DUA

8.7K 36 1
                                    


Kedua orang tua mereka sama sama berprasngka buruk. Sama sama mengira menantu mereka lah yang tidak bisa memberikan keturunan, tanpa ada sedikit pun mencari tahu dari awal atau menyarankan tes kesuburan dan sebagainya. Mereka hanya menduga dan menuduh dengan sangat kejam agar anak nya bukan menjadi pihak yang disalahkan.

Begitu mendengar omongan pedas seperti itu, ada banyak pikiran yang berkecamuk diantara keduanya. Baik Maira maupun Denis hingga kunjungan mereka justru membawa rasa yang kurang nyaman bahkan hingga pulang.

Tekanan yang mereka alami membuat fokus Denis juga terganggu selama beberapa Hari di kantor nya. Begitu juga Maira, Hanya saja maira lebih jago menyembunyikan perasaan nya, hingga satu waktu, ada sebuah cerita yang didengar Denis ketika jam istirahat dikantor nya. Tidak mendengar langsung, tapi menguping ketika ada bebereapa karyawan lain yang sedang makan di kafetaria dan duduk dibelakang nya. Inti percakapan itu adalah si karyawan ini akhirnya mendapatkan momongan setelah 7 tahun menikah karena berobat ke sebuah kampung. Denis mendengar dengan jelas lokasi nya, dan langsung mengingat dan memindahkan semua data yang dikira nya penting itu ke handphone nya. Tidak banyak lagi info yang didapatkannya, sehingga sepertinya Denis harus mencari tahu sendiri sisa nya. Dia tidak mau bertanya langsung karena menurut nya, momongan yang tidak kunjung didapatkan merupakan sebuah aib bagi nya. Iya, Denis juga menginginakn momongan, semua dikeluarga itu menginginkannya sepertinya.

Sabtu pagi, bermodalkan alamat yang didapatkannya itu, Denis pun berangkat ke Desa itu. Sangat jauh, bahkan setengah jam sebelum masuk lokasi, sinyal handphone pun tidak tersedia, bukan Hanya satu provider, tapi sepertinya seluruh provider karena 2 provider berbeda yang dipakai Denis tidak bisa digunakan, dan kehidupan disana juga masih seperti puluhan tahun lalu. Letaknya di kaki gunung. Berjarak sekitar 3 jam dari kota nya. Tapi karena tekat yang sangat kuat untuk mendapatkan info itu, Denis pun mengusahakannya. Bahkan dia pagi tadi tidak mengatakan tujuan nya kemana kepada istrinya maira. Ini dilakukannya karena Denis juga tidak ingin maira tahu lebih dulu sebelum Denis mendapatkan info sejelas jelas nya.

Akhirnya dia pun sampai. Sebuah plang bertulis tangan menggunakan cat seadanya. Rumah Harapan Depan. Tidak sulit menemukannya karena banyak warga disana yang mengetahui tujuan Denis. Dia disambut oleh sepasang suami istri, pak Martinus dan Bu Tini. Dengan perangai khas orang desa pada umum nya dengan pakaian sederhana, terutama pak Martinus yang menggunakan sarung dan kaos saja. Mereka terlihat berjarak umur yang cukup jauh sepertinya karena bu Tini terlihat jauh lebih muda dari pak Martinus.

Singkat cerita setelah Denis menceritakan masalah nya, pak Martinus dan bu Tinin langsung mengerti. Tidak sulit baginya menceritakan seluruh nya karena ini tempat baru dimana tidak ada keterkaitan dengan orang atau kolega yang dikenal nya.

"Kita bisa bantu dengan beberapa syarat" ucap pak Martin. Dia membuka suara.

Ada beberapa persyaratan, dan Denis harus segera mengambil keputusan. Jika memang setuju dan ingin menjalankan pengobatan ini, besok dia sudah harus membawa istrinya kesini.

Sepanjang jalan Denis memikirkan tentang beberapa syarat yang disebutkan pak Martin tadi. Istrinya, Maira pun akhirnya diberitahu tentang rencana Denis. Awal nya tampak Maira kekeuh tidak perlu berobat, hingga kemudian pertahanan nya jebol juga. Dia tidak bisa membohongi keinginan dan ketakutan nya berpisah dengan Denis apalagi Hanya perkara momongan yang tidak kunjung datang. Hingga akhirnya ketika Denis menceritakan apa saja syaratnya, Maira cukup bingung harus setuju atau nggak. Ini termasuk sangat berat bagi dia.

"Tapi masa harus tinggal disana 2 minggu mas"

"Iya, syarat nya begitu. Mereka bilang jadi pengobatan nya bisa maksimal dan kemungkinan keberhasilan nya diatas 90%" ucap Denis yang terlihat yakin dan ingin meyakinkan Maira. Mendengar itu, maira juga tergiur dengna persentase keberhasilan yang sangat tinggi.

"Gimana sayang?"

"Tapi mas ga papa harus tinggal sendiri disini?"

Iya, selain syarat harus tinggal disana selama 2 minggu, yang diperkenankan disana hanya orang yang akan berobat saja. Sedangkan Denis hanya bisa mengunjungi nya ketika Hari minggu itu juga tidak bisa menginap karena izin pendatang hanya diperbolehkan menginap dirumah pak Martinus dan bu Tini, tidak dirumah warga lain, dan melihat rumah mereka yang tidak begitu besar juga membuat Denis berpikir ada benar nya.

Selain syarat yang cukup berat itu, ada syarat lain yang harus mereka lakukan termasuk malam ini.

Istri sudah setuju akan menjalankan pengobatan ini, dan persetujuan maira sudah didapatkan Denis.Mereka harus berhubungan badan malam ini atau selambat lambat nya besok pagi sebelum berangkatTidak ada membawa handphone atau elektronik lain karena tidak akan bisa juga digunakan disana.Hanya membawa pakaian secukupnya.Menyetujui seluruh program kehamilan ini dan tidak ada alasan untuk berhenti hingga prosedur benar benar selesai

BOOK 50 - PENGOBATAN YANG DI INGINKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang