17

4.4K 394 69
                                    

Shasa menepuk pundak Levi saat Erine mulai memasuki kelas nya dengan jalan yang tertatih-tatih "Si pincang akhirnya dateng juga. Liat tugas matematika minggu lalu dong" Erine memutar malas bola matanya, ia baru memasuki kelas dan keempat temannya itu malah meledek dirinya seperti itu. Ini semua salah Nachia. Gara gara Nachia, Erine jadi pincang seperti ini.

"Kak ci Erine, kamu pegangan yang erat ya. Soalnya Nachia teh mau ngebut" Erine hanya mengangguk lalu mencengkram hoodie Nachia dengan sangat erat "kenapa malah hoodie nya atuh yang di cengkram??peluk aja pinggang Nachia" Erine memutar malas bola matanya, tangannya beralih memegang pundak Nachia "gak mau ah, nanti Oline cemburu"

"Eh iya ya, nanti kak Nala juga bisa cemburu kalau liat kak ci Erine teh peluk peluk pinggang aku" Kalimat Nachia diakhiri dengan kekehan nya. "Ih emangnya Nala teh suka gitu sama kamu?"

Tanpa menjawab ucapan Erine, Nachia langsung mengayuh pedal sepedanya "berisik ah, itu mah niatnya ngeledek bukan nanya" Erine tertawa dengan sangat keras. "Da pasti enggak kan jawabannya juga. Kamu teh masih kelas 9 SMP Na. Jangan pacar pacaran mulu atuh pikirannya"

"Dih, naon sih ci. Emangnya yang boleh pacaran teh cuman anak SMA? Da anak SMA teh sama sama masih kecil atuh ci. Yang udah gede mah yang udah kuliah atau kerja ci. Nah kalau yang tua tuh yang rambut nya udah berubah jadi putih" Nachia menggelengkan kepalanya, ia tak habis pikir dengan apa yang Erine pikirkan tentang anak SMP.

"Enggak gitu Nachiakh. Kan SMP mah masih masa masanya cinta monyet atuh. Beda sama SMA" Nachia tertawa kecil "apa beda nya atuh ci,Emangnya SMA teh bukan cinta Monyet? Da SMP sama SMA teh sama sama cinta monyet atuh ci. Aneh da si kak ci Erine mah"

Erine mendengus sebal lalu memukul pundak Nachia hingga berbunyi 'bugh'. Nachia meringis kesakitan karna pukulan itu. "Aduh sakit atuh ci" Erine memutar malas bola matanya "kamu sih, jadi orang teh meuni nyebelin banget"

"Kak ci Erine, pegangan yang erat ya? Aku mau lebih ngebut" Erine hanya berdehem sebagai jawaban "kalau nanti kita berdua jatuh, kamu harus tanggung-jawab ya. Oline masih tidur di dalem, jadi dia gak bisa ngelindungin aku kalau kita berdua jatuh. Kamu ngajak sepedahan nya pas yang lainnya masih pada tidur sih"

"Ya namanya juga bosen atuh ci, daripada diem mulu di dalem Villa sambil nungguin yang lainnya bangun. Mending kita langsung sepedaan aja berdua. Mumpung ada kan sepeda nya juga" Nachia tersenyum, menyeringai.

"Ihhh edan sia mah Nachia. Ini teh turunan, Jangan terlalu ngebut atuh. nanti kita jatoh" Nachia tertawa sambil terus mengayuh pedal sepeda nya. "Gabakal atuh ci, kamu tenang aja"

"Ihhh Nachiaaa, aku beneran takut kita berdua jatuh" Erine mencengkram pundak Nachia. "Enggak bakal ci, kita gak bak-"

'GEDUBRAK'

Erine dengan cepat menggelengkan kepalanya. Mengingat kejadian saat dirinya dan Nachia terjatuh dari sepeda membuat Erine kembali merasa kesal. "Ihhh ini semua gara gara si Nachia, emang batu banget tuh anak"

Erine membuka tas nya, ia mengeluarkan buku matematika lalu menyimpan buku itu di atas meja yang kini sedang di keliling oleh keempat temannya. "Nih, kemarin malem gue di bantuin Oline buat ngerjain semua tugasnya"

Mencintai Secara ugal ugalan (Orine) [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang