•[KECELAKAAN]•

136 10 2
                                    

Di rooftop sekolah, seorang gadis tengah berdiri dengan menitikan air matanya.

Rambut indah nya yang di gerai beterbangan di terpa hembusan angin yang cukup kencang. entah kenapa langit pun menjadi mendung seolah tengah mewakili suasana hati gadis tersebut.

"Bunda, ayah, Hazel rindu kalian" lirih nya dengan air mata yang dengan lancangnya mengalir melewati pipi mulus nya.

Gadis itu adalah Hazel.

Tadi, setelah dari parkiran tadi ia memang memutuskan untuk membolos di rooftop.

Suasana hati nya yang mendadak kacau, membuatnya malas untuk belajar.

Entah lah, ia pun bingung, mengapa tiba-tiba perasaanya mendadak tidak enak, ia merasa seperti akan terjadi sesuatu yang buruk menimpanya.

Perasaan tidak enak pun, kini menghinggapi nya.

Hazel yang merasa mengantuk pun melangkah kan kaki nya menuju ke arah kursi udang yang berada tak jauh darinya.

ia pun merebahkan dirinya di sana, dan mulai memejamkan matanya yang kini telah memberat.

***

Jam sudah menunjukan pukul 15:27, tetapi genta beserta ke 3 sahabatnya yang lain tengah sibuk membangunkan Hazel yang tengah tertidur di sofa rooftop.

"Zel, bangun" genta menepuk pelan pipi Hazel untuk membangunkanya, Hazel yang pada dasarnya memang susah di bangunkan pun bahkan tak terusik sama sekali.

"Minggir, biar gue aja yang bangunin" ucap dibta dengan seringaianya.

"Gak usah cari masalah" sinis Arga yang dapat menebak akal busuk sahabat nya itu.

"Ck, gue kan cuma mau nyir-"

Byurr

"ANYING BANJIR" Hazel berteriak kaget sembari meloncat ke gendongan rayan yang berada di depannya.

"Hahaha, banjir ndasmu" rayan tertawa sembari menahan bobot tubuh Hazel yang kini berada di gendongannya.

Sedangkan dibta, dia bahkan sedang tertawa sembari berguling-guling di lantai. Dibta sangat senang karna akal busuk nya yang di gagal kan oleh Arga ternyata malah di lakukan oleh sahabat gilanya, rayan.

"Setan lo rayan, gue lagi enak enak tidur juga, malah lo guyur" Hazel mengumpat dengan tangan yang memukuli dada bidang rayan yang kini tengah tertawa lepas.

"Hahaha sory zel sory, gue kan niatnya mau bangunin lo" ucap nya dengan menurunkan Hazel dari gendongannya.

Hazel yang memang sedang sensitif pun malah menangis di dalam pelukan genta, membuat para sahabatnya kebingungan, tidak biasanya Hazel seperti ini.

"Kenapa, hm" ucap genta dengan mengelus rambut indah Hazel.

"Laperr~" jawab Hazel dengan manja.

"Dih, tumben si Hazel manja gitu ke genta" bisik dibta dengan wajah julid nya kepada rayan.

"Iya ya, apa jangan jangan dia kesambet lagi" balas rayan dengan wajah ketakutan nya yang menyebalkan itu.

"Ekhem" dehem Hazel yang mendengar perkataan mereka, yang hanya di balas cengiran oleh sang empu.

"Udah, sekarang kita pulang sekalian cari makan" ucap Arga yang di angguki oleh ke empat sahabatnya.

***


Kini Hazel  mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, di belakang sana ada segerombolan anak geng motor yang tengah mengikutinya sedari tadi.

Hazel memang hanya sendiri, karna setelah acara makan-makan tadi Hazel tidak ikut pergi ke markas bersama sahabatnya yang lain.

Beberapa kali Hazel menoleh ke belakang guna memastikan bahwa para anak geng motor itu tidak bisa menyusul nya, tetapi sepertinya takdir tidak sedang berpihak kepadanya kali ini.

Jarak antara Hazel dengan orang-orang itu hanya tinggal beberapa meter saja, membuat Hazel menambah kecepatan motornya.

Karna terlalu sibuk menoleh kebelakang, Hazel tidak menyadari keberadaan sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi di depanya.

Hazel yang terkejut pun membelokan motornya ke arah kiri, namun naas, karna jarak truk yang dekat membuat Hazel tidak bisa menghindari kecelakaan tersebut. Dan,

Dughh

Brakk

Sretttt

Tubuh Hazel terpental sejauh 3 meter dengan motornya yang terlempar dan menggesek aspal.

Rasa sakit yang amat sangat menyakitkan mulai menjalar ke seluruh tubuh Hazel, dengan darah segar yang mulai merembes dan berceceran di jalanan.

Hening.

Hanya terdengar suara detak jantung nya sendiri yang mulai melemah, yang bisa Hazel dengar.

Orang-orang yang melewati jalanan tersebut pun menghentikan kendaraannya dan mulai mengerubungi tubuh Hazel bagaikan lalat yang mengerubungi bangkai.

Hingga mata Hazel memberat, dan dengan perlahan mata indah itu pun tertutup dengan sempurna berbarengan dengan detak jantung nya yang menghilang.

HAZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang