Chapter 9

206 26 1
                                    

tepat pukul 22.30 malam, mobil becca yang di kendarai freen berhenti di depan rumah minimalis bernuansa american yang di balut dengan cat putih. untuk kesekian kalinya freen di buat takjub dengan selera yang di miliki becca.


"becc udah sampai, ayo turun?" ucap freen menggoyangkan tubuh becca yang masih setia menutup mata, ternyata  gadis itu terlelap sepanjang perjalanan.


"hhmm apa sih!" becca hanya menggeliat, tangannya menepis tangan freen yang bertengger di lengannya, tentu hal ini menggelitik perut freen.


tau jika becca kini sudah enggan untuk menanggapi apapun. freen berbalik membelakangi becca, tubuhnya di biarkan setengah jongkok sedangkan tangannya berusaha meraih tubuh becca yang ada di belakangnya.


"naik kepunggung ku, ayo!." ucap freen, tangannya masih berusaha menuntun becca agar naik ke punggungnya.


becca pun berpindah, walaupun sepanjang pergerakannya penuh omelan khas orang mabuk dan matanya masih tertutup rapat.


setelah di rasa aman, freen pun berdiri tegak. namun siapa sangka ternyata berat becca hanya seberat tas ransel tentaranya. sangking tidak percaya nya freen sampai mengayunkan tubuh becca ke atas beberapa kali.

"dokter jarang makan yah? kok enteng banget?" ejek freen yang tentu tidak di tanggapi oleh becca.


karena udara malam semakin dingin, freen buru-buru meembawa becca masuk ke dalam rumah.

"password kamu berapa?" tanya freen setelah mengetahui bahwa rumah tersebut memakai smart lock.


"hhhmmmm." becca hanya menggeliat tanpa menyebutkan passwordnya hal itu tentu membuat freen bingung. bagaimana jika mereka terus tidur di luar sampai pagi, bisa mati membeku mereka berdua.


freen berfikir keras, "tapi gak mungkin dia tinggal di rumah ini sendiri kan? pasti ada phoo dan maae nya atau kalau gak maid." akhirnya freen memutuskan untuk memencet bel yang tergantung persis di sebelah kirinya.


freen menekal bel tersebut beberapa kali namun tidak ada orang yang menyauti,

"beneran dia tinggal sendiri?" freen pun clingak clinguk di depan jendela depan siapa tau dari dalam ada tanda-tanda kehidupan, namun nihil di dalam tak ada satu pun cahaya yang terlihat.


"coba lagi deh kalau emang gak ada yang bukain aku bawa pulang ke rumah aja."

akan tetapi pada saat freen berniat menekan bel untuk yang terakhir kalinya, suara tombol khas pintu smart lock di tekan terdengar, freen tersenyum ternyata ia tidak jadi memboyong dokternya tersebut ke rumahnya.


"permisi....." antusias freen tak bertahan lama setelah melihat ekspresi orang yang berdiri di hadapannya saat ini hanya menatapnya dingin, bisa di bilang pria bule paruh baya di depannya ini sedang mengintrogasi nya lewat sorot mata.


freen terus mengikuti sorot pria paruh baya itu. kala melihat ke arah becca, melihat ke arah jam tangannya sampai melipat kedua tangannya di depan dada gerak gerik nya persis seperti phoo-nya saat memarahi freen.

apa dia phoo becca?


freen pun akhirnya menarik nafas dalam-dalam, pertama-tama ia harus memperkenalkan diri  kepada orang dihadpannya ini yang selanjutnya ia harus menceritakan apa yang sebenarnya terjadi agar tidak terjadi salah paham. namun pada saat freen membuka mulut, pria itu masuk ke dalam membiarkan pintu utama terbuka.

Antara Hidup & MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang