Rora berjalan di koridor kerajaan sembari memijat mijat dahinya yang sedikit sakit. Malam itu ia baru saja selesai rapat mengenai perubahan sistem pertahanan DARGHVEST.
"Ah, apa ini malam purnama?" Rora melihat malam itu terlihat sangat terang sekarang.
Rora masuk kedalam kamarnya sembari membuka jubah miliknya. Rora melihat anaknya tertidur pulas dengan snowie yang ikut tertidur dan di peluk oleh Chiquita.
Rora tersenyum sembari mendekati anak kesayangannya itu, ia mengelus lembut kepala sang anak lalu mencium keningnya.
"Tidurlah yang nyenyak sayang..."
❢❢
Asa sedikit menggerakkan badannya yang sedikit sakit itu sembari perlahan membuka matanya.
Ia melihat sekeliling dan matanya berhenti melihat seseorang yang tidur dengan pulas di samping.
Namun di saat yang sama pula, ia tersadar bahwa ia kembali ke ukuran yang tumbuh nya semula.
"Ah, apa Aku ketiduran karena menunggu purnama tadi malam?" Asa melihat Chiquita yang tidur pulas di atas tubuhnya.
Hal itu pula membuat Asa sedikit berhati hati agar ia tidak membangunkan anak lucu itu. Asa perlahan mengelus kepala anak itu membuat Chiquita sedikit bergerak mencari posisi nyaman.
Asa perlahan mengubah posisi tidurnya agar badan Chiquita tidak sakit. Asa tersenyum sembari kembali mengelus punggung Chiquita.
"Canny.. Apa kamu sudah terbangun?" Rora yang bergerak menggeliat akan tetap matanya tetap tertutup.
Tangannya sibuk meraba dimana sang anak berada, hal itu pula membuat Asa membeku saat Rora tidak sengaja memegang tangan miliknya.
"Kenapa tangannya menjadi sedikit besar?" Rora yang merengut dan terduduk.
Raja muda itu perlahan membuka matanya dan reflek berteriak saat melihat Asa, Asa pula reflek melemparkan sebuah bantal yang tepat mengenai wajah Rora.
"Hey kau ini apa apaan!?" Rora yang mengelus dahinya.
"Kenapa dirimu berteriak huh? Bagaimana nanti jika canny terbangun?" Asa yang ikut merengut.
"Kau ini siapa?" Rora yang menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa anakku berada bersama mu?" Ucap Rora lagi.
"Kau---
"Hey, berhenti lah... Kau terlalu banyak berbicara... Biarkan Aku menjelaskan padamu." Asa yang sedikit kesal karena Rora selalu memotong perkataan nya.
"Aku Asa..." Ucap Asa yang mengelus kepala Chiquita karena anak itu sedikit menggeliat.
"Asa? Namamu seperti tidak asing..." Rora yang menatap anaknya.
"Christie Eisa Morlgane..." Ucapan Asa itu membuat Rora reflek berdiri.
"Kau...
"Ya, Aku putri paduka Morlgane..." Asa memutar bola mata malas.
"Bagaimana bisa kau masuk kedalam wilayah kerajaan ku? Huh?" Rora yang tetap waspada.
"Tenang lah, bodoh... Aku bukan orang jahat... Dan lagi aku ini di sihir seseorang sehingga aku menjadi seekor kelinci... Lebih tepatnya aku snowie..." Ucap Asa yang berdecak sebal.
"Cih, kau berbohong kan?" Ucap Rora yang sedikit tidak percaya.
"Aku tidak pernah berbohong..." Asa kembali memutar bola mata malas sembari memperlihatkan kalung yang sama persis dengan milik snowie.
Hal itu pula membuat Rora sedikit lega, ia perlahan naik ke atas kasur.
"Jangan melukai anakku..." Ucap Rora.
"Hey, apa Aku terlihat seperti penjahat?" Asa yang kembali merengut.
"Lebih tepatnya kau terlihat seperti penyihir jahat..." Ucapan Rora itu di hadiahi lempar bantal oleh Asa.
"Tidak sopan berkata seperti itu pada seorang anggota kerajaan yang cantik seperti ku..." Asa kembali mengelus kepala Chiquita.
"Benar benar menyeramkan..." Gunggam Rora yang mengelus dahinya.
"Bagaimana bisa kau di sihir? Aku rasa itu sedikit aneh..." Tanya Rora.
"Empat tahun yang lalu seorang penyihir datang ke kerajaan ku dan menyihir seluruh anggota kerajaan terkecuali para kakakku dan istri nya... Penyihir itu hanya menyihir ayah dan mentri mentri lain sehingga mereka menurut pada penyihir jelek itu..." Ucap Asa yang bersandar.
"Dia sengaja mengutuk diri ku menjadi seekor kelinci agar para warga di sana percaya bahwa Aku benar benar tiada karena sakit... Sedangkan para kakak ku yang ingin memberontak itu tidak bisa apa apa... Penyihir itu hanya ingin harta dan juga tahta milik ayah..." Sambung Asa.
"Aku tidak tau kenapa si tua jelek itu hanya mengutuk ku... Tapi aku yakin para kakak kakak ku masih bersembunyi di hutan..." Ucap Asa.
"Dan... Bagaimana kau bisa kembali menjadi manusia seperti semula..." Ucap Rora yang heran.
"Kutukan akan patah jika seorang raja muda yang memimpin DARGHVEST mencium ku... Dan bulan purnama bersinar dengan terang seperti tadi malam..." Jelas Asa.
"Tunggu, sejak kapan aku pernah menciummu?" Rora terheran membuat Asa kembali mengingat hal tersebut.
"Kau ingat hari dimana canny meminta dirimu mencium ku seperti kau mencium pipinya? Kau... Tidak sengaja mencium bibir ku..." Entah kenapa Asa sedikit malu, begitu juga dengan Rora.
"A-ah? Benarkah? Maaf aku tidak tau..." Rora yang memalingkan wajahnya.
"Ya tidak apa... Berkat mu kutukan ku patah..." Ucap Asa.
Sebelum Rora hendak kembali berbicara, Chiquita yang berada di pelukan Asa itu merengek membuat Asa reflek mengelus punggung Chiquita.
"Eunggg..." Chiquita menggosok gosok matanya sembari menyipitkan matanya.
Ia membuka matanya saat melihat Asa yang tersenyum padanya dan tersadar dia berada di pelukan wanita itu sekarang.
"Em, hai?" Sapa Asa menaikkan kedua alisnya.
"D-dad..." Chiquita yang memanggil daddy nya.
"Tidak perlu takut, daddy di sini... Dia bukan orang jahat sayang... Dia snowie mu..." Ucap Rora yang membuat sadar Chiquita bahwa snowie tidak ada di sampingnya.
"Snowie?" Chiquita yang terlihat bingung.
"Iya sayang... Ini aku..." Ucap Asa yang masih tersenyum.
Vote and comment😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE'S (Rorasa)
Short Story∆tidak ada terkaitnya dengan idol asli∆ Rorasa G!P Futa