Chapter 2

287 27 0
                                    

Tropical Botani Garden tidak pernah sepi dari pengunjung, apalagi di musim semi seperti ini. freen sengaja menghabiskan waktu sorenya di taman ini untuk menikmati cuaca cerah kota bangkok sekaligus melihat matahari terbenam.


setelah memastikan matahari tenggelam dengan sempurna, freen pun mampir ke kedai kopi langganannya yang tak jauh dari taman tersebut. udara malam hari yang semakin dingin membuat freen membutuhkan minuman hangat untuk mengembalikan suhu tubuhnya.


freen mendorong handle pintu cafe, suara lonceng yang menandakan pelanggan masuk menyapa indera pendengarannya. mata freen sontak mengabsen seluruh penghuni ruangan, nampaknya cafe tersebut saat ini sangat ramai hingga ia tidak menemukan satu meja pun yang kosong.


freen tak mempermasalahkan itu ia bisa melakukan take away dan menikmati kopinya di perjalanan pulang. freen yang melihat tak ada antrian di kasir, langsung menuju tempat itu dan memesan minuman.


"aku mau, cinnamon ameracano 1. yang large." tanpa melihat buku menu freen menyebutkan minuman yang ingin ia pesan. wanita itu tidak membutuhkan waktu lama untuk berfikir, karena ia tidak pernah mengganti pesanannya sejak pertama kali datang ke cafe ini.


kasir wanita yang ada di hadapannya tersenyum, lalu menatap layar kasirnya. namun pada saat wanita itu ingin memasukkan pesanan freen ke mesin. 1 pria dengan tubuh tinggi tegap menginterupsi pesanannya.

"tolong diganti dengan caramel machiato less sugar." 


caramel machiato less sugar?

freen yang sempat nge lag beberapa detik langsung melihat ke arah pria yang berada di sampingnya, yang ia sendiri tidak sadar sejak kapan.


"phi" mata freen membulat sempurna kala menangkap sosok yang sangat ia rindukan.

"berhentilah meminum sesuatu yang tidak enak. kak sama tambah cafe latte yang large satu yah." saint mengabaikan freen yang masih tercengang dengan kedatangannya.


setelah membayar pesanannya, laki-laki itu menarik tangan freen dengan lembut menuju meja yang di persiapkan khusus untuk mereka.


freen yang tersadar bahwa beberapa saat lalu tak ada 1 pun meja kosong, langsung menoleh kesana kemari.

"tenanglah, bagaimana keadaanmu?"


freen langsung memusatkan perhatiannya kepada saint setelah mendengar pertanyaannya, "i'm fine." jawabnya terbata.


"phi sendiri sedang cuti? bukankah seharusnya masih tugas di chiang mae?" tanya freen mengalihkan perhatian. entah wanita itu tak ingin membahas sakitnya, sekalipun itu dengan kakaknya sendiri.


"freen." saint yang sudah mengerti taktik freen, menatapnya dengan penuh peringatan. 


beberapa hari lalu saint mendapatkan tugas dari kedua orang tuanya untuk menanyakan keadaan adiknya itu, karena freen tidak pernah sekalipun berbicara tentang penyakitnya dengan siapapun termasuk saint dan kedua orang tuanya. freen akan berusaha terlihat kuat di depan semua orang karena mungkin wanita itu tidak ingin membuat mereka khawatir akan kondisinya.

Antara Hidup & MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang