenyum lembut.

"makasih atas saran nya tapi aku akan berusaha sendiri" balas naura dengan suara pelan.

ayah naura terdiam sebentar lalu tersenyum canggung atas ucapan naura.

"ih kak, ga boleh gitu sama ayah padahal udah dibaikin kok malah gitu sih.." zalena tiba-tiba dengan pede nya ikut nimbrung.

sialan, naura sudah muak disini lebih baik dia pulang yara juga seharusnya pasti sudah bangun menunggu nya.

apa lagi dia sudah 3 jam disini.

sementara tian menatap sinis zalena yang sok asik, saat dia ingin membalas zalena dengan kata-kata pedasnya terhenti saat naura bangun dari duduknya dan berjalan menuju pintu.

"maaf tapi teman ku menunggu dirumah ku jadi aku harus pulang, oh ya zalena sebaiknya baju mu oerbaiki dulu ya ga sopan kalau sedang kumpul keluarga pakai baju begitu" bagaimana tidak naura bilang begitu? zalena memakai rok ketat sepaha yang hampir memperlihatkan cd nya baju nya juga.. uhh sudahlah jangan membahasnya.

naura keluar dari sana dan langsung menuju ke pintu keluar.

zalena menunduk sementara andra dan ibunya menenangkan zalena.

"h-hiks kok bisa kakak jahat banget hiks"

tian dan dama juga beranjak meninggalkan tempat itu untuk menemui naura yang seperti nya masih dirumah menunggu jemputan.

"k-kak mau kemana" zalena menahan tangan tian dan membuat dama berhenti dan menoleh kebelakang.

"ck, lepas" tian dengan kasar mendorong zalena kebelakang yang untung nya ditangkap oleh andra.

"abang kenapa kasar sekali sih!!" teriak kesal andra, andra mungkin bingung kenapa tian sangat jijik dengan zalena yang terlihat seperti malaikat?.

tian tidak menanggapi nya dan lebih memilih untuk keluar dari ruangan sesak itu.

sementara dama hanya terdiam sebentar melihat pertengkaran mereka, dia perihatin keluarga yang dulunya tidak pernah bertengkar itu menjadi seperti ini.

zalena yang melihat dama diam pun malah salah paham, dia kira dama mengkhawatirkan nya dan mulai luluh pada nya tapi tidak dugaan nya salah.

"naura benar, perbaiki pakaian mu. aku sudah sedari tadi menahan intuk tidak mengatakan nya tapi kau membuat ku muak" perkataan dama membuat zalena tertampar, terjungkal.

dia terduduk dilantai dengan tatapan benci dan tangan yang mengepal tapi sayang nya tidak diliat oleh mereka, mama nya dan andra menenangkan zalena sementara ayahnya terduduk kecewa.

_____

naura melihat dama dan tian, tadi mereka bilang ingin membicarakan sesuatu tapi malah diam sekarang.

"kenapa sih? cepetan bilang aku ada urusan" kesal naura, ya mau gimana lagi dia tidak bisa menahan amarahnya sejak tadi apa lagi teman nya nya menunggu dirumah terus supir nya juga sudah datang hanya dia suruh tunggu dulu karena dua orang yang menahan nya ini.

"itu aku ingin minta maaf"

"aku juga.."

naura menatap datar mereka, "pftt" mereka membuat wajah kebingungan saat naura tertawa.

"hahaha kalian menghentikan ku untuk sebuah kata tak berguna itu? tenang saja aku sudah memaaf kan kalian, lagian aku tidak akan pernah mendapatkan perhatian dari kalian."

ekspresi wajah mereka terlihat sedih? ya naura tidak peduli itu.

"kalau begitu, aku pamit" naura berjalan ke supirnya dan mengobrol sebentar lalu pergi, tanpa memperhatikan kebelakang.

"sialan.."

_____

"NAUU!!!" teriak yara kesenangan yang sedang menonton tv.

yara tanpa babibu memeluk naura membuat naura sedikit mundur kebelakang.

"huaaaa tega banget lo tinggalin gue disini sendirian"

"maaf-maaf tadi ada urusan bentar"

"ck yaudah deh ku maafin untuk kali ini"

"haha"

naura dan yara langsung saja kembali beraktivitas sembari tawaan dirumahnya.

transmigrasi gadis smpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang