Rora sedang berbincang-bincang dengan mentri pertahanan nya, keduanya berjalan menuju taman kerajaan karena Chiquita dan Asa berada di sana.
"Kau sudah bekerja sangat keras, beristirahat lah..." Rora menepuk nepuk bahu kanan mentri nya.
"Ah, terimakasih tuan..." Mentri itu tersenyum sembari menunduk sekilas.
"Sayang, Berhati-hatilah nanti kamu jatuh..."
Suara lembut milik Asa itu membuat keduanya menoleh, mereka melihat Chiquita yang sibuk berlari mengejar kupu-kupu, sedangkan Asa memerhatikan Chiquita dan menjaganya.
"Canny seperti nya terlihat bahagia ya..." Celetuk mentri itu.
"Karena dia sedang bersama mommy nya..." Ucapan Rora membuat mentri itu menoleh kearahnya.
"Dia ibunya anakku..." Rora menjawab kebingungan sang mentri.
"A-ah ya?" Ucap mentri itu sedikit terkejut.
"Ya, aku bertemu dengannya tadi malam setelah selesai rapat... Aku menangkap wanita itu karena berusaha masuk kedalam istana, ternyata dia mencari Canny.." Rora yang bercerita singkat dan itu hanyalah cerita yang dibuat buat oleh sang raja.
"Ah, begitu ya..." Mentri itu mengangguk.
Lalu setelahnya ia pamit karena ia harus kembali mengurus pekerjaannya. Rora sendiri mendekati keduanya.
Tiba-tiba saja Chiquita tersandung membuat keduanya langsung mendekati Chiquita.
"Canny? Kamu tak apa? Apa ada yang terluka?" Asa yang langsung mengecek Chiquita.
Ternyata Rora kalah cepat dengan siluman kelinci galak itu.
"Canny tak apa mom.. Hehehe..." Chiquita yang terkikik.
"Anak daddy kenapa bisa terjatuh, hm?" Rora yang ikut berjongkok.
"Canny lelah berlari, jadinya jatuhh..." Ucap anak itu memeluk Asa.
"Kenapa kamu sekarang jadi suka memeluk siluman kelinci galak itu?" Ucapan Rora itu di balas cubitan oleh Asa di perut.
"Jaga ucapan mu sebelum aku benar benar mencakar wajahmu..." Ucap Asa dengan ketus.
"Cih, galak sekali..." Ucap Rora dengan suara yang kecil.
"Sayang, daddy akan ke kota, apa kamu ingin ikut?" Tanya Rora mengelus kepala anaknya.
"Ikutt.... Mommy ayo ikut jugaaa..." Chiquita yang mengajak Asa.
"Boleh ya daddy, mommy ikut dengan kita..." Chiquita menatap sang daddy.
"Baiklah baiklah, mommy galak mu boleh ikut dengan kita..." Ucap Rora.
"Tidak sopan..." Ketus Asa menatap tajam Rora kembali.
Jadilah keduanya berjalan keluar istana dan berjalan kaki memasuki kota. Tampak banyak yang memerhatikan Asa karena Asa menggendong Chiquita dan juga Rora yang sengaja menggandeng nya.
"Canny kemarilah, daddy akan menggendong mu.." Rora mengambil Chiquita dari gendongan Asa.
"Kasian mommy kamu, pasti dia keberatan menggendong mu, sayang..." Rora yang mencium pipi Chiquita karena anak manis itu sedikit merengut.
"Mommy, apa Canny berat? Maafkan Canny..." Anak kecil itu menatap Asa.
"Tidak sayang, kamu tidak berat.." Asa yang tersenyum.
"Kamu daddy gendong saja... Kasihan mommy kamu, sayang.." Ucap Rora saat anak itu menatap dirinya.
"Baiklah..." Chiquita menekuk wajahnya sembari memeluk leher Rora dengan perasaan sedih.
"Kemarikan dia, biarkan aku menggendongnya..." Asa kembali menggendong Chiquita.
"Tapi dia berat.... Sayang..." Ucap Rora yang sedikit menjeda kalimat nya.
"Biarkan anak kita bersamaku.. Aku tidak mau melihat anak kita menangis..." Asa yang mengelus kepala Chiquita.
"Baiklah baiklah, jika kamu sudah lelah, katakan padaku.." Rora yang mengalah.
Hal itu pula membuat Chiquita tersenyum lebar dan bersorak senang, ia memeluk leher Asa kembali.
❢❢
Rora menaruh Chiquita yang tertidur itu perlahan di kasur empuk milik mereka. Rora mencium kening anaknya lalu menyelimuti dirinya.
Asa sendiri memerhatikan perlakuan Rora, ia benar benar terlihat seperti ayah yang sangat sayang terhadap anaknya.
"Kau tidur lah disamping Canny... Ini sudah malam.." Rora melirik Asa, ia masih mengelus kepala Chiquita.
"Lalu dirimu?" Tanya Asa.
"Aku masih harus rapat dengan mentri mentri ku.... Dan aku bisa tidur di sofa..." Rora yang kembali berdiri dengan sempurna.
"Tidak, tidur lah di kasur juga... Kita bisa berbagi, biarkan Canny berada di tengah.." Ucap Asa.
"Aku tak apa..." Ucap Rora.
"Ini perintah." Ucap Asa.
"Kau tak bisa memerintahkan ku.." Rora tersenyum miring.
"Tapi aku mommy nya Canny sekarang.." Asa tersenyum miring.
"Cih, baiklah.." Ucap Rora memutar bola mata malas.
"Ngomong ngomong kau akan rapat apa?" Asa yang duduk di pinggir kasur.
"Rapat penting, seseorang dari kota Nevergeast tidak boleh tahu..." Ucapan Rora membuat Asa memutar bola mata malas.
"Cih, terserah padamu..." Ucapan Asa membuat Rora tertawa.
"Aku ingin mencari kakakku yang tinggal bersama ibu di sana.. Tiga tahun yang lalu aku mendapatkan kabar bahwa kakakku sudah menikah dan ibu sudah tiada..." Ucap Rora membuat Asa menoleh.
"Maka dari itu aku berusaha mencari dan membawanya pulang ke rumahnya ini.... Tetapi ia malah hilang kabar sejak menikah..." Ucap Rora yang menghela nafas.
Sedangkan Asa memerhatikan dirinya dan sedikit iba dengan makhluk yang menurutnya itu sangat menjengkelkan.
"Ngomong ngomong bagaimana sekarang kota mu?" Rora kembali menatap Asa.
"Aku tidak tau, sudah ku bilang... Aku sudah di kutuk sejak empat tahun terakhir karena penyihir itu..." Ucap Asa menatap intens Rora.
"Lalu bagaimana dengan saudara saudara mu?" Tanya Rora menaikkan sebelah alisnya.
"Terakhir aku mengikuti mereka, mereka berada di pedalaman hutan, bersembunyi dari penyihir... Itu sudah lama sekitar tiga tahun lalu sebelum aku tersesat di hutan karena mengikuti kunang-kunang di malam hari..." Ucap Asa lagi.
"Dasar aneh.. Siluman kelinci mana yang tersesat karena kunang-kunang..." Ucapan Rora itu dihadiahi bantal oleh Asa.
"Pergilah rapat, aku benar benar jengkel melihat wajahmu terlalu lama.."
Bonus
Vote and comment guys😉
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE'S (Rorasa)
Short Story∆tidak ada terkaitnya dengan idol asli∆ Rorasa G!P Futa