2.Pertunjukan Teater

44 5 0
                                    


Granger membuka matanya dipagi hari.Sisa rasa mengantuk dalam dirinya membuat Granger enggan untuk bergerak. Dia hanya mengerjapkan mata selama beberapa saat,sambil mengumpulkan kembali kesadarannya.

Saat terbangun,Aamon sudah tidak ada dirumahnya.Granger tidak tau kapan pria itu pergi,yang jelas pagi ini Aamon sudah tidak ada dirumahnya.

Setelah mandi,Granger pergi mengunjungi markas organisasi Demon hunter yang sudah lama dia tidak kunjungi.

Bisa dikatakan para demon hunter berada dibawah suatu organisasi yang dipimpin oleh seseorang.Organisasi itu berada dikota monasty of light,dan juga bekerja sama dengan kerajaan.Banyak demon hunter yang dipromosikan untuk menjadi ksatria dikerajaan,tapi tak banyak yang bisa lolos ,memandang dari status rendah mereka sebagai kalangan biasa,sulit untuk bersaing dengan para bangsawan.Sedikit dari mereka hanya di rekrut sebagai prajurit biasa.

Orang-orang yang menjadi demon hunter kebanyakan anak yang terbuang dan berkasta rendah.mereka korban peperangan melawan para iblis,kemudian bersatu untuk menumpas pada iblis.

Granger termasuk beruntung karna orangtuanya dulunya adalah ksatria kerajaan.Begitu juga dengan Alucard,ayahnya adalah seorang jendral tertinggi sebelum Tigreal.Sejauh ini hanya Granger dan Alucard lah yang bisa bekerja dikerajaan moniyan sebagai ksatria kerajaan.

Usia Granger sepuluh tahun saat itu,ketika dia dipungut oleh pemimpin organisasi Demon hunter.Granger tinggal disebuah panti asuhan bersama anak-anak lainnya sampai usianya dua belas tahun.Kemudian dia memutuskan untuk menjadi seorang demon hunter diusia muda.

Beberapa demon hunter lainnya yang berpapasan dengan Granger menyapa Granger,Granger membalas sapaan mereka dengan senyum formal.Granger melanjutkan langkahnya menuju kesebuah ruangan.

" Oh itu kau Granger."

Seorang pria tua sedang duduk disebuah ruangan yang gelap.hanya mengandalkan intuisinya dia bisa tahu bahwa langkah kaki yang berjalan masuk kedalam ruangannya adalah langkah kaki milik Granger.

Ruangan itu sangat gelap,hanya siluet hitam yang bisa terlihat.

Pria tua itu sedang duduk,ada sebuah meja kecil didepannya.

Dinding ruangan dipenuhi oleh berbagai benda yang jika dilihat dari siluetnya merupakan sebuah senjata yang dipajang diseluruh dinding.

" Bagaimana kabarmu?."

Suara pria itu terdengar berat,usianya sekitar enam puluhan.Granger tak bisa melihat dengan jelas wajah pria tua itu,tapi dia sangat mengenal pria tua itu.Orang yang memungutnya saat tragedi sepuluh tahun yang lalu.saat itu pria tua dihadapannya masih seorang pria gagah yang bertarung melawan para iblis yang menyerang kota mereka.

" Sudah lama kau tidak pulang.kau pasti sangat sibuk,mengingat kau sekarang adalah ksatria kelas atas "

Sesekali pria itu batuk,diusianya sekarang,berbagai penyakit kecil sering datang.

Granger hanya menanggapi dengan tatapan teduh.diruangan yang begitu gelap.dua mata seolah saling bertatap,seakan kegelapan tidak menghalangi pandangan mereka.

" Bagaimana kabarmu?. " Pria tua itu bertanya lagi.

" Aku baik. " 

" Dan bagaimana dengan kabar Alucard?. "

" Dia masih hidup."

Pria tua itu tertawa diiringi batuk kering.

" Mulutmu masih seperti dulu."

Dalam kegelapan,tangannya bergerak menyodorkan Granger sebuah benda yang cukup besar.

" Aku sudah selesai merakitnya.ini sangat cocok untukmu "

ARPEGGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang