17

39 6 0
                                    

Juan dan Helena menghabiskan waktu yang begitu lama saat menjalani trial. Namun mereka menghabiskan waktu tidak untuk jalan-jalan saja tetapi mereka mampir ke panti asuhan dan hal positif lainnya.

Helena merasa jika Juan sepertinya memang pantas untuk diberi kesempatan kedua. Mereka akhirnya menghentikan trial dan melanjutkan dengan hubungan sebagai sepasang kekasih.

Dan hari ini mereka berdua membuat janji untuk bertemu di taman kota di sore hari namun Helena datang terlambat karena terjadi kecelakaan. Helena mencoba menghubungi Juan untuk memberitahukan bahwa dirinya terlambat namun hp Juan tak bisa di hubungi sama sekali.

Helena berusaha untuk berpikir positif jika hp Juan memang kehabisan baterai. Namun pikirannya berubah ketika dia melihat apa yang terjadi di taman. Dia melihat Juan yang tiba-tiba di peluk oleh wanita yang datang ntah dari mana.

Helena kali ini tidak inginn sabar lagi. Helena mempercepat langkahnya dan mendorong tubuh wanita itu menjauh dari Juan.

.
.

" Helena! Stop, tenangkan dirimu. " Ucap Juan dan langsung memeluk Helena agar Helena tidak bertindak berlebihan.

" Ada apa ini? Sayang? Kamu nggak apa? " Tanya pria yang tak sengaja melihat kejadian tadi.

" Loh? Aku kira dia itu kamu makanya aku peluk tapi mbak ini langsung ngedorong aku. Aku kan nggak sengaja. " Ucap wanita itu namun dia tak berani menatap Helena.

" Mbak tau nggak kalau tindakan mbak tadi bisa membuat hubungan saya bisa hancur. " Ucap Helena dengan kesal.

" Maafin tingkah istri saya mbak. " Ucap pria tadi sambil membantu istrinya berdiri.

" Saya juga minta maaf karena mendorong istri anda. Lain kali tolong di perhatikan lagi istrinya biar nggak terulang lagi. " Ucap Helena.

" Sekali lagi kami minta maaf. " Ucap pria itu dan meninggalkan Helena dan Juan disana.

.
.

Juan masih diam dan terus memeluk Helena dan Helena hanya diam saja. Helena merasa nyaman diam di pelukan Juan dan ini juga pertama kalinya mereka berdiri di jarak yang begitu dekat.

Di saat Helena semakin nyaman diam di pelukan Juan tiba-tiba Juan melepaskan pelukan itu. Helena merasa binggung dan menatap Juan dengan aneh.

.
.

" Aku tau kamu masih ingin mengejar pendidikanmu tapi aku ingin melamar kamu. " Ucap Juan, tetapi bukannya senang Helena malah tertawa.

" Kamu ini lucu banget ya, bisa-bisanya ngelawak. Kamu mau ngelamar tapi kamu nggak bawa apa-apa untuk ngelamar aku. " Ucap Helena dan hal itu membuat Juan tersenyum.

" Ngapain? Kamu mau cincin? Mending cincinnya di pakai pas acara pernikahan kita. " Ucap Juan sambil mengenggam kedua tangan Helena.

" Apaan sih? Kamu ini suka banget ngelantur. " Ucap Helena sambil memukul lengan Juan.

" Aku serius padahal. Kamu mau nggak kalau kita nikah? " Tanya Juan.

" Aku bersedia tapi kapan? " Tanya Helena dan dibalas oleh senyuman puas dari Juan.

" Besok. " Ucap Juan dan menerima tamparan dari Helena.

" Jangan bercanda kayak gitu. Aku nggak suka. " Ucap Helena.

" Yaudah kalau nggak percaya liat aja ini. " Ucap Juan kemudian mengeluarkan kotak dan isinya ada cincin.

.
.

Terimakasih Telah BertahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang