Jangan lupa Enjoy, dan vote.
-
BEBERAPA TAHUN, KEMUDIAN.
Filosofi itu benar apa adanya, ternyata waktu dapat menyembuhkan segala luka bahkan sekalipun luka tersebut berada pada di titik terdalam nya. Tapi, sayangnya bekasnya lah yang akan selalu ada.
"Sayang!" ia tergejolak kaget mendengar siapa yang memanggilnya, ia memeluk wanita yang tengah membangunkan dirinya pada masa tidur nya. wanita itu menunjukkan sebuah senyuman yang akan selalu ada untuknya, ia membalas senyumannya tak kalah manis. "kenapa sayang? hm,"
"anak kamu, dia minta jalan jalan keluar buat beli balon. anak nya nangis minta balon." ujar wanita itu kemudian di balas anggukan olehnya, "iya ayok! ke taman kota mau? katanya ada monumen baru di sana, terus juga ada air mancur. aku ngga sabar liat nya bareng kamu."
"yaudah, aku siap siap ya sayang!" seru nya antusias kemudian melayangkan sebuah kecupan pada bibir seseorang di hadapannya. "iya, jangan cantik cantik ya sayang.. kamu cuman milik aku."
tanpa menunggu lama, satu pasang keluarga itu tiba di taman kota yang memiliki sejuta kenangan bagi nya. bertahun tahun lama nya ia meninggalkan kota ini lalu kembali dengan membawa sesuatu yang menghangatkan bagi nya.
"mommy! aa balonnya lepas mi!" rajuk sang putra berlari pada balon berbentuk spider yang mulai melayang lepas dari jangkauannya.
"boleh di kejar kan mom! yah?" tanya nya dengan perasaan yang gusar takut sang balon pergi lebih jauh dari amattannya.
"boleh, tapi jangan jauh jauh ya a!" ucap yang di panggil mommy, dengan tawaan yang di susul oleh laki laki di sampingnya. mentertawakan putra mereka yang tak ada habisnya bertingkah lucu,
keduanya tertawa bahagia, sampai suara nya nya terdengar samar kepada seseorang yang mendengar nya. Sementara itu, ia tersenyum miris sambil memegangi dada kirinya yang terasa sesak.
Ia terlihat bahagia dengan kekasih barunya..
Air mata yang akan datang tiba tiba harus dirinya redam ketika mendengar suara yang memanggil nya.
"MAMA!"
Teriakan itu, berhasil mengundang banyak tatap mata dari orang orang di sana. Terutama laki laki itu, ia melihat seorang gadis kecil yang berlari menuju arah wanita yang selama ini ia hindari beberapa tahun. Ia terdiam, melihat mata cantik yang gadis kecil itu miliki. Matanya sama terlihat indah seperti mata wanita itu.
Lalu ia tersenyum di sela sela nya.
Awan menggenggam tangan wanita yang kini menjadi istrinya, berkata lirih di dalam hati tentang semua ini.
Kaatiya pramoedya. Yang ikut serta dalam masa menyembuhan lukanya.
Luka nya ia dapat beberapa tahun tahun lalu.
"Sayang.." sang istri merasakan pergelangan nya di genggam oleh nya terlalu erat, ia tahu siapa yang suaminya kini hadapi, sekaligus saingannya yang berada pada hati Awan sendiri. Ia tau, pastinya wanita itu akan selalu ada dalam hatinya.
Meski, Awan berulang kali meyakinkan bahwa ia satu satunya di hatinya sekarang.
Air mata Awan lolos sudah, andai saja perempuan itu tak meninggalkannya. Ia tak akan bertemu dengan cinta yang kini ia miliki, cinta yang menerima kekurangan dan merubah caranya memandang dunia.
Ia juga, harus sebisa mungkin menjaga perasaan sang istri. Ia memeluk nya melampiaskan segalanya.
"Say-"
"kamu boleh ketemu Syerina, aku yakin ada yang mau kamu sampein ke dia." Ucap Kaatiya menyela kemudian akan di protes oleh Awan tapi ia langsung membalasnya lagi,"aku gak apa apa, aku bakal nungguin kamu disini. Ya sayang?" Ujarnya lagi, kali ini mengelus punggung tangan laki laki itu, berharap suaminya itu tenang.