Dua Puluh | Dilematis Rasa

19 17 0
                                    

Sapuan lembut di bahu refleks membuatku menoleh, bisa kulihat kecemasan terukir begitu kentara di raut wajahnya yang sudah terlampau lelah karena baru kelar meeting dan lebih memilih untuk menemaniku lembur di kantor ketimbang istirahat di rumahnya.

"Perihal pertanyaanku di The Library Coffee beberapa waktu lalu, kamu gak harus kasih jawaban kalau memang kamu gak mau. Maaf kalau semisal pertanyaanku bikin kamu terbebani, mending kamu lupain aja dan anggap aku gak pernah tanya itu ke kamu, ya, Ka?"

"Sebenarnya pertanyaanmu gak mengganggu pikiranku sama sekali, tetapi memang ada hal lain yang membuatku kepikiran dua hari terakhir ini, San."

Bisa kurasakan sebuah tanda tanya besar terpancar dari sorot matanya yang kini menatap ke arahku sembari berucap begitu lembut dan tulus, "Kalau semisal kamu butuh teman untuk cerita, aku siap untuk mendengarkan. Kalau pun semisal kamu gak mau cerita dan butuh teman biar gak sendirian, aku siap buat menemani kamu biar gak kesepian."

Aku tersenyum. "Thanks, tetapi pas banget memang aku butuh teman buat jadi pendengar keluh kesahku."

"Silakan," sahutnya, tanpa ragu. "Aku siap dengerin kamu."

"Dua hari lalu, untuk pertama kalinya dalam 27 tahun ini aku mendapatkan pesan beruntun dari seorang pria yang mengaku bahwa beliau adalah ayahku," jawabku jujur tanpa ada hal yang ditutupi-tutupi dengan suara lirih. Helaan napas panjang lolos dari bibirku beberapa sekon ke depan. "Jujur saja ... aku benar-benar merasa dilema. Bagaimana aku harus menanggapinya, San? Mengingat bahwa aku dan beliau sama sekali tidak pernah berkomunikasi sedikit pun sejak aku lahir lalu tiba-tiba saja muncul sekarang. Akan tetapi, jauh di dalam lubuk hati terdalam, perasaanku begitu berdebar dan juga penasaran ... kira-kira beliau orang yang seperti apa, ya?"

 kira-kira beliau orang yang seperti apa, ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eccedentesiast  |  Park Gunwook ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang