Dulu sekali, Hamur Dieng pernah menjadi tempat bersejarah bagi beberapa orang yang datang berkunjung kemari sebelum tempat ini tutup permanen.
Sungguh menyenangkan rasanya ketika bisa merasakan atmosfer hangat hiruk pikuk manusia yang sibuk melempar tawa atau berbagi kisah menarik di bawah cahaya kuning yang menghiasi pohon beringin, menikmati senja di area balkon, bermain ayunan dengan gembira layaknya anak kecil, dan perpustakaan dengan konsep rumah mini yang menjadi tempat favoritku untuk membaca buku-buku lawas sambil sesekali mengintip kebahagiaan orang lain dari bingkai jendela bersamamu secara diam-diam.
Mataku perlahan terpejam dan mengingat kejadian bodoh yang pernah terjadi di tempat ini, Bukannya membuat tinta bolpoin bisa digunakan lagi setelah menghisap ujung pipa kecil, yang ada malah tintanya meluber ke mana-mana, sampai aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menggosok dan mencuci tanganmu yang menghitam hingga sabun di Hamur Dieng nyaris habis!
Sebenarnya, banyak sekali alternatif tujuan untuk dikunjungi, tapi hatiku malah menuntun kedua tungkai ini untuk datang ke tempat yang pernah direkomendasikan olehmu.
Mungkin aku merindukanmu, pikirku.
"Aku kira hanya merindu sendirian, rupanya orang yang ada di dalam pikiranku juga berdiri di tempat yang sama sepertiku."
Refleks saja aku membuka mata dan menoleh ke samping, sosokmu yang selalu aku bayangkan dalam kurun waktu cukup lama, telah menjelma menjadi sosok nyata.
"Ada yang ingin aku bicarakanmu denganmu, tetapi kali ini jangan lari, ya, Ka?"
Aku menggeleng singkat lalu menjawab, "Aku pun juga sama. Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu, Gun."
Maka daripada itu, kuputuskan kali ini untuk mendengarkan ceritamu-begitu juga berbagi ceritaku denganmu. Sebelum memutuskan untuk menetap atau mungkin dengan berat hati merelakanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast | Park Gunwook ✔️
FanficPerihal cinta, terkadang semua orang sudah mencoba berbagai cara untuk bersama. Namun, mengapa pada sampai titik terakhir, kita tidak pernah bisa bersama? Rupanya, garis takdir tidak akan pernah bisa mempersatukan hati kita untuk bersama. Selamanya...