DIA

432 34 1
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Assalamualaikum para pembaca, budayakan follow dan vote serta komen ya.

Karna follow, vote Dan komen adalah bentuk dukungan kalian terhadap aku si penulis baru.

Budayakan pencet bintang dulu sebelum membaca.

Bantu follow :
IG :  @wattpadaqilahaeni
IG : @Khadijah.hawa19
IG : @Azaki.alhussein
Tiktok : IbunAqilah

















































Terlihat gadis berumur 17 tahun dengan abaya hitamnya itu tengah menuangkan teh itu ke dalam gelas.

Hari ini, Kakak nya akan pulang dari Kairo. Raut wajah senang terlihat di wajah gadis itu, bahkan sedari tadi dia tersenyum simpul.

Terdengar suara klakson dari luar, Khadijah terlihat antusias ketika mendengar suara Umi yang memanggil namanya dari ruang tengah.

Setelah menuangkan teh itu, gadis cantik dengan mata indah itu menuju ruang tengah. Mata nya berbinar ketika melihat seseorang yang di tunggu selama 4 tahun tidak pulang itu.

"Dek," panggil seorang pria yang kini melepaskan pelukan uminya itu, ia menghampiri gadis cantik yang ternyata sudah terlihat seperti gadis remaja yang sudah dewasa.

"Masyallah, cantiknya, seperti Umi, ini mah kembaran Umi ini," ujarnya sambil memeluk adiknya itu. Mengusap kepala Khadijah gemas.

"Jangan cepat besar dong, baru saja di tinggal 4 tahun sudah besar saja." Khadijah terlihat kesal karena Gus Asher yang terlihat sangat gemas padanya.

"Sudah mas, adek nya jangan di goda terus, ayo duduk dulu." Ajak Umi Haniyah, semua anggota keluarga pun kemudian duduk di sofa ruang tamu.

Sedangkan Khadijah, dia kembali ke dapur untuk mengambil teh tadi. Selepas dari dapur tadi, dirinya kini menuju ke ruang tengah sambil membawa nampan berisi teh.

Khadijah terlihat senang sampai -sampai tidak memperhatikan jalan dan menabrak seseorang, menyebabkan kan teh panas itu mengenai seorang pria.

"Astaghfirullah, maaf maaf," ucapnya panik, apalagi terlihat pria itu menahan nampan agar tidak terjatuh dan menyebabkan kemeja cream itu basah dan tangan pria itu terkena siraman teh panas.

Khadijah langsung membantu dan menaruh nampan itu, ia kemudian berusaha mengibaskan tangan nya kepada tangan pria yang tampak merah itu.

"Maaf banget, aku nggak sengaja, ya Allah, pasti ini perih banget," ujar nya dan kini melihat siapa pria itu.

Mata nya langsung membulat ketika tau siapa pria di hadapannya, "Tidak papa Ning, yang penting Ning nya tidak terkena Air teh panas itu," tuturnya yang kini berusaha menggulung lengan kemeja itu.

Khadijah langsung sadar, "Aku bantu Gus," kini berusaha membantu Gus Zaki menaikan lengan kemeja nya. Gus Zaki hanya memperhatikan Khadijah.

CINTA KHAZI (Terbit Versi Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang