Gusion terdiam.Dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Granger.Granger menyipitkan mata dengan tidak senang.Akan lebih baik jika Gusion tetap diam sehingga dia tidak akan salah sangka oleh pemikirannya sendiri.
Apakah yang Gusion lakukan ini karna Gusion mencintai dirinya?.Pertanyaan itu lebih baik dia jawab dengan asumsi sendiri. Jawabannya adalah tidak.Dari segimanapun Granger tidak bisa melihat cinta didalamnya.
Gusion menghela nafas setelah lama terdiam.Kemudian mengangkat kelopak matanya untuk bersitatap dengan Granger.
" Aku tidak tau apa ini cinta atau bukan.Tapi jika ingin bersamamu adalah sebuah cinta,maka kau bisa menganggap bahwa itu adalah cinta." Ucap Gusion akhirnya.
Granger semakin menyipitkan matanya.Kemudian tersenyum sumbang.
Cinta apanya.Entah itu cinta atau bukan,Granger sudah tidak peduli lagi.Baginya Gusion hanya orang gila aneh,rasa yang dia punya untuk pria itu sudah jauh tertinggal dimasa lalu.
Tampaknya Granger sudah malas berdebat,dia juga sudah malas berkata-kata lagi.Granger memilih untuk berdiri dan melangkah menuju jendela.
Granger menatap keluar jendela, pemandangan yang bisa lihat hanyalah pepohonan dan reruntuhan bangunan disekitar.Melihat dari posisi dimana dia berada sekarang, tampaknya dia sedang terkurung disebuah bangunan yang besar.Granger melirik kebawah,tempat dimana dia berdiri sekarang berada diketinggian sekitar dua puluh kaki,itu berarti bangunan ini bukan merupakan bangunan satu lantai.Reruntuhan bangunan yang terlihat dari jendela juga bukan reruntuhan biasa,tampak seperti sebuah gapura raksasa dan juga altar yang luas yang sudah hancur dan berlumut.
Melihat dari struktur dan gaya bangunan, terlihat bergaya klasik tapi telah termakan usia.Granger merasa tidak asing dengan beberapa hal yang dia lihat,tapi dia tidak bisa mengingat dengan begitu jelas.
Setelah cukup lama berpikir,Granger akhirnya melirik Gusion.
" Dimana ini?."
Gusion berdiri,berjalan menghampiri Granger.
" Kau tidak perlu tau."
Jawaban Gusion membuat Granger menyipitkan matanya dengan jengah.Terlebih melihat Gusion yang berjalan mendekat kearahnya.Granger segera ingin menyingkir tapi Gusion lebih cepat bergerak,Gusion mencekal tangan Granger.
Kedua tatapan mereka beradu dengan percikan api didalamnya.
Granger dengan jelas menunjukkan ketidak senangan terhadap Gusion yang berani menyentuhnya dengan sesuka hati.Dia berusaha melepaskan cekalan tangan Gusion.
Gusion menajamkan tatapannya,lalu tiba-tiba dia menarik Granger hingga Granger jatuh kedekapannya.
Granger terkejut.Dengan segera dia menjauh diri.Granger langsung mengayunkan satu kaki,menendang betis Gusion dengan keras tanpa peringatan.
Bunyi tulang kering yang bertabrakan terdengar keras.Tidak hanya Gusion,Granger juga merasakan rasa sakit yang sama dikakinya akibat tendangan yang dia lakukan sendiri.
" Apa yang kau lakukan,sup kentang?." Gusion bertanya dengan meringis.
Granger mendengus.Diam-diam juga meringis karna ulahnya sendiri.
" Jangan menyentuhku." Ucap Granger dengan sinis.
" Peringatan yang sangat terlambat.Aku sudah menyentuh setiap bagian dari tubuhmu.Tidak ada lagi yang harus kau jaga dariku."
Nafas Granger menderu penuh dengan kemarahan.Rasanya dia ingin memukul wajah tengil Gusion saat ini juga.
" Kau adalah milikku." Setelah berkata seperti itu.Gusion mendorong dan menyudutkan Granger kebingkai jendela. " Aku berhak menyentuhmu dimanapun aku mau."

KAMU SEDANG MEMBACA
ARPEGGIO
FantasyBxB alias boy Love Gusion X Granger. Dia pernah jatuh cinta secara impulsif,dan patah hati secara impulsif pula. Granger jatuh cinta untuk pertama kalinya,tapi hatinya dipatahkan dengan sedemikian rupa oleh Gusion.Perasaan cinta itu berubah menjadi...