" Mau sampai jam berapa lu berbaring di sana? Ini udah jam 11 siang lu mau jadi babi panggang? " Tanya Veron yang sedang meminum macha.
" Gw bingung mau ngapain, rasanya sepi banget nggak ada Helena. " Ucap Juan.
" Risinyi sipi nggik idi Hilina. Bacot lu, mending masuk ke dalam terus makan karena walaupun lu sakit belum tentu Helena nyari lu. " Ucap Veron dengan kesal.
" Lu nggak pernah ngerasain ada di posisi gw. " Ucap Juan membuat Veron kesal.
" Anak monyet emang. Gw mau pergi anter orderan mommy dulu. " Ucap Veron.
" Ikut, tapi kemana? " Tanya Juan.
" Nggak tau, belum dikirimin alamatnya. Jadi ikut nggak? " Tanya Veron.
" Ikut lah. " Ucal Juan bergegas mengambil jaketnya.
" Dasar orang gila. " Ucap Veron.
.
.Mereka berdua pergi menuju rumah Veron. Selama di perjalanan Juan merasa sedikit gelisah ntah karena apa namun perasaan itu tiba-tiba saja muncul membuat Juan mengeluarkan banyak keringat.
Saat sudah sampai mereka disambut hangat oleh tante Kirana dan Lidya. Juan merasa sedikit terkejut karena Lidya memberinya sebuah senyuman.
Tante Kirana memberikan mereka berdua makanan juga untuk di makan di perjalanan nanti. Mereka berdua langsung berangkat menuju lokasi yang sudah di kirim tante Kirana.
.
." Juan, kamu baik-baik saja? " Tanya tante Kirana dengan wajah khawatir.
" Aku? Aku baik kok, ada apa? " Tanya Juan kembali.
" Wajahmu tumben banget pucat dan banyak keringat makanya tante tanya siapa tau kamu demam tapi maksa keluar. " Ucap tante Kirana membuat Juan terkekeh.
" Tenang saja tante, aku baik-baik saja. Kami berdua pergi dulu ya tante. " Ucap Juan sambil tersenyum.
" Baiklah, hati-hati kalian berdua. " Ucap tante Kirana.
" Iya tante / Yes mommy. " Ucap mereka dengan kompak.
.
.Kirana hanya tersenyum mendengar kedua orang yang berbicara bersamaan dengan kalimat yang berbeda namun dengan tujuan yang sama kepada dirinya.
Kirana hanya bisa tersenyum melihat kedua anak yang sejak kecil dia lihat pertumbuhannya sampai sekarang tetap bersama walaupun mereka terkadang sering bertengkar tentang hal kecil.
.
." Kenapa masih bengong ma? " Tanya Lidya.
" Mereka cepet banget besarnya kayak kamu. " Ucap Kirana sambil menatap anak gadisnya.
" Kumat lagi deh. " Ucap Lidya membuat Kirana tertawa.
" Helena jadi ke pengadilan buat ngurusin masalah itu? " Tanya Kirana.
" Jadi ma, makanya tadi si Danendra nelpon buat ngasih tau kabar Helena. " Ucap Lidya.
" Syukurlah, semoga orang itu mendapatkan hukuman yang lebih pantas. " Ucap Kirana.
.
.Kembali ke Veron dan Juan, kali ini perasaan Juan masih seperti tadi membuatnya kesal sendiri. Namun rasa kesalnya terhenti ketika dia melihat nama orang yang menelponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terimakasih Telah Bertahan
FanfictionJuan mulai menyadari secara perlahan bahwa dia mencintai Helena namun kabar Helena tak pernah terdengar. Bagaimanakah perjuangan Juan untuk mencari dan mendapatkan Helena lagi? Ini lanjutan untuk cerita " Terimakasi Telah Hadir " Perhatian ‼️ Gen...