'Loh? Ini kan arah gang rumah gue?' lirih Abel, ketika ia melihat arghi berjalan mendahuluinya namun ke arah yang sama.
Rasa penasaran dari gadis itu tiba-tiba muncul. Ia mengikuti arghi dari belakang namun arghi sama sekali tidak merasa adanya kejanggalan.
"Ih bener ini mah. Jangan-jangan dia tetangga gue?" Gerutu Abel namun ia masih mengikuti arghi dari belakang.
Abel menghela nafas ketika ia melihat langkah laki-laki itu melewati rumahnya. "Huffttt, ternyata bukan tetangga gue" ucap abel. Namun dua detik setelahnya, ia di buat kaget dengan langkah arghi yang berbelok ke sisi kanan nya yang ternyata ke rumah samping kediaman Abel.
"Loh loh? Kok?!?"
Gadis itu berlari mendekatinya yang kini berjarak lumayan jauh. Laki-laki yang menggemblok gitar di belakang itu masih tidak menyadari ada Abel yang berlari ke arahnya.
"Arghi!" Teriak Abel. Laki-laki itu langsung menoleh ke arah suara yang memanggilnya, ketika ia baru saja ingin membuka pagar rumah.
Arghi menyipitkan mata. Ia melihat gadis sedang berlari ke arahnya dengan membawa gitar di belakangnya. Ia mengira itu pasti Abel, gadis yang ia temui di pantai tadi.
Tak lama arghi menunggu Abel yang tengah berlari, sekarang Abel sudah berdiri tepat di depan arghi. Nafasnya yang terengah-engah, membuatnya jongkok sesaat sambil mengatur hembusan.
"Jadi...hhhhh" ucap abel yang masih mengatur nafasnya. Ia bolak balik menghela nafas. Arghi terdiam melihat gadis yang cukup lugu ini. "Huffttt..." Abel menghela nafas berat.
"Kenapa?" Tanya arghi.
"Ini...rumah kamu?"
"Iya. Kenapa?"
"Dan rumah ini!...rumah akuuu!" Ucap Abel langsung menunjuk rumahnya yang berada tepat di samping rumah arghi.
"Iya tau" jawab arghi sambil mengangguk.
"Hah?!?"
"Aku sering liat kamu tiap pulang sekolah. Bahkan kita satu sekolah" ujar arghi.
Abel hanya diam dengan mulut yang masih ternganga. Matanya melirik-lirik ke arah yang tidak jelas, setelah ia tau kalau arghi satu sekolah dengannya.
"Tapi aku baru tau kalo aku punya tetangga baru..." Kata Abel.
"Karena kamu itu jutek. Bodo amatan sama semua hal" celetuk dari bocah laki-laki itu.
"Heh!!"
"Lain kali kita berangkat bareng" ucap Arghi lalu ia malah meninggalkan Abel yang masih berdiri disana. Bahkan saat pagar rumah arghi sudah tertutup, Abel masih tak melepaskan pandangannya ke arghi.
***
Di hari itu juga, saat malam hari Abel pergi ke rooftop rumah yang hanya berisikan beberapa tanaman berbunga. Cuaca langit di penuhi beberapa bintang yang mengelilingi bulan sabit.
Rumah dengan dua lantai sangat sepi jika di huni hanya tiga orang. Tak heran jika mamah selalu melihat Abel pergi ke rooftop untuk menenangkan diri. Ayah Abel selalu melarangnya bermain gitar di kamar dan saat itulah Abel kini bermain gitar di atas rumahnya.
Tak lupa abel membawa gitar serta buku diary nya saat naik ke atas. Disana ia dapat melihat ke bawah, ke rumah arghi yang ternyata memiliki rooftop juga.
Ia membuka buku diary nya yang berisi kan beberapa chord gitar salah satunya tertera lagu simfoni hitam.
"Coba lagi simfoni hitam aja kali ya?" Ucap Abel seorang diri sembari membuka lembaran buku.
"Bel! Bel!" Teriak seseorang. Sontak Abel menoleh ke belakang. Ia mengira mamah memanggilnya.
"Mah?" Pekik Abel yang masih celingak-celinguk melihat ke seluruh area.
"Bel!"
Sontak Abel langsung berdiri dan di saat itu juga ia melihat seseorang dari atas rumah arghi.
"Arghi?" Lirihnya lalu ia berjalan ke sudut rooftop. Benar saja, arghi berada disana yang ternyata sosoknya berdiri di balik dinding tinggi rumah Abel.
"Ngapain disitu?" Pekik Arghi bertanya.
"Main gitar" singkat Abel.
"Sini!" Ajak arghi dengan kode tangannya yang melambai.
Abel mengkerutkan kening. Merasa orang ini sungguh freak.
"Aku bawa jajanan!" Lanjut arghi yang tiba-tiba menunjukkan sekantung plastik dengan beberapa Snack di dalamnya."Nah kalo gitu baru jelas!"
Abel melihat kebawah, jarak sungguh tinggi. Arghi menunjuk ke sisi kiri darinya dan ternyata terdapat tangga yang menyatu ke dinding."Kok bisa?" Tanya Abel heran dan arghi hanya mengankat bahu sejenak seraya tak tahu. Ia baru tau jika ada tangga yang menyatu ke rumahnya.
"Udah cepet turun!"
Abel berlari ke sudut paling belakang rooftop dan turun melalui tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHATHED TO MEET YOU
Teen FictionAttention! Dilarang plagiat! 🚫 "Ghi? Sikap Lo berubah! Lo gak sama kayak dulu!" Maki dari seorang siswi SMA kelas satu yang bernama Isabel Laiqa Azaren. "Kenapa? Lagi pula gua bukan siapa-siapa lu? Apa hak lu?!?" Maki balik dari seorang Arghi Fabi...