3. Di sekolah

3 2 0
                                    

"Bel! Liat dong PR yang kemareennn!!" Pinta naina bak anak manja.

"Ihh! Kebiasaan!"

"Hehe..." Naina tercengir.

"Gak!"

"Abeeelll..." Rengek naina dengan bibir manyunnya. Ia menarik-narik kerah lengan baju Abel.

"Udah mau bel juga!"

"Kan itu jam pelajaran ketiga.."

"Yaudah ntar aja pas istirahat" tukas Abel lalu ia membelakangi naina yang tengah berdiri di depan mejanya.

"Bener yaa!?!?"
Tak ada sahutan dari Abel. Naina menyeringai senang karena berhasil membujuk Abel.

***

Di jam pelajaran kedua, saat Bu Fira menjelaskan tema musikal, seorang laki-laki masuk ke dalam kelas dengan membawakan buku paket beserta beberapa lembar kertas yang terlihat seperti lukisan.

Naina teman sebangku Abel, tiba-tiba saja mencubit tangan Abel yang padahal sedang duduk diam di bangkunya. Sontak gadis dengan rambut panjang yang di kuncir itu menoleh ke teman di sampingnya.

'ck!' (Abel berdecik)

"Ganteng bangeettt abeeelll!!!" Geram naina sambil menggigit bibir. Matanya terbelalak tak mengedip memandangi laki-laki yang tengah berbicara dengan Bu Fira.

Abel menelan Salivanya tak percaya. Yang di maksud naina sudah pasti arghi.
"Kenapa sih?!?" Ketus Abel.

"Ihhh! Liat! Liat!" Naina menolehkan wajah Abel ke arah arghi. "Ganteng kan?"

"I..ya..." Jawab Abel sambil mengangkat pelan.

Bagaimana para gadis tidak terpikat olehnya, jika rambutnya saja hitam pekat, hidung mancung, dan bibir tipisnya berwarna pink. Walaupun kulit arghi sedikit sawo matang, itu justru menjadikannya terlihat manis.

Di detik yang sama, laki-laki yang sedang berhadapan dengan Bu Fira itu melirik ke arah Abel. Abel yang tengah memandanginya kini langsung membuang muka seketika.

"Makasih ya arghi" ucap Bu Fira lalu menganggukan kepala dan tersenyum padanya. Tak luput dari lirikannya, ia juga tersenyum ke Abel.

"Mari Bu!"

"Iya ghi"

"Ohhhh!! Namanya arghi ternyata bel..." Bisik naina.

"Iya tau..."

***

Di jam istirahat, janji Abel soal meminjamkan buku catatan kini di tagih oleh naina sendiri. Baru saja bel berbunyi, naina langsung menadahkan tangannya seraya meminta sesuatu.

"Kebiasaan deh, makanya jangan main game terus" celetuk Abel lalu ia menaruh buku catatan di telapak tangan naina dengan enggan.

"Thank you so much!" Ucap naina bersikap seperti ingin mencium Abel.

"Bel!" Sapa viona selaku ketua kelas di kelas IPA 3.

"Iya?"

"Kamu kan selaku seksi kebersihan, tolong bilangin yang lain ya soal jadwal piket" Ujarnya.

"Iya, nanti" jawab Abel dengan ketus.

"Kamu gak srek ya sama saya?" Tanya viona.

"Maaf, saya gak pernah benci sama orang" lanjut Abel.

"Kamu!.."

Abel tak merespon apapun. Ia masih di posisi yang sama dan Masih ada naina di sampingnya yang sedang menulis catatan.

"Udah deh vi! Drama aja masih pagi juga!" Ceplos naina.

Viona selaku ketua kelas disini selalu menghargai para murid. Ia bukan ketua kelas yang gila hormat. Sikap dan sifatnya yang membuat para murid percaya kalau viona adalah seorang yang bisa di handalkan.

Gadis berambut pendek yang berada di depan Abel, kini pergi kembali ke tempat duduknya. Ia menghela nafas lalu mengambil ponselnya dan melangkah keluar kelas.

Di kelas hanya ada Abel dan juga naina. Semua murid terkecuali mereka berdua sudah berpencar ke tempat yang berbeda. Abel membuka tas miliknya dan mengeluarkan sekotak bekal yang di bawakan mamah.

"Wahh?! Bawa bekel apa bel?" Tanya naina dalam keadaannya yang masih fokus menulis hingga tak berhenti natap buku.

"Perasaan Lo gak liat apa-apa deh?!"

"Mencium ini!!" Ucap naina sambil mengendus-endus kotak makan milik Abel. "Bawa onigiri kah?" Lanjut naina bertanya.

"Engga, Sandwich. Mau?"

"Boleehh!" Naina menyeringai.

Saat Abel ingin memberi sepotong sandwich ke naina, pupil mata naina malah mendadak membesar. Terlihat dari pantulan pupil mata naina, ada seseorang yang berdiri di depan pintu kelas.

"Abel?"

Abel langsung menoleh dengan cepat dan ternyata itu arghi.

"Arghi?"

"Sibuk kah?"

"Enggak!" Abel menggelengkan kepala. "Kenapa?" Lanjut Abel.

"Nanti pulangnya bareng aja"

'deg'

Degupan jantung Abel serasa terhenti sejenak. Ia menelan Salivanya lagi dan tanpa sengaja matanya melirik ke arah naina.

"Aku bawa motor ghi" jawab Abel.

"Yaudah kalo gitu" ucap Arghi lalu ia tersenyum ke dua gadis didepannya sekarang.

Laki-laki itu berjalan keluar kelas dan naina masih tersandar di atas telapak tangannya.
"Aaarrrggghhhh!!!" Pekik naina dan Abel terkejut.

"Kenapa sih!?!"

"Dia ganteng!! Tapi sayang..." Naina menggantung perkataannya.

"Sayang?" Tanya Abel dengan alis yang terangkat satu.

"Iya. Dia sukanya kamu" celetuk naina si gadis dengan rambut terurai. Abel hanya tercengang mendengar perkataannya dan naina pun kembali melanjutkan menyalin catatan.

ENCHATHED TO MEET YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang