Kepala itu terbentur kuat ke dinding hingga mengeluarkan cairan merah yang membuat dress putih itu menjadi kotor. Tak puas samapai di situ, sang pelaku yang statusnya kakak kandung laki-lakinya itu menendang dada dan memukul wajah gadis mungil yang keadaanya sudah terbilang mengenaskan. Lelaki itu menggeram marah dan melangkah pergi tanpa ada rasa iba, sedangkan gadis yang meringkuk lemah di lantai menatap samar kaki yang mulai menghilang ditelan pintu.
Kepalanya sangat terasa berat-tenggorokan yang terasa amat tercekat, tubuhnya terasa remuk bahkan hanya mengeluarkan sepatah katapun sudah tak bisa. Mata itu tertutup untuk beberapa saat dan tak lama kembali terbuka-mendudukkan diri menatap sekitar tajam. Tatapannya sangat berbeda, serta aura yang dikeluarkan begitu menyiratkan sebuah dendam yang begitu besar.
Dengan mudahnya ia berdiri dan melangkah tanpa alas kaki keluar rumah. Istirahatlah sementara Nina sayang.
Hari sudah sangat gelap, ia terus melangkah menyusuri jalanan sepi itu dengan tatapan bergerak tajam ke berbagai penjuru.
Sebuah mobil berhenti di dekatnya, dan ketika pemiliknya turun tubuh Shenina meluruh kembali dan tak sadarkan diri.
"Anjir ini cewek kenapa!!" hebohnya saat mengecek keadaan Shenina yang terbilang sangat buruk. Sontak memukul-mukul kepalanya sendiri berapa kali pelan ssadar jika ia malah menatap saja, "Ah bego lo Ngga! Tolongin lah anjuy!"
Lelaki itu Angga Mbayang-bergumam sendiri. Mengangkat tubuh Shenina dan menaruhnya di mobil dan ia kembali mengendarai mobil tersebut.
°☆°
Angga baru saja pulang dari sekolah dan langsung menuju di mana Shenina dirawat. Ketika membuka pintu ternyata Shenina sudah sadar sepenuhnya, dan menoleh kearah Angga yang mendekat. "Eh Shen lo tidur aja sana. Istirahat."
"Mau buah Alpukat nggak? Gue bukain ya." Angga melempar tas ransel tepat ke atas sofa, sedangkan dirinya duduk di kursi yang tersedia di dekat brankar. "Lo tau nggak ini kali pertama gue bukain buah buat orang. Lo itu spesial."
Angga tersenyum cerah dengan kedua alis naik-turun bermaksud menggoda Shenina yang hanya menatapnya.
"Angga..."
"Apa sayangku?" Angga geli sendiri mendengar ucapannya barusan berbeda dengan matanya menatap tangannya yang sedang membuka Alpukat.
"Makasi ya udah mau tolongin aku. Tapi Angga, maaf-aku ngga bisa makan Alpukat." Sontak pergerakan tangan Angga terhenti, kepalanya mendongak lalu tersenyum kikuk.
"Nggak. Lo gak perlu minta maaf, gue yang bakal makan buah ini. Santai-santai." Shenina tersenyum tipis melihat Angga yang menyunyah buah yang sudah dipotong dengan wajah ceria.
"Oh ya Shen, lo udah gue izinkan ke kelas lo. Lo lagi sakit. Gue juga ada kasih tau Baskara, tapi katanya dia sibuk."
Baskara. Shenina tak masalah mengetahui lelaki itu tak datang sekedar menjenguk. Lagipula dirinya tak berharap lebih mengenai perihal itu, karena jika berharap sama saja menyakiti diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Shenina
RandomMengenai Shenina dengan seribu luka yang ia alami. Dia, si gadis drama yang penuh imajinasi. ☆Selasa 28 mei 2024☆ ( Sekilas info dari saya, judul tiap part saya ambil random yaa, semisalnya dalam satu kalimat ada 3 kata yaa saya ambil )