Chapter 8

191 28 2
                                    

setelah meninggalkan jennie dan irene, becca berkendara dengan hati yang sangat gunda. pesan teks dari arlot yang memberi tahukan bahwa 2 hari lagi dia akan sampai di thailand sukses membuat hati becca kembali risau. becca tidak akan bebas lagi keluar rumah, setiap kegiatan sehari-harinya akan di pantau, bahkan arlot akan menelfonnya jika telat pulang ke rumah.


jari-jari becca terus mengetuk kemudi mobil, setelah memarkirkan mobilnya. becca baru sadar bahwa ia ternyata saat ini berada di parkiran bar yang sering ia kunjungi.

"kenapa aku jadi kesini? apa karena aku terlalu frustasi, sampai alam bawah sadar ku menuntun ku kesini." ucap becca berbicara pada diri sendiri, sambil memantau keadaan sekitar. hari sudah mulai gelap dan kini bar tersebut banyak kedatangan pengunjung.


setelah berpikir cukup lama akhirnya becca memutuskan untuk masuk. namun pada saat ia hendak beranjak dari kursi pengemudi, ingatan akan keberadaan freen di bar tersebut terlintas di benaknya sehingga becca kembali menutup pintu mobilnya.

"GILA! tapi freen kan ada disini, pasti dia belum pulang. gak-gak aku gak mau jadi bahan olok-olokan dia. lebih baik aku cari bar lain." namun pada saat becca ingin menghidupkan mobilnya, sesuatu kembali terlintas di benaknya yang kini menahannya untuk tetap tinggal.


"tapi ini kesempatan terakhir aku sebelum papa balik, urusanlah kalau ketemu freen juga mah. lagian aku kan gak sakit, dia yang sakit. mau habis berapa botol pun gak masalah dong. aku juga gak lagi jaga shift!" becca menarik kembali kontak mobilnya dan segera keluar dari mobil. kali ini ia benar-benar keluar.


becca menatap pintu masuk bar dengan mata yang berbinar, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini sebelum semua kembali ke setelan awal yaitu kehidupannya akan di atur oleh arlot.

"let's go, kita party hari ini becc sampai pagi! yuhu." seru becca sambil mengangkat tas jinjingnya ke atas. dengan langkah jenjang dan senyum merekah becca memasuki area bar dengan sangat antusias.


"phi, ruangan vip yang small ada yang kosong gak?" tanya becca kepada bartender yang berdiri di balik meja bar.


"ada khun, mari saya antar." becca pun mengangguk kegirangan, ia beruntung karena ruangan best seller itu masih tersedia. becca juga gak mau mengeluarkan banyak budget untuk menyewa ruangan yang lebih besar karena ia hanya akan menempati ruangan tersebut seorang diri.


mengapa harus ruangan vip? karena becca gak mau menanggapi godaan orang-orang tidak jelas yang memanfaatkan keadaannya untuk kepentingan diri mereka sendiri.


becca mengikuti langkah sang bartender dari belakang sambil mengindai semua tempat, mengawasi jangan sampai ia bertemu dengan wanita resek yang paling ia hindari yaitu siapa lagi kalau bukan freen.


"hayoo mau ngapain kesini." becca terperanjat, tidak ada angin tidak ada hujan orang yang sangat ia hindari kini sudah berjalan ber iringan dengannya.


"ka~ kamu sejak kapan disini." becca dengan sorot mata menuduh menunjuk ke arah freen.


freen tersenyum kegirangan

"sejak kamu keluar dari mobil yang terparkir di sebalah mobil ku." balas freen yang kini menahan lengan becca agar tidak terus berjalan.

Antara Hidup & MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang