5

33 9 0
                                    

Kini Helena sedang di suapin oleh Jeslyn. Mereka tak terlalu banyak berbicara, mereka hanya berbicara ketika Helena membutuhkan sesuatu.

.
.

" Kak, bisakah aku main HP? " Tanya Helena.

" Sebenarnya boleh tapi kakak nggak tau di mana hp kamu ditaruh di mana. " Ucap Jeslyn.

" Coba tanyain kak Dika. Pasti Kayla udah ngespam terus. " Ucap Helena.

" Sabar ya kalau nggak ketemu kakak udah ada yang baru buat kamu. " Ucal Jeslyn sambil mengeluarkan kotak hp.

" Kak?! Jangan gitu dong aku ngerasa jadi beban. " Ucap Helena.

" Tenang saja kakak beliin ini karena belum ngasih kamu hadiah ulang tahun dan juga kakakmu yang milihin warnanya. " Ucap Jeslyn.

" Terimakasih kak. " Ucap Helena mencoba memeluk Jeslyn.

" Kalian udah makan? " Tanya Dika yang baru datang.

" Barusan banget selesai. Oiya tadi si Helena nanyain hpnya di mana, kamu tau nggak? " Tanya Jeslyn.

" Hpmu ada di kakak. " Ucap Dika.

" Buat apa? " Tanya Helena.

" Karena ada barang bukti siapa pelaku yang buat kamu jadi begini. " Ucap Dika dengan serius.

" Sampai kapan kakak pakai hp aku? " Tanya Helena.

" Sampai ayah ke tangkap. Oiya kakak mau tanya kamu sesuatu, kamu mau ayah ditindaklanjuti secara hukum atau cara yang lain? " Ucap Dika.

" Hukum saja. " Ucap Helena.

" Dan satu lagi kamu mau tinggal di luar kota atau tetap disini? " Tanya Dika.

" Eh? Kok begitu? " Tanya Helena.

" Demi keselamatan kamu makanya kakak kasih pilihan seperti itu. " Ucap Dika yang membuat Helena terdiam.

.
.

Kini Juan merenung menatap kolam ikan yang ada di rumahnya. Dia merasa semua begitu kacau hingga sulit untuk di perbaiki. Juan terus termenung hingga ada suara kucing yang mengejutkan dirinya.

.
.

" Ah? Kalian lapar ya? Bentar aku ambilkan makanan. " Ucap Juan.

" Mana makanannya ya? " Gumam Juan keliling mencari makanan untuk kedua kucing itu.

" Apa yang kamu cari? " Tanya Yolanda.

" Aku nyari makanan untuk kucing. " Ucap Juan.

" Owalah, kalau nggak salah ayahmu naruh di dekat rak sepatu yang ada di depan. " Ucap Yolanda.

" Begitu, terimakasih bunda. " Ucap Juan.

.
.

Juan langsung bergegas mengambilnya dan memberikannya kepada kedua kucing itu. Tapi sebelum memberikannya kepada kedua kucing itu Juan terpaku oleh sebuah secarik kertas yang ada di makanan itu.

.
.

" Ini takarannya ternyata. " Ucap Juan memberikan mereka makan.

" Aku heran kenapa ada kucing di rumah kan mbak Wilona kurang suka kucing. " Gumam Juan.

" Itu kucing titipan dari Helena sebelum dia nggak ada kabar. " Ucap Kevin yang terlihat belum tidur.

" Nama mereka Ruru sama Mumu. Kalau kamu susah tandanya liat aja pitanya yang dipasangin Helena. " Ucap Kevin sambil mengelus kucing-kucing itu.

Terimakasih Telah BertahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang