Perasaan apa yang dirasakan Haechan saat ini? Pasalnyasaat ini dia tengah berada di dalam dekapan Mark.
Saat Haechan membuka matanya tadi, dia sudah bingung setengah mati karena Mark memeluknya begitu erat.
"Kenapa Mark memelukku? Kenapa dia tidur bersamaku?" Pikir Haechan sedari tadi..
Merasa mulai sesak, Haechan pun membangunkan Mark perlahan
"Mark, mark.. Bangun dulu, aku mulai sesak" Katanya sembari bergerak tipis-tipis agar membuat mark terbangunUsahanya pun tidak sia-sia, pria tampan itu bangun dengan segera ketika mendengar suara Haechan.
"Ah Haechan, maafkan aku.. Kau tak apa?" Tanyanya dan langsung mengambil posisi duduk.
Yang ditanya pun mengangguk kecil sembari menyamankan posisi tidurnya.
Mark? Pria ini menatap Haechan dengan dalam, melihat dia dari atas sini sangatlah manis dan cantik(?).
Seakan menyadari bahwa ia sedang di perhatikan, Haechan pun memberanikan diri untuk bertanya
"Mark, kenapa metapku seperti itu?" Yang ditanya pun mengedipkan matanya beberapa kali dan memalingkan wajahnya"Umh, Haechan? Ehh, bisakah aku menceritakan sesuatu kepadamu?" Mark menatap Haechan dengan penuh keseriusan
Si manis pun langung bangun dan mengambil posisi duduk dengan menyandarkan punggungnya di sandaran kasur "Tentu, kenapa tidak"
"Aku langsung ke intinya saja, jika ada yang ingin kamu tanyakan, silahkan saja.... Aku dan kamu dulunya saling mencintai dan hampir menikah, tapi kamu kecelakaan, dan... Meninggal" Singkat, padat, jelas(?)
Oke, Haechan kebingungan sekarang dengan pengakuan Mark.
"Hah? Maksudnya? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan Mark, kenapa tiba-tiba sekali mengatakan hal seperti ini? Aku saja baru bangun tidur dan nyawaku belum sepenuhnya terkumpul, tapi apa katamu ini? Aku sangat bingung, jangan bercanda seperti itu, aku tidak suka" Haechan
"Aku tidak bercanda, Bear" Mark memagang pundak Haechan
"Bear? Panggilan itu? Sepertinya aku pernah mendengar seseorang memanggilku dengan sebutan itu, tapi siapa? dan dimana?" Haechan berfikir keras dengan nama 'Bear'itu.
"Kau pernah mendengar panggilan itu?" Tanya Mark yang langsung diangguki oleh Haechan.
"Ya, dulunya aku sering memanggilmu dengan sebutan itu.
Aku adalah lelaki yang mencintaimu disaat itu, tapi kejadian waktu itu membuatku merasa menjadi seorang pengecut dan akhirnya aku mengakhiri hidupku"Mark mengambil posisi lebih dekat dengan Haechan, lalu membawa anak itu ke dalam pelukannya..
Kemudian Mark menceritakan semuanya yang dia ketahui....
.
.
.
Semuanya jelas sekarang, itulah mengapa Haechan selalu memimpikan hal-hal yang aneh.
"Sebentar, bagaimana kau bisa tau semuanya?" Tanya Haechan
"Aku punya kembaran, dan dia memiliki kemampuan yang tidak bisa di miliki orang lain. Dia dapat melihat masa lalu orang lain, dan dia menceritakan semuanya ini kepadaku saat aku berusia 19 tahun. Aku awalnya tidak percaya, tapi orang tuaku juga mengatakan hal mirip dengan itu, jadi aku mempercayai kembaranku itu. Dia tinggal di sinj, di Jeju. Semalam aku pergi ke rumahnya, namanya Minhyung" Mark
Haechan pun mengangguk patuh
"Bisakah aku menemuinya?" Tanya si manis"Tentu, ayo bersiap dan kita pergi ke tempatnya"
.
.
.
.
"Mark, kenapa rumahnya masuk kedalam hutan seperti ini?" Haechan cukup ketakutan karena sedari tadi mark menyusuri jalan yang kemungkinan sedikit sekali ada orang yang tau.
Pasalnya jalan ini hanyalah jalan tanah, dan sangat di tengah-tengah hutan.
"Tenang saja.. Kembaranku memang tinggal di dalam hutan, karena dia tidak ingin bertemu dengan banyak orang. Setiap kali dia betemu dengan orang baru, maka dia akan langsung dapat melihat orang tersebut di masalalunya" Mark melepaskan satu tangannya dari setir mobil dan beralih mengusap puncak kepala Haechan.
"Berarti, jika nanti dia melihatku, dia akan langsung bisa melihat kehidupanku di masa lalu, ya?"
"Tidak"
"Kenapa? Katamu tadi-"
"Iya memang begitu, tapi kamu tidak lagi, karena dia sudah melihatmu, jadi dia tidak akan melihat masa lalumu untuk yang kedua kalinya lagi"
"Kapan dia melihatku?"
"Di dalam masa laluku" Mark pun tertawa terbahak-bahak setelah itu
Haechan terkekeh geli dengan perkataan Mark.
Tak lama setelah itu, keduanya sampai di mansion yang sangat luas di tengah hutan dan dengan nuansa gelap, membuat Haechan sedikit merasa takut.
"Mark, aku takut" Cicit yang lebih muda
Haechan saat ini sudah berada di belakang Mark, dan memegang sedikit ujung baju Mark.
"Lucu sekali" Isi hati Mark pun bersuara ketika melihat tingkah Haechan.
Keduanya masuk dan mendapati satu wanita tengah duduk bersilang kaki di atas sofa mewah berwarnah merah gelap dengan tatapan tajam menatap keduanya yang baru masuk.
"Mana Minhyung?" Tanpa panjanh lebar, Mark langsung bertanya kepada perempuan itu.
"Dia sedang berenang" Kata perempuan itu
Mendengar itu, Mark langsung pergi membawa Haechannya dan menuju ke area kolam renang
"Hyung"
Mark langsung memanggil kakaknya yang hanya beda 2 menit darinya itu.
Yang dipanggil pun menoleh, dia langsung berenang ketepi dan melilikan handuk di bagian bawahnya karena melihat pria manis disamping adiknya itu telah menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Kau datang membawanya?" Tanya Minhyung kepada Mark
"Ya, seperti yang kau lihat"
"Halo" Sapa minhyung kepada Haechan yang membuka sedikit cela dari jarinya untuk melihat pria di depannya
"Wuuah, mirip sekali" Haechan buru-buru melepaskan tangannya dari wajahnya dan langsung bersorak keheranan.
"Namanya juga kembar" Minhyung berjalan memasuki mansionnya itu "Tunggulah disitu, aku akan segera kembali" Kata Minhyung sebelum punggunnya menghilang di balik pintu berwarna cokelat tua disana.
"Dia akan segera kembali, nanti tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan, oke?" Mark
"Iya, pasti" Haechan
Tak lama setelah itu, Minhyung kembali dengan pakaian yang berwarna serba hitam di tubuhnya.
Tidak ada basa-basi lagi setelahnya, apapun yang membuat Haechan penasaran, langsung ia tanyakan kepada Minhyung Minhyung itu.
Sulit dipercaya tapi Haechan tetap percaya, karena semua yang dia mimpikan itu sama persis dengan apa yang diceritakan Minhyung.
.
.
Hari hampir gelap dan keduanya harus segera balik, karena jalan yang akan mereka berdua lalui ity sangatlah menakutkan. Kalau Mark sendiri, tidak apa-apa. Tapi kan saat ini dia membawa Haechan, pria manis ini sangat penakut. Jadi dia meminta Mark untuk pulang saja dari sekarang, agar saat keluar dari hutan tidak terlalu malam.
Mark pun menuruti cintanya di masa lalu itu, dan mungkin akan menjadi cintanya di masa sekarang juga. Entahlah, Mark sudah merasakan perasaan itu saat ini.
