berdebat an dua gus

242 19 3
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

.
.
.
.
.
.

Assalamualaikum para pembaca, budayakan follow dan vote serta komen ya.

Karna follow, vote Dan komen adalah bentuk dukungan kalian terhadap aku si penulis baru.

Budayakan pencet bintang dulu sebelum membaca.

Bantu follow :
IG :  @wattpadaqilahaeni
IG : @Khadijah.hawa19
IG : @Azaki.alhussein
Tiktok : IbunAqilah



























































































Tepat hari ini, sudah seminggu sejak kejadian menyebalkan itu. Khadijah tengah membawa sebuah semangka, Umi nya tadi menyuruh untuk di berikan ke ipar nya yang sekarang tinggal di rumah belakang ndalem.

Gadis cantik bergamis ungu muda itu, terlihat antusias bertemu sahabat sekaligus kakak iparnya. Lagian hari ini juga adalah hari libur, ia bisa leluasa bermain dengan iparnya itu.

"Ning Dijah," panggil seseorang yang berhasil menghentikan langkah gadis cantik itu.

"Eh, Gus Ilham. Iya Gus ada apa?" Jawabnya tersenyum.

"Assalamualaikum Ning, maaf saya lupa salam tadi." Ujarnya sambil membalas senyuman gadis cantik itu.

Khadijah menjawab salam itu, Gus Ilham. Pria berkulit kuning Langsat itu memperhatikan Khadijah yang membawa semangka besar itu,

"Tidak berat Ning?" Tanya nya dan Khadijah mengerti arti dari pertanyaan pria tampan di hadapannya itu.

"Hem? Oh ini, santai aja Gus, segini mah masih enteng." Ujarnya basa basi.

Gus Ilham sedikit mendekat, "biar saya saja, gadis cantik nggak boleh bawa berat-berat, nanti tangan nya sakit, keseleo kan nggak baik." Kata nya sambil merebut dengan pelan semangka itu.

"Eh, tapi gus-"

"Nggak papa Ning, lagian kita juga searah kan?" Kini Khadijah mengerti dengan kedatangan pria ini, ia pun mengangguk.

Memang jarak untuk sampai di rumah kakak nya itu agak jauh, jadi ya sudah lah. "Oh iya Ning, ini saya bawa kan oleh-oleh buat Ning nya." Sambil memberikan sebungkus plastik ke hadapan Khadijah.

"Ini apa?" Tanya Khadijah menerima bungkus plastik itu.

"Buka saja, buah favorit Ning." Jawab Gus Ilham tersenyum, Khadijah pun hanya mengangguk sambil mengecek isi bungkusan plastik itu.

Ia dapat melihat, ada kurma dan apel hijau malang itu. Khadijah sebenarnya merasa tidak enak di berikan hal seperti ini, "Dijah jadi nggak enak nih Gus, takut nggak bisa membalas pemberian Gus ini." Kini langkah mereka berdua terhenti.

"Bisa Ning, mau tau cara balasnya?" Khadijah tentu penasaran dan mengangguk antusias.

Gus Ilham tampak terkekeh gemas, "Jadi mantu untuk bunda saya," jawabnya jahil.

CINTA KHAZI (Terbit Versi Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang