•[MERENUNG]•

110 11 0
                                    

Kini seorang gadis tengah berdiri di balkon kamarnya, memandang langit biru yang begitu cerah.

Gadis itu adalah hazel,
Hazel yang sekarang tengah mengisi raga xiera.

Ia terlihat frustasi sekarang, beberapa kali ia menghembuskan nafas nya kasar, ia terlihat seperti tengah memikirkan sesuatu.

Ia terlihat termenung.

Termenung memikirkan apa yang akan terjadi kedepanya setelah ini.

Gurat penyesalan pun kini terlihat jelas di matanya.

Entah ia mengambil keputusan yang benar, atau salah. Tetapi semuanya sudah  terjadi, dan waktu pun tidak bisa di ulang kembali, bukan?

Dan sekarang ia terlihat begitu menyesal, karna telah menerima permintaan dari xiera asli, waktu itu.

Setelah ia selesai membersihkan dirinya tadi siang, Tiba-tiba saja kepalanya terasa sangat berat, berbarengan dengan sekelebat ingatan yang terputar jelas bagaikan kaset rusak di kepalanya.

Perasaanya kini campur aduk, antara senang atau sedih. Entah ia harus senang karna masih di beri kesempatan untuk hidup, walaupun dalam raga orang lain, atau ia harus merasa sedih, karna sekarang ia telah jauh dari para sahabat yang selalu ada untuk nya kala ia membutuhkan mereka.

Ia bahkan bisa menebak, sehancur apa sahabat nya saat ini setelah mendengar berita kecelakaan nya beberapa waktu lalu.

Memikirkan nya saja sudah membuatnya begitu frustasi sekarang.

Belum lagi sekarang ia harus menjalani hidup nya, sebagai xiera.

Dan bicara soal xiera, kini hazel telah menempati raga nya sekarang, jadi mungkin kita tidak akan memanggilnya dengan sebutan hazel lagi, melainkan dengan sebutan xiera.

Dan kini.

Hati Hazel-ralat, xiera maksudnya, terasa sakit ketika mengingat betapa menderita nya hidup xiera asli, dia mungkin memiliki keluarga yang lengkap, tetapi tekanan yang ia dapat dari keluarga nya sendiri, begitu membuatnya terpuruk.

Selalu di tuntut untuk menjadi sempurna, dan siksaan yang ia dapat dari ayah kandung nya sendiri begitu melukai perasaanya, belum lagi sikap acuh yang selalu ia dapat dari kedua abang nya benar-benar membuatnya putus asa, hingga ia memilih menyerah dan meminta hazel untuk menggantikan nya.

"Huft, ternyata keluarga yang lengkap pun ga bisa ngejamin kehidupan yang bahagia "

"Tetapi, hidup tanpa hadirnya orang tua dan keluarga pun, rasanya sakit"

"Kenapa tuhan nentuin takdir gue, se menyedihkan ini " lirih nya, sendu.

Mata xiera pun kini mulai memanas, dengan cairan bening yang menetes dengan sendirinya.

Xiera yang merasa lelah pun kini masuk ke dalam kamarnya, lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk yang begitu nyaman.

Hingga suara isakan yang sebelumnya terdengar, kini mulai menghilang dengan mata xiera yang sudah tertutup rapat.

HAZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang