5

927 178 37
                                    

Chiquita masih tetap memperhatikan Asa yang sedikit berdebat dengan Rora perkara mereka keluar kamar atau tidak.

Ia sedikit tidak percaya bahwa snowie nya itu seorang wanita cantik yang sekarang berhadapan dengannya.

"Kau terlalu banyak bicara, tuan..." Asa memutar bola mata malas.

Ia tak sengaja melihat Chiquita yang diam menatap dirinya membuat Asa berjongkok dan tersenyum.

"Kamu kenapa diam, hm? Ada apa dengan mu canny?" Asa yang mengelus kepala Chiquita.

"Kamu... Beneran snowie canny?" Pertanyaan Chiquita itu membuat Asa terkekeh.

"Iya sayang... Kenapa? Kamu masih tidak percaya ya..." Ucap Asa.

"Kamu cantik..." Ucapan Chiquita itu membuat Asa sedikit tertegun, begitu juga dengan Rora yang menoleh.

"Boleh canny memeluk aunty?" Ucapan Chiquita membuat Asa mengangguk.

"Tentu, sayang.." Asa merentangkan kedua tangan nya.

"Hey hey... Jangan terlalu lama berpelukan dengan jelmaan kelinci itu..." Ucapan Rora membuat Asa menatap dirinya tajam.

"Apa maksud mu?!" Ucap Asa menaikkan sebelah alisnya dan menggendong Chiquita.

"Kau jelmaan kelinci yang sangat galak..." Ucap Rora.

"Berhenti berbicara sebelum aku mencakar wajah jelekmu itu, tuan.." Ucap Asa.

"Cih, menyeramkan... Canny ayo bersama daddy saja..." Rora mengambil Chiquita dari gendongan Asa.

"Hey, kenapa kamu merebutnya dariku?" Asa yang kini merebut Chiquita dari Rora.

"Nona, dia anakku.. Kenapa kau merebutnya lagi..." Rora merengut dan kembali mengambil Chiquita.

"Lalu? Apa masalahnya dengan ku? Canny saja tidak masalah..." Ucap Asa yang juga kembali menggendong Chiquita.

"Tapi dia anakku... Aku mengambil nya dari kelinci galak seperti mu agar anakku tidak berubah menjadi galak juga..." Rora yang mengambil Chiquita.

"Apa maksud mu, huh?! Canny pasti tertekan memiliki daddy jelek seperti dirimu.." Asa yang mengambil Chiquita kembali.

"Daddy aunty, canny pusing..." Celetuk Chiquita membuat keduanya berhenti bertengkar.

"Maaf sayang..." Serentak keduanya.

"Canny kamu mau di gendong daddy jelek kamu atau bersama aunty?" Ucapan Asa membuat Rora merengut.

"Apa maksud mu? Aku ini Raja yang memiliki paras rupawan ya... Kenapa kamu mengataiku jelek, huh?" Rora yang kesal.

"Karena dirimu jelek seperti pangeran katak..." Ucap Asa yang meledek.

"Hey!" Rora yang tidak terima.

"Eum, daddy... Boleh canny di gendong aunty ini?" Chiquita menatap daddy nya.

"Eh, kamu ingin di gendong aunty garang itu? Apa kamu tidak takut di cakar oleh nya? Kamu tidak sayang pada daddy lagi ya?" Rora yang memasang wajah dramatis.

"Drama sekali dirimu..." Asa memutar bola mata malas.

"Bukan gitu daddd.... Canny sangat sayangggg sama daddy.. Tapi canny boleh ya di gendong aunty ini..." Chiquita memasang wajah memelas menatap Rora.

"Baiklah, tapi nanti kamu bersama daddy ya.." Rora yang menghela nafas sembari mengangguk.

"Tentuuu daddyyyy..." Chiquita yang tersenyum lebar.

Hal itu pula membuat Asa tersenyum penuh kemenangan membuat Rora sedikit jengkel.

"Sudah ayo kita keluar... Kita harus sarapan..." Ucap Rora sembari merapikan rambutnya.

Tiba-tiba saja Rora menggenggam tangan kanan Asa membuat Asa sedikit tertegun. Ketiganya keluar dari kamar tersebut.

Saat mereka berjalan di koridor, para pelayan dan prajurit memperhatikan Asa yang di gandeng oleh Rora.

"Canny, panggil lah aunty galak ini dengan sebutan mommy..." Ucap Rora tanpa menatap keduanya dan tetap berjalan di sisi kanan Asa.

"Eh, mommy?" Anak kecil itu sedikit memiringkan kepalanya menatap sang daddy.

Asa pula sedikit bingung dan heran dengan apa yang Rora katakan.

"Iya sayang, agar semua yang berada di kerajaan ini tidak curiga dengan aunty mu..." Rora sekilas menatap keduanya.

"Ouhh, okeyy daddy..." Chiquita mengangguk patuh.

Asa sendiri hanya mengikuti saja, ia sengaja melingkarkan kedua tangan Chiquita pada lehernya.

"Selamat pagi tuan..." Ucap sang kepala chef yang sedikit heran melihat Asa.

"Pagi jeo.." Rora tersenyum tipis.

"Pagii paman jeooooo..." Chiquita yang menyapa sang kepala chef.

"Pagi princess..." Chef itu tersenyum.

Namun ia tetap memperhatikan Asa yang hanya tersenyum saja pada dirinya.

"Kau terlalu serius menatap istri ku, jeo.." Celetuk Rora membuat chef itu langsung menunduk meminta maaf lalu pamit dari sana.

Mereka bertiga duduk di tempat masing-masing, Rora yang duduk di kursi biasanya, sedangkan Asa dan Chiquita duduk di sebelah kanannya.

"Canny tidak suka sayur..." Ucap Rora saat Asa mengambil sesendok sayur.

"Itu jika dia bersamamu..." Ucap Asa yang menatap intens Rora.

Hal itu membuat Rora sedikit menyirit dan memperhatikan Asa yang mulai menyuapi anaknya.

"Canny tidak suka sayurrrr..." Chiquita menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Kan, sudah ku katakan..." Rora yang tersenyum miring sembari menyuapi sesendok makanan ke mulut nya.

"Canny... Apa kamu tau? Mommy pernah membaca buku cerita bahwa seorang putri yang suka memakan sayur pasti dia akan tumbuh menjadi putri yang sangat cantik... Dan lagi sebagai imbalannya dia akan bertemu dengan seekor unicorn..." Ucapan Asa membuat Rora merengut.

"Benarkah?" Chiquita melepaskan kedua tangannya.

"Iya sayang... Tapi jika kamu mau... Kamu harus banyak memakan sayurr.. " Asa yang mengangguk.

"Kalau begitu canny mau makan banyak sayur sekarang, supaya canny bisa bertemu unicornnnn..." Ucap Chiquita yang Asa tersenyum meledek menatap Rora.

"Tapi canny tidak suka, mommy..." Kini Rora yang tersenyum meledek menatap Asa.

"Sayur itu enak, sayang... Maka dari itu kamu harus mencobanya... Coba dulu ya? Mau ketemu unicorn kan?" Asa yang membujuk.

Chiquita mengangguk kecil dan memakan suapan Asa, ia mengunyah perlahan sebelum ia berhenti mengunyah.

"Bagaimana? Enakan, sayang?" Asa yang tersenyum.

"Eunggggg, enakkk..." Ucapan Chiquita membuat Rora sedikit terheran.

"Bagaimana?" Rora yang sedikit tidak Terima karena Asa dengan mudah membujuk anaknya untuk memakan sayur.

"The power of mommy... I'm win.." Asa tersenyum meledek sembari mengedipkan sebelah matanya.

























Vote and comment

EMPIRE'S (Rorasa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang