GUS GALAK

214 18 3
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

.
.
.
.
.
.

Assalamualaikum para pembaca, budayakan follow dan vote serta komen ya.

Karna follow, vote Dan komen adalah bentuk dukungan kalian terhadap aku si penulis baru.

Budayakan pencet bintang dulu sebelum membaca.

Bantu follow :
IG : @wattpadaqilahaeni
IG : @Khadijah.hawa19
IG : @Azaki.alhussein
Tiktok : IbunAqilah

















































































Terlihat gadis cantik yang tengah menghela nafas panjang, ia tengah membaca laporan keamanan pondok.

Kepala nya pusing, setelah shalat subuh tadi. Dirinya justru malah harus membaca laporan yang menumpuk, dirinya ingin menangis.

Apalagi hari ini adalah hari pertama masa halangan atau haid nya datang, Khadijah beberapa kali memijat pelipisnya yang terasa pusing itu.

Ia juga memijat pinggang dan berusaha menahan rasa sakit di perutnya, setelah berkutat dengan banyaknya laporan selama satu jam. Gadis cantik dengan bola mata indah itu kini menuju ke ndalem.

Khadijah ingin langsung mandi dan tidur, hari ini dia akan memilih untuk tidak masuk sekolah. "Dijah," panggil seseorang ketika Khadijah ingin menaiki anak tangga itu.

"Kamu nggak sekolah hari ini?" Tanya kakak iparnya itu sambil mendekati Khadijah. Safiyyah memperhatikan wajah Khadijah yang sedikit pucat.

"Kamu haid?" Tanya nya dan Khadijah mengangguk.

"Aku izinkan ya? Tapi, nanti kamu ujian susulan." Khadijah seketika baru ingat bahwa hari ini adalah hari ulangan bahasa arab.

Gadis cantik itu menepuk jidatnya pelan, Safiyyah yang melihat itu hanya meringis pelan. "Sebentar, aku mandi dulu, tungguin." Ujarnya sambil buru-buru naik ke lantai dua untuk berbesih dan memakai seragam nya.

"Tapi kan, ya udah aku tunggu." Kini Safiyyah menuju ruang makan yang terlibat sudah ramai dengan beberapa anggota keluarga yang sedang menyantap makanan pagi ini.

Selang sepuluh menit, terdengar sebuah langkah yang kini menuju ke arah ruang makan itu.

Khadijah duduk di samping khamil kembarannya, khamil memperhatikan wajah saudara kembarnya yang sedikit pucat itu.

"Datang bulan?" Bisiknya dan Khadijah mengangguk.

Khamil tampak mengangguk dan berdiri, cowo yang hanya beda lima menit lahir dari nya itu kini mengambil gelas yang sering Khadijah pakai.

Tampak khamil menuangkan air panas dan air dingin ke gelas itu, Khadijah hanya memperhatikan sambil menyantap nasi goreng buatan uminya itu.

Khamil mendekati Khadijah, ia memberikan gelas itu. Tanpa bicara, tanpa menyuruh. Khamil memang selalu peka kepada Khadijah kalau sedang sakit.

CINTA KHAZI (Terbit Versi Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang