"Eh, kemarin pada lihat gak, sih, kalau Manager Kreatif kita berantem sama tunangannya di Genevive?"
Uhuk!
Refleks saja aku tersedak ketika mendengarnya, Manager Kreatif di Genevive bukannya si Guntur?
"Sebenarnya mau tutup mata dan tutup telinga, tapi suaranya Mbak Melisa keras banget padahal Mas Guntur juga bicaranya baik-baik!"
Niat hati untuk menyalurkan pikiran-pikiran negatif lewat buku bacaan beragam di The Library Coffee, tetapi sayangnya, untuk menjemput kedamaian tersebut ternyata tidak mudah bagiku begitu mendengar sekumpulan ciwi-ciwi yang posisinya tidak jauh dari posisiku itu sedang bergosip.
"Kalau dilihat dari responsnya Mbak Melisa kemarin, sih, jelas banget kali ini Mas Guntur yang salah, dengar-dengar kemarin juga ada nama cewek lain disebut ... sahabatnya Mas Guntur namanya Mbak Inka kalau gak salah!"
Refleks aku berdecak kesal, Oh Tuhan ... aku sudah tidak tahu lagi harus bertindak apa dan bagaimana caranya agar namaku tidak lagi disebut-sebut dalam pertikaian Guntur dan Melisa.
Aku tidak menyangka Tuhan akan memberikan jawaban atas keluhanku di dalam hati beberapa sekon lalu, kepada sosok dirinya yang senantiasa menemaniku untuk healing tanpa pamrih.
"Inka ... apakah aku boleh bertanya sesuatu?" tanyanya yang aku respons dengan manggut-manggut. "Apakah pernah terlintas di dalam benakmu untuk mencoba menjalin hubungan denganku, walau hanya sebentar saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast | Park Gunwook ✔️
FanficPerihal cinta, terkadang semua orang sudah mencoba berbagai cara untuk bersama. Namun, mengapa pada sampai titik terakhir, kita tidak pernah bisa bersama? Rupanya, garis takdir tidak akan pernah bisa mempersatukan hati kita untuk bersama. Selamanya...