ーSyerina.
WAKTU berlalu terlalu cepat, ia merasakan nostalgia dimana Awan menembaknya di tempat pecel mang Rudi, dimana tempat itu menjadi salah satu kenangan nya bersama Awan.
Lelaki itu, diam diam berproses tanpa sepengetahuannya. Dimana tahun itu, Awan melamar nya dengan cara yang menurut nya aneh namun menggemaskan.
"Kamu mau bawa aku kemana sih a!, cape tau jalan kaki, udah mau 15 menit lho kalo di itung! Kaki ku pegel a!" Protes ku.
"Sttt, jangan ngomel."
Aku mendengus di sela kesalku, kaki ku rasanya terasa linu dan mulai berat untuk melangkah lagi. Namun aku tetap menuruti kemauan nya.
"Buka penutup matanya, kita udah sampe," aku menurut, melihat pemandangan apa yang kini aku lihat.
"S- s sayang?" Aku tergagap, dimana aku melihat sebuah kemerlap cahaya yang menghiasi objek sekitar. Terlihat seperti sebuah cafe cafean yang di buat khusus. Di mana di tengah tengah nya hanya ada satu meja dan sepasang kursi.
aku sedikit terkejut di iringi oleh sebuah tawa. dimana aku melihat ikan ikan yang menggelantung menghiasi setiap sudut.
Kayak.. lele??
"Sayang? I-ini.."
Awan memberikan sesuatu yang membuat hatiku berdegup kencang, ia memasangkan sebuah cincin pada jari manisku. Awan tersenyum simpul, mengelus jemari kulembut. Menatap ku penuh cinta.
"Will you marry me?"
Aku berseru, dan Awan menatap lucu diriku yang sedang salah tingkah padanya. Tak butuh waktu lama, aku mengangguk malu, menatap wajah nya dengan penuh bahagia.
"Yang bener dong, mau gak nih aa lamar?"
"Iya.."
"Iya apa?"
"Iya mau.."
"Mau apa?"
"Jadi bojomu,"
Duh.
Awan tertawa, kemudian menarikku dalam pelukannya. Kami berdua tertawa. Merasakan perasaan bahagia yang membuncah.
"Oh ya, ini kita dimana a? Kok aku baru tau ada tempat kayak gini disini?"
"Tempat pecel lele nya mang Rudi,"
Hah?
Masa pas aku tanya kenapa milih tempat di sana, katanya biar samaan pas waktu dia nembak aku pertama kali.
Aneh, kan?
***
Hidup bersama Awan, dan menjalani hari hari yang aneh namun mengesankan. Hingga hari ini, Syerina telah bersama Awan semenjak 13 Tahun yang lalu setelah menikah. Keduanya sudah dikaruniai dua orang anak yang dimana keduanya tumbuh dengan baik ya walaupun.. Syerina agak lemah bila menghadapi anak keduanya itu.
Kemuning,
"MAMI! INUL PECAHIN GELAS YANG ADA JUS NYA MI!"
Syerina menghampiri nya, di kamar putri tunggalnya. Terlihat anabul yang tenang tenang dalam bantalannya. Ia mendengus menatap putrinya yang tengah menampakkan deretan gigi putih nya.
"Inul lagi tidur, pasti kamu kan?"
"Nggak mi, inul cuma pura pura aja. Tadi dia pecahin jus yang mami tadi buat."
"Kemuning.. jujur sama mami, kamu kan yang mecahin nya? Gak mungkin inul. Dia lagi tidur gitu kok!"
"Kok ning sih?"