Chapter 11

175 28 1
                                    

setibanya di rumah sakit, becca langsung menjelaskan apa yang terjadi dan meminta pihak rumah sakit untuk menjalan kan beberapa pemeriksaan atas rekomendasi dari nya. becca tidak bisa melakukan pemeriksaan secara langsung kepada freen karena ia tidak memiliki hak untuk memakai fasilitas (peralatan medis) yang ada di rumah sakit tersebut.


maka dari itu ia hanya bisa mendampingi freen saar ia sedang di kerumuni beberapa suster yang sedang mengambil sample untuk pemeriksaan.


setelah perawat itu selesai mengambil sample dan memasang selang infus, becca pun mendekati brangkar freen.

"kenapa di infus?" protes freen sambil mengangkat tangannya yang terdapat selang infus.

"wajah mu sangat pucat freen, kamu juga demam. istirahat sebentar yah disini, sambil nunggu hasil tes keluar." ucap becca memberikan penjelasan namun freen memasang wajah seperti tidak terima.


"becc, aku harus datang ke acara itu sekarang juga! aku udah gak papa kok, gak pusing, gak mual, gak mimisan juga kan?" pekik freen dengan mata yang mulai memerah, seperti nya ia sangat mengharapkan berada disana saat ini. tapi mau bagaimana lagi, becca juga harus menjalankan tugasnya sebagai dokter.


"kita akan pergi kesana setelah hasil tes nya keluar, aku gak mau ambil resiko. aku akan menghubungi yang lain untuk merubah jadwal acara nya menjadi sore hari, biar kamu bisa mengikuti kegiatan tersebut." saat becca berbalik badan untuk menghubungi teman-temannya yang kemungkinan sudah berada di lokasi, freen menahan lengan becca.


"apa?" tanya becca setelah kembali menatap freen.

"jangan di ubah, lanjutkan aja tanpa aku." ucap freen dengan nada rendah. matanya tak lagi bisa menatap ke arah becca. lebih tepatnya freen tidak ingin becca melihat kesedihannya.


becca menarik nafas dalam, sebenarnya ia tau apa yang di rasakan freen saat ini. tapi saat ini ia harus mengutamakan keselamat freen.


hati becca trenyuh, ia mengelus pundak freen dengan sangat lembut, "kita bisa melakukan video call dengan mereka, gimana?" freen pun mengangkat kepala dan menatap ke arah becca.


freen mengangguk lirih, walaupun ini bukan yang ia ingin kan tapi setidak nya ia bisa melihat prosesi kegiatan sosial yang harusnya ia hadari.


setelah berada di rumah sakit selama kurang lebih 5 jam akhirnya freen bisa pulang, tentu dengan persetujuan becca. saat ini mereka berdua sedang menuju panti yang letak nya hanya 10 menit dari rumah sakit tempat freen di priksa.


"ayo becc buruan." seru freen yang baru saja memasuki mobil. walaupun wajah perempuan itu masih pucat namun gerakan nya masih sangat lincah, mungkin karena fisiknya emang sudah di latih sejak dulu. jadi pasien kanker becca satu ini sedikit berbeda.


becca menggelengkan kepala sambil memakai seat belt nya, lalu menyalakan mobil dan menginjak pedal gas secara perlahan. tak menunggu lama mobil mazda hitam yang mereka tumpangi pun segera keluar dari area rumah sakit.


dalam perjalan becca beberapa kali melihat wajah tersenyum freen, nampak sangat jelas di matanya saat ini bahwa wanita yang ada di sampingnya itu bahagia namun secara bersamaan seperti menanggung beban yang sangat berat

Antara Hidup & MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang